Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membantu mempercepat penanganan darurat bencana alam erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini/Stefanus Osa Triyatna
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membantu mempercepat penanganan darurat bencana alam erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Data sementara, lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang berada di Desa Supiturang dan Curah Kobokan di Kecamatan Pronojiwo, serta Desa Sumber Wuluh di Kecamatan Candipuro. Saat ini masih terus dilakukan pendataan terkait kerusakan dan korban jiwa.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengemukakan, Kementerian PUPR melalui balai-balai di Jawa Timur terus berkoordinasi dengan Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD), Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Lumajang dalam rangka verifikasi data dan pelaksanaan langkah-langkah penanganan jangka pendek maupun jangka panjang.
”Tanggap darurat bencana alam erupsi Gunung Semeru terus dilakukan atas perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membantu korban bencana dan mengambil langkah-langkah penanganan jangka pendek dan panjang,” kata Basuki, dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/12/2021).
Hingga saat ini, terdata satu jembatan runtuh akibat lahar dingin Gunung Semeru, yakni Jembatan Besuk Koboan yang berada di Ruas Jalan Nasional Turen-Lumajang. Jembatan Besuk Kobokan dibangun pada tahun 1997 memiliki panjang bentang 129 meter dan lebar 9,6 meter.
Tim Tanggap Darurat Kementerian PUPR baru bisa mendekat ke beberapa titik lokasi Jembatan Besuk Koboan, karena tebalnya lumpur dan berada di zona berbahaya. Langkah penanganan dilakukan dengan mencari jalur-jalur alternatif untuk menghubungkan Lumajang-Turen-Malang yang putus akibat robohnya Jembatan Besuk Koboan.
Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur telah memobilisasi 10 hidran umum kapasitas 2.000 liter, 4 mobil tangki air kapasitas 4.000 liter, 6 tenda hunian darurat, 1 mobil toilet, dan dukungan 10 personel tanggap darurat. Dukungan peralatan akan segera dipasang di lokasi-lokasi pengungsian sesuai hasil koordinasi dengan BPBD Lumajang.
Adapun Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas Ditjen Sumber Daya Air mengerahkan alat berat untuk mempercepat evakuasi korban dan pembersihan kawasan terdampak, seperti 1 ekskavator, 1 unit loader, 2 dump truck, dan perlengkapan tambahan berupa 1 set lampu penerangan, 2 drum solar serta oli hidrolik, dan oli mesin.
Langkah-langkah tanggap darurat juga dilakukan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali dengan melakukan pembersihan jaringan jalan untuk memulihkan konektivitas, baik jalan nasional, provinsi, maupun kabupaten dengan mengerahkan 3 unit loader, 1 unit grader, 4 ekskavator, 1 dozer, 4 dump truck, dan 1 tangki air kapasitas 5.000 liter.
Beroperasi normal
Pascaerupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 15.32, operasional Bandara Blimbing Sari, Banyuwangi, tetap berjalan normal. Kondisi ini berbeda dibandingkan dengan erupsi Gunung Raung beberapa bulan lalu yang berpotensi terdampak oleh sebaran abu vulkanik.
Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin kepada Kompas di Jakarta, Minggu (5/12/2021), mengatakan, ”Sejauh ini bandara Banyuwangi masih aman. Operasional penerbangan juga masih normal. Abu vulkanik tidak menyebar sampai ke bandara Banyuwangi.”
Berbeda dengan peristiwa erupsi Gunung Raung pada awal Februari 2021, sebaran abu vulkanik berpotensi mengganggu operasional penerbangan dan membahayakan keselamatan penerbangan. Saat itu, Bandara Banyuwangi harus ditutup sementara selama sepekan.
Sesaat setelah terjadi erupsi Gunung Semeru, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan juga memastikan operasional penerbangan di Bandar Udara Abdulrachman Saleh di Malang dan Bandar Udara Internasional Juanda di Surabaya tetap beroperasi normal. (LKT/OSA)