Laba Bersih Arwana Citramulia Triwulan III-2021 Tumbuh 56,85 Persen
Emiten produsen keramik PT Arwana Citramulia Tbk membukukan kinerja keuangan yang baik hingga sembilan bulan pertama 2021 ini. Penjualan bersih tercatat naik 16,9 persen menjadi sebesar Rp 1,88 triliun.
Oleh
Joice Tauris Santi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Emiten produsen keramik PT Arwana Citramulia Tbk membukukan kinerja keuangan yang baik hingga sembilan bulan pertama 2021 ini. Penjualan bersih tercatat naik 16,9 persen menjadi sebesar Rp 1,88 triliun dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,61 triliun. Dengan demikian, laba bersih juga naik sebesar 56,85 persen dari Rp 221,5 miliar menjadi Rp 347,4 miliar.
CEO Arwana Tandean Rustandy di Jakarta, Senin (29/11/2021), mengatakan, banyak faktor yang mendukung kinerja baik itu, termasuk efisiensi yang dilakukan terus-menerus. Dia juga yakin, hingga akhir tahun kinerja Arwana akan semakin baik. Untuk tahun 2022, Tandean juga optimistis akan lebih baik lagi.
”Saya yakin, target awal tahun akan terlewati. Penjualan meningkat karena produktivitas dan efisiensi juga meningkat, bukan karena kami menaikkan harga jual,” kata Tandean.
Walaupun sedang pandemi, tidak ada pabrik Arwana yang ditutup. Produksi tetap berjalan dengan mengunakan protokol kesehatan ketat. Mesin-mesin yang semakin canggih membuat para pensiunan tidak digantikan orang baru sehingga efisiensi dan produktivitas meningkat. Setiap tahun, produktivitas pekerja naik sekitar 15 persen.
Selain menggunakan mesin lebih baru, penggunaan bahan bakar pun dapat terus dihemat. Selain bahan bakar, mengganti pemasok bahan baku seperti glazur juga mampu menurunkan biaya produksi. ”Dulu kami mengambil glazur dari Italia dan Spanyol, sekarang dari China dan ASEAN,” kata Tandean lagi.
Peningkatan efisiensi dan produktivitas tidak hanya karena situasi di dalam perusahaan saja, tetapi juga ditunjang oleh konektivitas dan transportasi yang semakin membaik. Pembukaan ruas-ruas jalan tol di Sumatera dan Jawa membuat aliran pasokan bahan baku dan produksi semakin lancar. Untuk bahan baku yang diperlukan di pabrik Palembang, misalnya, dapat diperoleh dari Lampung dengan biaya transportasi lebih murah karena ada jalan tol.
Distribusi barang jadi dari pabrik yang antara lain ada di Palembang, Serang, hingga Mojokerto ke konsumen juga menjadi lebih cepat. Pasar Arwana bukanlah di kota besar, melainkan kota lapis ketiga dan keempat.
Tahun depan, Arwana menyediakan belanja modal sebesar Rp 300 miliar untuk perluasan pabrik. Dana ini sepenuhnya diambil dari kas internal perusahaan.
Harga penawaran saham perdana
PT Cisarua Mountain Dairy Tbk, yang dikenal dengan produk olahan susu Cimory, menetapkan harga penawaran saham sebesar Rp 3.080. Sebelumnya, kisaran harga saham ditawarkan berada pada Rp 2.780 dan Rp 3.160 per saham.
Dalam prospektus yang dipublikasikan, Cimory menyatakan saham itu ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan dan negosiasi dengan penjamin pelaksana efek serta mempertimbangkan hasil penawaran awal atau bookbuilding yang dilaksanakan pada 10 November-17 November 2021.
Dengan harga Rp 3.080 per saham, berarti Cimory akan mendapatkan dana publik sekitar Rp 3,66 triliun. Dana itu akan digunakan antara lain untuk penambahan kapasitas fasilitas untuk produksi, seperti penambahan pabrik dan properti serta peralatan produksi.
Calon emiten lain, PT Jaya Swarasa Agung Tbk, yang memproduksi makanan ringan, juga sudah menetapkan harga saham. Harga saham ditetapkan sebesar Rp 360 per saham. Kisaran harga yang ditawarkan sebelumnya antara Rp 336 dan Rp 360 per saham. Dana publik yang dapat diraup oleh Jawa Swarasa sekitar Rp 86,5 miliar.