Bagaimana membangun perekonomian bangsa yang bisa memakmurkan rakyat selalu menjadi pikiran Jakob Oetama. Berbagai pemikiran tentang strategi menggairahkan ekonomi, kemudian tersaji dalam laporan-laporan khusus ”Kompas”.
Oleh
Simon Saragih
·3 menit baca
Pendiri Kompas Gramedia dan Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama tutup usia pada 9 September 2020. Meski kemudian lebih banyak berperan sebagai pemimpin kelompok usaha yang tidak lagi sekadar mengurusi isi berita, panggilan jiwa seorang Jakob Oetama tetaplah seorang wartawan.
Meski bukan seorang ekonom, Pak Jakob Oetama yang berlatar belakang guru ini menaruh minat besar pada isu-isu ekonomi. Bagaimana membangun perekonomian bangsa yang bisa memakmurkan rakyat selalu menjadi pikirannya. Berbagai pemikiran tentang strategi untuk menggairahkan ekonomi kemudian banyak tersaji dalam laporan-laporan khusus Kompas.
Kemiskinan dan ketimpangan beberapa kali terucap dari Pak Jakob. Nguwongke, memanusiakan manusia dari sisi ekonomi, itulah salah satu gambaran kepeduliannya. Ini amat ingin dia dorong agar terjadi di Indonesia. Akan tetapi Kompas adalah koran umum.
Meski demikian, pada masa kepemimpinannya, Kompas secara berkala melangsungkan diskusi panel ekonomi. Ini adalah diskusi yang menampilkan para teknokrat ekonomi RI. Amat menyenangkan pernah ikut serta dalam diskusi seperti itu.
Maka di Kompas, rutin hadir para teknokrat, seperti almarhum Profesor Dr Sadli, Prof Dr Emil Salim, Prof Dr Frans Seda, Prof Dr Dorodjatun Kuntjara-Jakti, Prof Dr Bungaran Saragih, almarhum Dr Sjahrir, Dr Mari Elka Pangestu, Dr Iwan Jaya Azis, dan Prof Dr Anwar Nasution. Semua nama ini sangat hormat dan dekat dengan Pak Jakob.
Pak Jakob, jika hadir di seminar-seminar internal, tidak banyak bertanya dan memilih mendengar saja. Debat-debat mendalam dan diskusi mengasyikkan turut membuatnya terkesima. Maka pernah terdengar, ”Pandangannya bagus,” komentar Pak Jakob tentang beberapa nama ekonom. Iwan Jaya Aziz, pakar pembangunan spasial, salah satu yang mendapatkan tempat di hati Pak Jakob.
Clean and good governance dan tentu good government adalah isu-isu lain yang kerap dia singgung. Sebab hanya dengan itu, program ekonomi berjalan. Pemrograman dan pelaksanaan program pembangunan yang baik menjadi salah satu kiat kemajuan pembangunan.
Tidak hanya itu, diskusi dengan tema khusus ekonomi lainnya juga diselenggarakan. Semisal mengapa ada ketimpangan ekonomi di Indonesia sehingga diketahui bahwa hal itu disebabkan oleh adanya kesenjangan pembangunan. Oleh sebab itu disarankan agar sentra pembangunan disebar ke berbagai daerah.
Isu lain yang juga menarik perhatian Pak Jakob adalah bagaimana mendorong ekspor. Maka kemudian digelarlah diskusi tentang strategi mendorong ekspor yang intinya bagaimana menaikkan daya saing produk ekspor. Di dalamnya juga dibahas bagaimana memunculkan infrastruktur yang baik di negara ini.
Diskusi ekonomi ini hanya untuk kalangan internal sehingga para pembicara bebas berbicara dan alamnya demokratis. Para pembicara tidak perlu segan mengatakan apa pun. Umumnya tidak ada pembicaraan rahasia karena perekonomian itu tidak bisa dirahasiakan sebab resultantenya akan kelihatan juga di lapangan.
Tertarik perekonomian intrnasional
Isu persaingan antarnegara, juga sangat menarik perhatian Pak Jakob. Maka ketika China bangkit secara ekonomi, wartawan Kompas diutus ke China untuk mencari tahu bagaimana China membangun. Bagaimana China bangkit dari kemiskinan, mengagumkan secara ekonomi.
Penjelajahan China membuat Pak Jakob memahami bahwa pembangunan China dimulai dari tekad besar Pemerintah China, kemudian diikuti keseriusan pemerintah daerah membangun daerahnya. Secara akumulatif itu berhasil membangun ekonomi China dalam waktu cepat.
Pak Jakob juga tertarik mengikuti perkembangan pemikiran ekonom kaliber internasional. Maka pernah didatangkan ekonom Peru yang ahli sektor informal, Hernando de Soto untuk membahas bagaimana memberdayakan sektor informal. Sebab Indonesia sarat dengan keberadaan sektor informal.
De Soto kemudian menyarankan, ”Jangan pernah menggusur sektor informal dari perekonomian. Sektor ini adalah salah satu saka guru perekonomian yang menyerap lapangan kerja. Tatalah lokasi sektor informal tapi jangan digusur.”
Hal ini membuat Pak Jakob terkesima. Pengalaman Peru yang dituturkan De Soto, menyarankan agar jangan menggusur sektor informal, tetapi ditata saja lokasinya agar tidak semrawut.
Itulah Pak Jakob yang menabuh opini para teknokrat domestik hingga internasional.