Saling sodok dan beradu badan dengan bule-bule pun tak terhindarkan. Adrenalin berpacu kencang saat seorang kamerawan AS ngomel karena pandangannya terhalang oleh badan saya. "Bodo amat," batin saya.
Oleh
HENDRA AGUS SETYAWAN
·4 menit baca
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Logo Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 terpasang di Media Center KTT G20, Nusa Dua, Bali, Sabtu (12/11/2022).
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali yang berlangsung 15-16 November 2022 menjadi liputan paling 'serius' yang pernah saya lakoni selama menjadi pewarta foto di harian Kompas.
'Serius' di sini maksudnya, ada standar protokol keamanan yang ketat, jadwal padat, dan segala tetek bengek lain karena acara diikuti tokoh-tokoh VVIP. Belum lagi para peliput diminta menggunakan pakaian resmi berupa jas.
Maklum, KTT G20 akan dihadiri 17 kepala negara/kepala pemerintahan. Standar keamanan tertinggi pun diterapkan demi menjamin suksesnya acara tersebut.
Sebelum itu, liputan paling 'serius' yang pernah saya jalani adalah memotret acara yang dihadiri presiden RI. Saat berusaha memotret presiden dari dekat, antisipasi proteksi dari pasukan pengaman presiden (paspampres) yang jarang senyum itu, rasanya begitu ‘mengintimidasi’.
Belum lagi, banyaknya ‘dayang-dayang’, seperti petugas protokoler, paspampres, pejabatdan lainnya di sekitar presiden yang masuk dalam frame, membuat foto menjadi kurang ‘bersih’ alias noise.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kiri) di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022). Pertemuan bilateral ini adalah pertemuan perdana pemimpin negara di ajang KTT G20.
Itu sebabnya saat mendapat tawaran untuk meliput KTT G20, saya agak ragu-ragu untuk mengambilnya. Bukan apa-apa. Bayangan membosankan langsung muncul di benak. Bagi pewarta foto yang biasa meliput di "lapangan", memotret seremoni sebenarnya membosankan. Sebab, foto yang akan dihasilkan relatif sudah bisa ditebak.
Akan tetapi di sisi lain, acara KTT G20 ini menawarkan tantangan baru karena yang dipotret adalah momen penting dengan tokoh-tokoh dunia di dalamnya. Kapan lagi, kan? Kesempatan belum tentu datang dua kali.
Akhirnya saya putuskan mengambil penugasan itu. Tim Kompas untuk liputan KTT G20 berangkat lebih awal sebelum acara inti dimulai. Kami meliput acara-acara sampingan KTT G20 yang juga menarik.
Sehari menjelang puncak KTT G20, terdapat agenda pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan beberapa pemimpin negara anggota G20. Salah satunya, Presiden Ameriksa Serikat Joe Biden.
Agenda ini sebenarnya hanya diinformasikan terbatas oleh Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Negara kepada wartawan yang biasa ngepos di istana. Biro Pers mengatur peliputan presiden.
Saya yang bukan "wartawan istana" lalu meminta bantuan lobi kepada rekan wartawan Kompas yang biasa liputan di istana agar saya bisa ikut memotret pertemuan bilateral tersebut.
Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kiri) di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022). Pertemuan bilateral ini adalah pertemuan perdana pemimpin negara di ajang KTT G20.
Untungnya, sehari sebelum pertemuan bilateral, saya berinisiatif melakukan tes PCR yang ternyata menjadi salah satu syarat wajib liputan pertemuan bilateral tersebut. Izin memotret pun berhasil saya kantongi.
Ternyata saya menjadi satu-satunya non-wartawan istana di antara 10 wartawan lain yang meliput kegiatan itu. Tiga di antaranya adalah pewarta foto, termasuk saya, satu-satunya dari media nasional.
Fotografer lainnya adalah fotografer resmi KTT G20 (host photographer) dan seorang fotografer yang menjadi perwakilan dari kantor-kantor berita asing (pool). Foto pool nantinya akan digunakan bersama oleh kantor-kantor berita asing dan pelanggannya.
Tibalah pada hari H. Tidak seperti biasanya, gelisah dan debar-debar menyelimuti dada sejak berangkat dari media center KTT G20 menuju lokasi pertemuan bilateral. Saya berusaha meredakannya dengan banyak bercanda dan ngobrol dengan wartawan lain.
Setibanya di lokasi pertemuan, yakni Apurva Kempinski yang juga menjadi lokasi KTT G20, kami menjalani serangkaian prosedur keamanan, seperti pemindaian dengan metal detector, pemeriksaan barang bawaan, dan validasi kartu peliput KTT G20.
Setelah selesai, kami dikumpulkan di sebuah ruang tunggu. Tak lama, rombongan jurnalis Amerika Serikat bergabung. Suasana hati yang gelisah bikin perasaan semakin tak karuan. Maklum, ini pengalaman perdana memotret salah satu orang paling berpengaruh di muka bumi, Joe Biden.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022). Pertemuan bilateral ini adalah pertemuan perdana pemimpin negara di ajang KTT G20.
Sebelum rombongan jurnalis AS datang, kami sempat menerima pengarahan singkatdari Biro Pers terkait lokasi dan waktu pemotretan yang sebenarnya sangat bagus jika diterapkan. Akan tetapi, semuanya buyar saat pelaksanaan.
Kedatangan rombongan jurnalis AS rupanya kurang diantisipasi. Akibatnya, terjadi rebutan tempat untuk pengambilan gambar. Saya harus berjibaku mencari titik sebaik mungkin karena kesempatan memotret dibatasi, tak sampai lima menit.
Saling sodok dan beradu badan dengan bule-bule pun tak terhindarkan. Adrenalin berpacu kencang saat seorang kamerawan AS ngomel karena pandangannya terhalang oleh badan saya. "Luweh (bodo amat)," batin saya.
Lima menit yang sangat berkesan dalam karir saya sebagai pewarta foto karena bisa bertemu sekaligus memotret pemimpin negara adidaya dalam jarak lima meter saja.
Bukan apa-apa, kalau saya dapat tempat di belakang para wartawan asing yang badannya besar-besar itu, alamat dapat foto punggung. Dalam hal ini, lokasi menentukan prestasi.
Saya terus menekan tombol rana dan berusaha mencari sudut pemotretan terbaik di sisa waktu yang ada. Menjelang lima menit, petugas protokoler meminta semua wartawan keluar ruangan. Sambil berjalan kembali ke ruang tunggu, saya mengecek hasil pemotretan. Aman. Perasaan berdebar-debar pun berangsur hilang.
Sungguh, pengalaman yang luar biasa. Lima menit yang sangat berkesan dalam karir saya sebagai pewarta foto karena bisa bertemu sekaligus memotret pemimpin negara adidaya dalam jarak lima meter saja. Kesempatan yang patut disyukuri karena belum tentu hadir lagi dan tidak semua orang mendapatkannya.