Di Piala Dunia Qatar, Jangan Coba-coba Dekati Pemain Bintang!
Aturan ketat FIFA membuat saya gagal mengumpulkan tanda tangan dan berfoto dengan pemain bintang. Tetapi saya tetap bersyukur karena bisa jabat tangan dengan Cristiano Ronaldo dan melihat helai uban di janggut Leo Messi.
Jelang keberangkatan ke Qatar untuk meliput Piala Dunia 2022, saya tidak hanya mempersiapkan diri dengan membawa perlengkapan liputan, seperti laptop dan kamera. Melainkan juga membawa perlengkapan lain layaknya seorang fans sepak bola sejati yang hendak bertemu bintang sepak bola pujaannya.
Jadilah saya membawa beberapa jersei klub sepak bola Eropa, tentu bukan kualitas grade ori Thailand. Dengan harapan bisa dibubuhi tanda tangan pemain terkenal di lapangan hijau. Tidak ketinggalan spidol yang akan digunakan oleh sang pesepak bola menorehkan tanda tangannya di jersei yang saya sodorkan.
Peluang saya bertemu bintang-bintang sepak bola rasanya cukup besar. Karena ketika tiba di Qatar, saya mendapat notifikasi surat elektronik (e-mail) bahwa saya mendapat kesempatan menghadiri mixed zone untuk laga Portugal, Uruguay, Polandia, dan Swiss.
Tetapi apa daya, niat dan semangat untuk mengumpulkan memorabilia dari pemain bintang itu langsung kandas setelah hadir di pertandingan dan arena latihan tim.
Mixed zone adalah area yang menjadi jalur pemain menuju bus tim setelah pertandingan, sebelum meninggalkan stadion. Area ini adalah peluang bagi wartawan untuk melakukan door stop atau wawancara langsung kepada pemain.
Tak hanya di pertandingan, peluang juga hadir saat latihan tim. Saya telah mengatur agenda untuk mendatangi langsung latihan-latihan tim, mulai dari Belgia, Argentina, Brasil, Belanda, hingga Inggris. Latihan jadi momen yang lebih bebas dibandingkan pertandingan karena wartawan bisa lebih dekat berinteraksi dengan pemain.
Sebab, tidak ada tribune stadion yang menjadi penghalang wartawan dengan pemain dunia. Wartawan hanya dihalangi papan sponsor tim yang memisahkan antara lapangan latihan dengan sisi luar lapangan.
Tetapi apa daya, niat dan semangat untuk mengumpulkan memorabilia dari pemain bintang itu langsung kandas setelah hadir di pertandingan dan arena latihan tim. Pasalnya, ada aturan ketat yang dibuat FIFA terhadap wartawan demi melindungi para pemain.
Aturan itu, misalnya, larangan ketat bagi wartawan untuk merekam video, mengambil foto, hingga melakukan swafoto di mixed zone. Larangan itu jelas pukulan telak bagi kami, para wartawan.
Di luar pertandingan, wartawan yang memegang akreditasi sebagai wartawan tulis, juga dilarang merekam video dan mengambil foto. Hanya wartawan pemegang akreditasi wartawan foto yang diizinkan memotret.
Jika hal itu dilanggar, para petugas media FIFA siap berkeliling dan menegur wartawan tulis yang tetap “bandel” mengambil foto, meski hanya lewat telepon genggam.
Baca juga: Lidah yang Sulit Berbohong di Piala Dunia Qatar
Teriakan-teriakan peringatan, seperti “Tolong jangan video, foto, dan swafoto. Kalau kalian melanggar, kartu identitas kalian akan disita”, jadi suara yang selalu terdengar di mixed zone.
Di lapangan latihan memang tidak ada “ancaman” kartu identitas disita, tetapi tim media FIFA akan langsung mendata setiap wartawan yang melanggar.
Pada sesi latihan Portugal, jelang pertandingan melawan Ghana di laga pembuka Piala Dunia pada November lalu, saya melihat seorang wartawan tulis dari Uzbekistan didata oleh tim media FIFA yang bertugas di Portugal. Petugas media memfoto kartu identitas wartawan tersebut.
Saya tidak tahu efek dari “hukuman” yang sering diancamkan, karena wartawan itu masih saya jumpai di sisa laga babak penyisihan. Tetapi, memasuki fase gugur, rekan wartawan itu sudah tidak terlihat. Entah akreditasi liputannya yang dicabut atau memang sudah pulang lebih awal.
Baca juga: Berita Eksklusif Piala Dunia Qatar 2022
Dikelilingi “bodyguard”
Tak cuma masalah regulasi ketat dari FIFA. Federasi sepak bola yang memiliki megabintang, seperti Argentina dengan Lionel Messi, Portugal yang mempunyai Cristiano Ronaldo, Brasil dengan Neymar Jr, serta Polandia yang dihuni Robert Lewandowski, membekali empat megabintang itu dengan seorang bodyguard alias pengawal pribadi.
Para pengawal pribadi itu sudah tentu berbadan tegap dengan tinggi lebih dari 1,85 meter. Mayoritas dari mereka berkepala plontos. Untuk menghindari kesan sebagai pengawal pribadi, federasi sepak bola masing-masing membekali mereka dengan kaos polo berlogo federasi.
Kehadiran pengawal pribadi itu kian membuat wartawan sulit mendekati para pemain dengan performa individu menawan itu. Sebab, mereka tak pernah jauh dari sang bintang.
Mereka hadir setelah pertandingan selesai dan langsung mendampingi sang bintang ketika memasuki lorong ganti pemain. Pengawal pribadi juga akan mendampingi sang megabintang ketika berjalan melalui mixed zone.
Hanya empat pemain berstatus bintang itu yang saat berjalan di mixed zone didampingi pengawal pribadi. Pemain lainnya berjalan sendiri atau bersama rekan setimnya saat keluar stadion.
Kehadiran pengawal pribadi itu juga membuat repot wartawan yang ingin melakukan wawancara di mixed zone. Dengan sangat sigap, sang pengawal akan menjaga jarak antara sang bintang dengan kami yang menyodorkan ponsel ke dekat mulut pemain untuk menjawab pertanyaan.
Baca juga: Beli Tiket Piala Dunia dari Perjaka Patah Hati
Seusai Polandia mengalahkan Arab Saudi, misalnya, saya bersama puluhan wartawan lain mewawancarai Lewandowski. Pengawal pribadinya sangat menjaga Lewandowski. Ia meminta Lewandowski mundur di tengah-tengah berbicara, akibat ponsel media yang semakin mendekati tubuh pemain Barcelona itu.
Setelah sesi wawancara selesai, pengawal pribadi memberi aba-aba kepada wartawan untuk tidak menambah pertanyaan atau mengikuti Lewandowski yang melangkah menuju pintu keluar stadion.
Hal serupa terjadi ketika hendak mewawancarai Ronaldo seusai kemenangan Portugal atas Swiss di babak 16 besar. Ronaldo yang enggan diwawancarai, membuat pengawal pribadinya berjalan menempatkan diri di depan sang bintang dan meminta wartawan tidak mendekat.
Setidaknya saya bisa melihat langsung anting Ronaldo yang sungguh terbuat dari berlian. Atau melihat beberapa helai jenggot Messi yang mulai memutih...
Beruntung suasana hati Ronaldo agak baik hari itu. Ia masih bersedia menyambut uluran tangan para wartawan, dan menepuk tangan kami. Kapan lagi ‘kan bersentuhan tangan dengan Ronaldo, manusia dengan jumlah pengikut terbanyak di Instagram?
Semua aturan ketat itu membuat saya mengurungkan rencana menambah memorabilia dari bintang sepak bola. Tetapi, kesempatan bisa hadir di Qatar dan hanya berjarak selangkah dari para bintang itu, sudah sebuah pengalaman yang tak tergantikan nilainya.
Setidaknya saya bisa melihat langsung anting Ronaldo yang sungguh terbuat dari berlian. Atau melihat beberapa helai jenggot Messi yang mulai memutih...