Mencicipi Helikopter VVIP Super Puma Saat Meliput Wakil Presiden
Dari kaca helikopter VVIP Super Puma, pemandangan Gunung Ijen dan Gunung Raung segera berganti dengan hutan, hamparan sabana, taman nasional, dan Gunung Baluran. Itulah yang saya saksikan di sela meliput kegiatan Wapres.
Pandemi Covid-19 mengubah ritme kerja. Selama hampir dua tahun pandemi, protokol kesehatan ketat diberlakukan, termasuk dalam peliputan di lingkungan Istana Kepresidenan dan Wakil Presiden.
Ketika agenda lebih banyak beralih daring, wartawan yang meliput agenda Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin tak lagi turut serta dalam kunjungan kerja ke luar kota.
Mengakhiri ”puasa” panjang peliputan luar kota, wartawan harian Kompas kembali diajak meliput kunjungan kerja Wapres Amin di Situbondo dan Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Kamis (21/10/2021).
Meliput agenda kunjungan kerja Wapres Amin di tengah masa pandemi yang belum berakhir, tes usap PCR menjadi suatu keharusan.
Kunjungan kerja dengan mengajak wartawan ini tergolong perdana dilakukan di masa pandemi karena Presiden Joko Widodo pun hingga kini belum menyertakan wartawan dalam kunjungan kerjanya ke luar daerah.
Meliput agenda kunjungan kerja Wapres Amin di tengah masa pandemi yang belum berakhir, tes usap PCR menjadi suatu keharusan. Tes harus dilakukan di rumah sakit tertentu yang bekerja sama dengan istana, seperti Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, RS Bunda Jakarta, RS Siloam, RS Medistra, dan RS Pertamina.
Sehari sebelum kunjungan kerja, mereka yang turut serta wajib tes usap PCR di RS Bunda Jakarta. Begitu hasil menunjukkan negatif Covid-19, wartawan dan anggota rombongan diberi informasi tentang agenda kunjungan kerja sehari yang superpadat.
Baca juga: Menyamar demi Mewawancarai Peretas Situs Pemerintah
Di tengah pandemi yang masih melanda, kunjungan lapangan Wapres Amin yang sudah berusia 78 tahun ini memang harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
Mereka yang tidak memiliki bukti negatif dari tes usap PCR tidak diperkenankan bersinggungan dengan lingkaran dekat wapres. Tim Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) pun siap sedia menjaga sterilitas di sekeliling wapres.
Agenda kerja sehari tanpa menginap ini benar-benar dibuat sepadat mungkin. Agar kunjungan lapangan efektif dan efisien, rombongan memangkas jalur darat. Sebagai gantinya digunakan helikopter.
Baca juga: Jauh Dekat Relasi Presiden-Wapres dengan Jurnalis sejak Pandemi Covid-19
Wapres Amin dan 32 anggota rombongan dari Jakarta, termasuk pejabat Sekretariat Wakil Presiden, Paspampres, tim protokoler, dan dua wartawan menempuh waktu perjalanan tersingkat yang mayoritas ditempuh lewat jalur udara.
Dari Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Wapres Amin dan rombongan lepas landas dengan pesawat khusus kepresidenan British Aerospace 146 BAe-RJ 85.
Begitu pesawat khusus kepresidenan yang biasa disebut RJ-85 ini mendarat di Bandara Internasional Banyuwangi, rombongan disambut Gubernur Jawa Timur dan anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Jatim. Tanpa jeda, rombongan langsung berganti moda transportasi helikopter menuju Situbondo.
Baca juga: Di Balik Senyum Bocah ”Joyful” di TPA Bantar Gebang
Tiga helikopter
Rombongan tim Wapres menggunakan tiga helikopter VVIP Super Puma TNI AU. Dua di antaranya baru saja dicat merah putih. Selama dua tahun menjabat, Wapres Amin baru dua kali menjajal moda transportasi helikopter tersebut.
Kesempatan pertama adalah saat Wapres Amin bersama Ibu Wury Ma’ruf Amin terbang dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, menuju Stadion Mini Mekar Baru, Tangerang, Banten, Sabtu (9/11/2019). Saat itu, belum lama dari pelantikan Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden pada 20 Oktober 2019.
Kesempatan kedua adalah kali ini untuk menggantikan perjalanan darat dari Bandara Banyuwangi menuju Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah di Banyuputih, Situbondo. Waktu tempuh pun dapat dihemat dari biasanya dua jam perjalanan darat menjadi 30 menit saja.
Terbang dengan helikopter membawa pengalaman mengesankan bagi saya pribadi. Dari jendela kaca helikopter terhampar pemandangan alam nan indah. Kudapan yang disuguhkan dalam perjalanan pun tak tersentuh karena pandangan mata lebih asyik menyantap keindahan hutan, gunung, dan lautan yang tersaji di depan mata.
Panorama Gunung Ijen dan Gunung Raung segera berganti dengan hutan, hamparan sabana, taman nasional lalu bersambut dengan Gunung Baluran.
Baca juga: Ketika Harus Mengabadikan ”Ajeb-ajeb” di Tengah Lumpur
Taman Nasional Baluran yang berbatasan dengan Selat Madura di utara dan Selat Bali di timur ini merupakan taman nasional tertua dan pertama di Indonesia. Sebuah keberuntungan bisa menyaksikan dari udara keindahan pemandangan Gunung Baluran nan menjulang tinggi, padang rumput, dan kawasan konservasi flora fauna yang mengitarinya.
Dari kaca helikopter pula, pemandangan garis pantai di Selat Madura dan Selat Bali dengan mudah bisa dinikmati. Bayangan Pulau Bali pun terlihat begitu dekat. Pandangan ala mata burung ini membuat perjalanan terasa sangat singkat. Menumpang helikopter Super Puma juga terasa istimewa karena cuaca sedang cerah sehingga penerbangan mulus tanpa guncangan.
Sebuah keberuntungan bisa menyaksikan dari udara keindahan pemandangan Gunung Baluran nan menjulang tinggi, padang rumput, dan kawasan konservasi flora fauna yang mengitarinya.
Setelah suguhan keindahan panorama alam, rombongan tiga helikopter tiba di helipad Lapangan Puslatur Marinir 5/Baluran di area hutan Sumberwaru di Kecamatan Banyuputih, Situbondo.
Wapres Amin dan Gubernur Jatim disambut oleh Bupati Situbondo, Komandan Kodim 0823 Situbondo, Kapolres Situbondo, dan Komandan Puslatpur Marinir 5/Baluran.
Baca juga: Piala Thomas Mengingatkanku pada...
Antusiasme warga
Dengan hanya beberapa menit berkendara mobil, Wapres Amin tiba di Ponpes Salafiyah Syafi’iyah, salah satu ponpes tertua di Tanah Air. Diiringi hadrah, ia meninjau pelaksanaan vaksinasi di ponpes yang memiliki 17.000 santri itu.
Kemudian Wapres menyapa peserta vaksinasi massal se-Kabupaten Situbondo melalui konferensi video, berziarah ke makam pahlawan nasional KH R As’ad Syamsul Arifin, dan memberikan orasi ilmiah di Universitas Ibrahimy.
Baca juga: Kontribusi Pesantren Dongkrak Vaksinasi Covid-19 di Situbondo
Kunjungan sehari penuh ini hanya menyisakan sedikit waktu untuk jeda istirahat dan shalat Dzuhur, yakni mulai pukul 11.11. Meski secara geografis Banyuwangi dan Situbondo yang berada di Pulau Jawa mengikuti WIB, secara aktual waktunya mengikuti Bali yang masuk WITA. Kebetulan pula saat itu Wapres Amin tengah berpuasa sehingga tidak perlu menyisihkan waktu lama untuk acara makan.
Kedatangan Wapres Amin membuat para santri ponpes terlihat begitu antusias. Sebagian di antara mereka meminta izin untuk foto bersama, tetapi terpaksa tidak dikabulkan karena penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Baca juga: Merasakan Bali nan Sepi di Tengah Erupsi
Selepas istirahat, Wapres Amin didampingi Gubernur Jatim kembali berkendara menuju helipad Lapangan Puslatur Marinir 5/Baluran di area Hutan Sumberwaru.
Tiga helikopter VVIP Super Puma TNI AU segera lepas landas dan terbang menuju helipad Stadion Diponegoro di Penganjuran, Banyuwangi.
Baca juga: Kiat Wapres Amin Mengawal Kerja Pemda dari Ujung Timur Jawa
Di sana, agenda Wapres Amin tak kalah padatnya, yakni meninjau Mall Pelayanan Publik Banyuwangi, Lounge Pelayanan Publik, dan Rumah Kreatif. Barulah di petang hari, Wapres Amin dan rombongan merampungkan agenda kunjungan kerja.
Dalam perjalanan darat menuju Bandara Banyuwangi, anak-anak usia sekolah SD tampak membuat barisan dan melambai-lambaikan bendera Merah Putih kepada Wapres. Warga pun tak kalah antusias melambaikan tangannya.
Baca juga: ”Abang Jago” Membuat Saya Mempertanyakan Pilihan Hidup
Begitu tiba di Bandara Banyuwangi, rombongan langsung menaiki pesawat khusus kepresidenan BAe-RJ 85. Pesawat itu badan luarnya baru saja dicat dengan warna merah putih, sedangkan bagian interiornya tampil lebih muda karena baru selesai direnovasi total. Yang masih sama adalah layanannya dengan hidangan di perjalanan yang super enak.
Pengalaman terbang bersama RJ 85 pun tak kalah berkesan. Aneka jenis jus ditawarkan sebagai minuman pembuka perjalanan. Variannya pun beragam dengan pilihan rasa yang tidak pasaran, seperti jus kacang hijau. Pramugari juga menawarkan aneka penganan tradisional, termasuk pisang, jagung, dan kacang rebus.
Adapun menu utama saat itu berupa mi, roti, dan buah anggur hijau dalam porsi besar. Hidangan pencuci mulutnya pun tak kalah lezat, es krim merek ternama. Terbayar sudah ”puasa” dua tahun tanpa liputan luar kota.