Setelah melantai di bursa dan mendapat pendanaan, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel akan melakukan ekspansi dengan mengakuisisi menara. Mitratel sudah memiliki perhitungan menara mana yang sekiranya cocok.
Oleh
joice tauris santi
·3 menit baca
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Ilustrasi Base Transceiver Station (BTS)
JAKARTA, KOMPAS — Setelah melantai di bursa dan mendapatkan pendanaan, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel akan melakukan ekspansi dengan mengakuisisi menara. Mitratel sudah memiliki perhitungan menara mana yang sekiranya cocok untuk diakuisisi.
”Ada perhitungannya, seperti lokasi yang bagus, itu yang menjadi salah satu dasar dalam mengakuisisi menara,” kata Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama, Selasa (30/11/2021).
Mitratel juga akan terus mengembangkan wilayah di luar Jawa. Menurut Hendra, ada beberapa tantangan ketika mengembangkan wilayah luar Jawa seperti infrastruktur.
”Di Jawa untuk menarik kabel optik Telkom dekat saja, kalau di luar Jawa jauh. Selain itu, infrastruktur seperti jalan juga lebih baik di Jawa ketimbang Sumatera atau Kalimantan,” jelas Hendra. Bahkan untuk membangun menara yang rata-rata setinggi 80 meter, di beberapa daerah tidak tersedia tenaga yang mumpuni. Jadi pengerjaan menara harus mendatangkan orang dari tempat lain.
Selain itu, masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi menara pun kadang terpecah. Ada yang menerima ada yang takut. Mereka yang menerima keberadaan menara paham bahwa dengan menara sinyal seluler menjadi lebih baik. Sementara mereka yang menolak takut karena dianggap menara dapat memancing petir.
Keberadaan menara telekomunikasi itu tidak hanya dimanfaatkan untuk telekomunikasi, tetapi juga untuk keperluan lain. Menara yang berada di hutan dapat dipasang sensor asap sehingga ketika kebakaran hutan terjadi, sensor dapat mengirimkan sinyal ke pemerintah daerah setempat sehingga dapat segera mengambil tindakan. Sementara untuk menara yang didirikan di daerah pesisir, dapat dilengkapi dengan sensor tsunami sehingga sinyal peringatan dapat diterima juga oleh pemerintah daerah setempat.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Gedung Bursa Efek Indonesia
Beberapa menara Mitratel juga sudah dipasang panel surya, yang tidak hanya untuk keperluan menara saja, tetapi dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar menara.
Terkait dengan merger dan akuisisi yang terjadi pada perusahaan menara belakangan ini, Hendra mengatakan akusisi sangat bermanfaat untuk memperkuat perusahaan. Perusahaan menara yang porsinya tidak terlalu signifikan di industri akan sulit bersaing karena tidak memiliki posisi kuat seperti perusahaan besar.
Para analis di CGS-CIMB Sekuritas mencermati kinerja setelah PT Sarana Menara Nusantara Tbk mengakuisisi PT Solusi Tunas Pratama Tbk beberapa bulan lalu. ”Kami percaya ke depan utang bersih Sarana Menara akan lebih tinggi karena ada akuisisi STP. Konsolidasi diperkirakan akan selesai pada kuartal keempat 2021.
Pendapatan pada kuartal ketiga naik 12 persen dari tahun lalu menjadi Rp 6,1 triliun juga sejalan dengan konsensus analis. Setelah akusisi selesai, Sarana Menara akan memiliki 28.400 menara dan 53.000 tenan dengan tenancy ratio 1,87 kali.
”Kami optimistis dengan outlook tahun depan setelah akusisi STP, yang dapat membawa pertumbuhan EBITDA sekitar 27 persen dari tahun lalu pada 2022. Akusisi tersebut juga membuat Sarana Menara cukup strategis secara persaingan,” demikian analisis dari CGS CIMB.
Adapun katalis positif terhadap saham Sarana Menara adalah minat asing pada perusahaan menara diperkirakan meningkat karena penghapusan batas kepemilikan asing. Sementara risiko pada industri menara adalah perang harga.