Berada di tengah ribuan pelari membuat saya bisa merasakan langsung apa yang mereka alami. Keluh kesah, bahkan sumpah serapah, saat melewati tanjakan di Kilometer 17,5 bisa terekam apa adanya.
Oleh
HERU SRI KUMORO
·5 menit baca
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Para pelari Tilik Candi di Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng melaju meninggalkan garis start di Taman Lumbini, dengan latar Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2022). Sebanyak 4.552 orang mengikuti lomba lari dengan jarak 21,097 kilometer atau separuh maraton.
Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng yang digelar 12-13 November 2022 meninggalkan kesan tersendiri. Ini karena saya tidak hanya meliput, tetapi juga turut berpartisipasi menyusuri rute sepanjang 21,097 kilometer. Bukan dengan mengendarai sepeda kayuh, motor, apalagi mobil, melainkan ikut berlari bersama 4.551 peserta lainnya dalam kategori Tilik Candi. Dalam dunia jurnalistik, apa yang saya lakukan ini biasa disebut dengan liputan partisipatoris.
Lari di ajang Borobudur Marathon sebenarnya bukan hal baru karena sejak 2016 saya tidak pernah absen mengikuti lomba ini, kecuali pada 2020 saat puncak pandemi Covid-19.
Pada 2021, saya mengikuti lomba secara daring karena pandemi masih berlangsung sehingga peserta yang boleh berlari di kawasan Borobudur sangat dibatasi.
Ikut lomba lari sambil melakukan peliputan sebenarnya juga bukan baru kali ini. Pada Juli 2019, saya pernah ditugasi kantor untuk memenuhi undangan peliputan ajang Gold Coast Marathon 2019 di Queensland, Australia, sekaligus turut berlari sebagai peserta.
Panitia memberikan akses liputan dan kesempatan menjajal rute lari sepanjang 42,195 kilometer. Ajakan itu tentu sayang jika disia-siakan. Kapan lagi bisa ikut maraton gratis di luar negeri, apalagi mendapat uang saku dari kantor sebagai bekal dinas luar negeri.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Pelari Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng mencoba menaklukkan tanjakan di sekitar Kilometer 17,5 di Magelang, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2022). Sebanyak 4.552 pelari mengikuti lomba lari dengan jarak 21,097 kilometer atau separuh maraton.
Sebenarnya, di Borobudur Marathon 2022, niat awal saya hanya ingin menjadi peserta. Karena itu, saya menyesuaikan jadwal agar bisa ke sana pas jatah libur atau kalau perlu mengambil cuti.
Dalam perkembangannya, editor Desk Foto Kompas kemudian menugasi saya untuk meliput lomba lari tersebut. Ini karena pada saat hampir bersamaan banyak agenda besar, seperti World Super Bike di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat, dan KTT G20 di Bali, sehingga sumber daya harus disebar.
Meski bukan pengalaman pertama memotret ajang ini, saya tetap merasa perlu mempersiapkannya dengan baik dan detail. Termasuk memilih peralatan yang akan dibawa agar tidak terlalu mengganggu saat dibawa berlari, tetapi bisa menghasilkan foto-foto maksimal.
Setelah berdiskusi dengan sejumlah kawan, kamera mirrorless dan ponsel menjadi pilihan. Kamera mirrorless berukuran lebih kecil dan ringan dibandingkan dengan kamera digital. Ponsel yang dilengkapi kamera mumpuni, selain ringan dan kecil, juga sangat praktis dalam penggunaan.
Namun, pelaksanaannya ternyata tidak semudah yang saya bayangkan meskipun juga tidak sampai terlalu membebani atau menyusahkan. Kamera mirrorless dan kamera ponsel digunakan bergantian, tergantung kondisi dan kebutuhan.
Banyaknya obyek foto yang menarik di sepanjang rute membuat waktu berhenti semakin panjang. Proses start pelari dengan latar candi Borobudur, polah para pelari di titik-titik sorak, hingga tampilan unik para pelari, seperti tato dan pakaiannya, adalah beberapa obyek menarik yang memicu jari menekan tombol virtual ”tembak”.
Perlengkapan liputan, BIB lari, dan medali penamat Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng di Magelang, Jawa Tengah.
ARIF NUGROHO UNTUK KOMPAS
Berlari sembari membawa kamera dan ponsel dalam Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng di Magelang, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2022).
Berhenti sejenak untuk memotret, di satu sisi, memberi kesempatan untuk istirahat atau menarik napas dalam-dalam. Di sisi lain, membuat ritme lari atau pace terganggu. Otot kaki cepat lelah sehingga pengin sering-sering istirahat.
Misalnya, saat akan mengabadikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang ikut berlari bersama peserta, saya harus berlari cepat mendahului agar bisa berhenti lalu memotret. Kemudian, berlari cepat lagi untuk kembali memotret dengan sudut pengambilan berbeda demi mendapatkan hasil foto yang lebih baik dan variatif. Selain itu, juga harus memotret tampak belakang rombongan.
Dengan kondisi berlari sambil liputan, jangankan berharap mencatat personal best (PB) atau catatan waktu pribadi terbaik, bisa finis tanpa cedera dan mendapat foto-foto yang layak untuk dikirim ke kantor saja sudah bersyukur. Apalagi, rute Borobudur Marathon yang memiliki tanjakan dan turunan di sejumlah titik membuat lari menjadi tidak mudah.
Namun, berada di tengah ribuan pelari juga membuat saya bisa merasakan langsung apa yang mereka alami. Keluh kesah, bahkan sumpah serapah, saat melewati tanjakan di Kilometer 17,5 bisa terekam dan terasakan langsung. Maka, menjadi bagian dari ”acara” jalan kaki bersama di titik ini adalah sesuatu yang seru.
Selain keluh kesah tentang rute yang menanjak, pujian terhadap keramahan warga, keceriaan para siswa di lokasi cheering atau sorak, hingga apresiasi positif untuk pelaksanaan lari yang rapi bisa tertangkap langsung.
”Warga dan anak-anak sekolah ini tulus banget, ya, dalam memberikan dukungan. Tidak akan ditemui di tempat-tempat lain,” ucap salah satu pelari sesaat setelah melewati salah satu lokasi sorak.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyapa warga yang memberikan semangat dalam Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng kategori Tilik Candi di Magelang, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2022).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Seorang peserta Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng singgah sejenak dan berbincang dengan warga sembari merekamnya, Minggu (12/11/2022). Sebanyak 4.552 pelari mengikuti lomba lari dengan jarak 21,097 kilometer atau separuh maraton.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Pelari Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng melaju untuk menyelesaikan lomba, Minggu (12/11/2022).
Belajar dari pengalaman pergelaran sebelumnya, banyak obyek foto menarik di sepanjang rute yang dilalui. Mulai dari tim hore atau tim penyemangat para pelari yang ada di hampir sepanjang rute, pemandangan alam perdesaan di sekitar kawasan Candi Borobudur yang asri dan memesona, hingga keramahan warga saat menyambut para pelari yang melintas di depan rumah mereka.
Hal serupa kembali ditemui di Borobudur Marathon 2022. Ada sekitar 21 titik sorak untuk memberikan semangat kepada pelari. Keberadaan tim sorak ini memang telah disiapkan panitia yang bekerja sama dengan sekolah ataupun kelompok masyarakat yang daerahnya akan dilalui. Mereka diberikan kesempatan beratraksi di depan ribuan pelari yang melintas.
Tidak sedikit pelari yang rela berhenti sejenak untuk ikut berjoget, bernyanyi, ataupun berswafoto di titik-titik sorak. Selain tim cheering, banyak warga yang duduk santai di depan rumah untuk menonton para pelari. Sapaan dari pelari, seperti ”Monggo Pak, monggo Bu, nderek langkung,” ditimpali warga dengan senyuman dan sapaan balik, ”Monggo Mas, monggo Mbak, ayo sing semangat mlayune.”
Siswa sekolah menampilkan atraksi untuk memberikan semangat kepada pelari Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng di Magelang, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2022).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Warga menonton pelari yang menyelesaikan Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng kategori Tilik Candi yang melewati depan rumah mereka di sekitar Kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2022).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Naik ke atap rumah untuk mengabdikan siswa sekolah yang menampilkan atraksi untuk memberikan semangat kepada pelari Tilik Candi Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng di Magelang, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2022). Sebanyak 4.552 pelari mengikuti lomba lari dengan jarak 21,097 kilometer atau separuh maraton.
Berlari sambil nggembol atau menenteng kamera Fujifilm Xt-30 dan ponsel memang tidak mudah. Namun, bukan berarti tidak bisa dilakukan. Apalagi, dua kegiatan tersebut, memotret dan berlari, menjadi hobi yang disenangi.
Jadilah, berhasil finis strong dalam waktu 2 jam 46 menit dan mendapat foto-foto yang cukup menarik. Terlebih catatan waktu tersebut masih jauh dari batas akhir waktu atau cut off time yang ditetapkan panitia dengan 3 jam 45 menit.
Dari Borobudur Marathon 2022 ini, selain dapat menunaikan tugas peliputan dengan baik, saya juga dapat ”sehat”, medali, kawan baru, dan kenangan reuni dengan kawan lama. Sampai jumpa lagi di Borobudur Marathon berikutnya!
DOKUMENTASI PRIBADI
Mengenakan rompi media seusai sampai di garis finis lomba lari Tilik Candi Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng di Magelang, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2022).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Daftar nama penamat Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng termuat di harian Kompas edisi Senin (13/11/2022).