Lebaran Diaspora, dari Impor Janur Ketupat di Glasgow hingga Mudik di Inggris
Demi menikmati Lebaran yang semirip mungkin dengan di Tanah Air, WNI di Skotlandia dan Inggris melakukan beragam perjuangan. Mulai dari "mengimpor" anyaman janur ketupat hingga menempuh perjalanan jauh.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J, DENTY PIAWAI NASTITIE
·4 menit baca
DENTY PIAWAI NASTITIE
Warga diaspora Indonesia di Inggris menjalani shalat Idul Fitri berjamaah di Wisma Nusantara KBRI London, Senin (2/5/2021). Ini merupakan shalat berjamaah pertama setelah dua tahun absen karena pandemi Covid-19.
Seperti mahabintang, ketupat yang meliuk dan mendarat di atas meja disambut sorak sorai. Orang-orang mengerebunginya, sebagian mengajaknya berfoto bersama. Hanya karena terbungkus anyaman janur kelapa, ketupat jadi pusat perhatian dalam halalbihalal pelajar Indonesia di Glasgow, Skotlandia, untuk merayakan Lebaran 2022 bersama.
Para pelajar bersama keluarga mereka berkumpul dan bersantap siang di sekitar air mancur Stewart Memorial di Kelvingrove Park, taman yang terbuka untuk umum, Senin (2/5/2022). Letaknya sekitar setengah kilometer dari kampus University of Glasgow.
Umumnya, pelajar Indonesia di Glasgow membuat ketupat atau lontong untuk merayakan Lebaran di sana, tetapi tanpa janur. Daun kelapa digantikan plastik atau kertas alumunium foil. Itulah mengapa ketupat berbungkus anyaman janur jadi spesial di Glasgow.
KOMPAS/M PASCHALIA JUDITH J
Suasana halal-bihalal pelajar Indonesia di Glasgow, Skotlandia, pada Hari Raya Idul Fitri, Senin (2/5/2022). Beragam menu Lebaran hadir di atas meja di Taman Kelvingrove, Glasgow, dan menjadi sajian untuk makan siang bersama.
Bharoto Yekti bersama istrinya adalah "dalang" di balik hadirnya ketupat "original" tersebut. “Saya dan istri membuatnya dari kemarin pagi hingga sore. Saya membantu memasukkan beras ke dalam anyaman ketupat. Berasnya jenis beras Thailand yang dibeli di toko Asia,” tutur mahasiswa strata-III (S3) di University of Glasgow itu.
Istri Bharoto membawa anyaman janur ketupat langsung dari Indonesia, setelah membeli lewat lokapasar. Ia tiba di Glasgow pada 28 April, lalu mereka langsung memindahkan anyaman janur dari koper ke lemari pendingin.
Bagi Bharoto, Idul Fitri 1443 H adalah Lebaran perdana bersama istri dan anak di Glasgow. Tahun lalu, dia merayakannya tanpa keluarga. “Lebaran tahun ini berkesan karena saya dan istri dapat mengingat kegiatan masak-masak jelang Idul Fitri di kampung halaman di Semarang (Jawa Tengah). Kami biasanya membantu orang tua memotong-motong (bahan makanan) dan memasukkan beras ke ketupat,” tutur Dosen Film dan Animasi Universitas Multimedia Nusantara ini.
Begitu sampai di atas meja di taman, ketupat segera ditemani rendang, sayur nangka kuah santan kuning, lidah cabai hijau, oseng ikan sayur dan petai, sambal kentang, hingga pecel sayur. Mayoritas merupakan racikan dari dapur tempat tinggal para pelajar.
Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Greater Glasgow 2021/2022 Gilang Laksana Purnama menyebutkan, acara silaturahmi di Taman Kelvingrove baru direncanakan sehari sebelumnya. “Ada kebiasaan-kebiasaan yang hanya dilakukan saat Lebaran, seperti salam-salaman dan makan bersama. Para pelajar Indonesia mencari suasana itu, ditambah lagi terdapat kerinduan terhadap kehadiran keluarga,” katanya.
Para peserta duduk di atas rumput. Mereka melingkar dan mengobrol. Anak-anak mereka berlarian di sekitar taman dan air mancur.
Taman Kelvingrove cocok untuk tempat berjumpa di masa wabah karena merupakan area terbuka. Udara luar ruang yang dihirup di tengah musim semi juga terasa segar.
KOMPAS/M PASCHALIA JUDITH J
Suasana halal-bihalal pelajar Indonesia di Glasgow, Skotlandia, pada Hari Raya Idul Fitri, Senin (2/5/2022). Para pelajar beserta keluarganya tampak berkumpul dan bercakap-cakap bersama di Taman Kelvingrove, Glasgow.
Shalat berjemaah
Setelah dua tahun absen menghelat shalat Idul Fitri berjamaah karena pandemi Covid-19, Kedutaan Besar RI (KBRI) London membuka pintu kembali bagi diaspora Indonesia di Inggris untuk berkumpul dan berhari raya. Mengikuti shalat berjemaah di Wisma KBRI London, makan ketupat dan opor ayam, silaturahmi tatap muka, hingga puas berbicara dalam bahasa Indonesia, menjadi kenikmatan tiada tara bagi WNI di sana.
Sekitar 1.500 diaspora Indonesia, antara lain pelajar dan pekerja, berhimpun di Wisma Nusantara yang berlokasi di tempat prestisius di Bishops Grove, London, Senin lalu. Jemaah shalat Idul Fitri pun tidak hanya datang dari seputar London. Beberapa menempuh perjalanan jauh dari Birmingham, Leeds, York, Cambridge, dan Oxford.
Kalau di kampus, setiap hari harus bicara bahasa Inggris, di sini puas bisa ngomong bahasa Indonesia. (Putri Sakinah)
Salah satu yang menempuh perjalanan jauh yakni Putri Sakinah, mahasiswa magister sains di Universitas Birmingham. Ia bersama lima orang mahasiswa lain naik kereta selama dua jam dari Birmingham ke London.
Sampai di London, Putri menginap selama satu malam kemudian setelah shalat berjamaah di Wisma Nusantara, ia kembali ke Birmhingham. Ia semangat menempuh perjalanan jauh demi merasakan vibes Lebaran di negara orang. “Di KBRI London ini kan pusatnya orang Indonesia. Jadi, vibes Lebaran terasa,” katanya.
DENTY PIAWAI NASTITIE
Warga diaspora Indonesia di Inggris menikmati makan siang seusai shalat Idul Fitri berjamaah di Wisma Nusantara KBRI London, Senin (2/5/2021). Ini merupakan shalat berjamaah pertama setelah dua tahun absen karena pandemi Covid-19.
Menurut mahasiswa yang serig disapa Pusa ini, perjalanan dari Birmingham ke London terasa seperti sedang mudik. “Awalnya aku pikir lebaran di London nggak bakalan rame. Ternyata, rame banget. Kalau di kampus, setiap hari harus bicara bahasa Inggris, di sini puas bisa ngomong bahasa Indonesia,” jelasnya.
Ada pula Nisa Rainy (31) yang datang bersama Qi Adlan (32), suaminya, dan anaknya Ibrahim (4). Mereka menempuh perjalanan sekitar satu jam dari tempat tinggal di Killbern.
Meski tidak mendapat tempat di bawah tenda dan shalat dengan menggelar sajadah di atas rumput, Nisa bersyukur. Sebab, banyak temannya telat mendaftar dan tidak kebagian tiket. “Aku beruntung banget masih kebagian tiket," ujarnya.
DENTY PIAWAI NASTITIE
Warga diaspora Indonesia di Inggris menjalani shalat Idul Fitri berjamaah di Wisma Nusantara KBRI London, Senin (2/5/2021). Ini merupakan shalat berjamaah pertama setelah dua tahun absen karena pandemi Covid-19.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London, Khairul Munadi, mengatakan, sebelumnya sempat ada larangan dari Kementerian Luar Negeri untuk mengadakan shalat berjemaah. Namun, setelah mempertimbangkan kondisi pandemi yang berbeda di setiap negara, KBRI London mendapatkan restu menggelarnya.