GoTo Dapatkan Pendanaan Pra-IPO 1,3 Miliar Dollar AS
Grup GoTo mendapatkan pendanaan sebelum masuk ke bursa (pra-”initial public offering”/IPO) sebesar 1,3 miliar dollar AS dari berbagai investor global.
Oleh
joice tauris santi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Grup GoTo mendapatkan pendanaan sebelum masuk ke bursa (pra-initial public offering/IPO) sebesar 1,3 miliar dollar AS dari berbagai investor global. Dana yang terkumpul akan memungkinkan GoTo untuk berinvestasi lebih jauh dalam mengembangkan ekosistem digital dan memperkuat posisi.
Investor yang masuk pada putaran pendanaan ini antara lain adalah Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), Avanda Investment Management, Fidelity International, Google, Permodalan Nasional Berhad (PNB), Primavera Capital Group, SeaTown Master Fund, Temasek, Tencent, dan Ward Ferry.
”Indonesia dan Asia Tenggara adalah kedua pasar dengan prospek pertumbuhan yang paling menjanjikan di dunia dan dukungan yang kami peroleh menunjukkan kepercayaan yang dimiliki investor terhadap ekonomi digital yang berkembang pesat di kawasan ini serta posisi kami sebagai pemimpin pasar,” kata Andre Soelistyo, CEO dari Grup GoTo dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (11/11/2011).
”GoTo adalah juara nasional dengan ekosistem terbesar dan terlengkap untuk kehidupan digital sehari-hari di Indonesia. Kami melihat peluang pertumbuhan di Indonesia dan GoTo pada e-commerce, mobilitas on-demand dan fintech—yaitu semua segmen di mana Primavera memiliki pengalaman investasi yang luas. Kami senang dapat bermitra dan tumbuh bersama GoTo dan mengontribusikan keahlian dan sumber daya kami kepada perusahaan,” kata Michael Woo, Managing Director Primavera Capital Group yang berbasis di Singapura, salah satu investor yang memberikan pendanaan.
Paulus Jimmy, analis Sucor Sekuritas, mengatakan sudah mendengar bahwa GoTo akan melakukan putaran pendanaan sebelum akhirnya masuk bursa.
”Tentunya mereka sudah menjadi investor GoTo Sekarang, pada saat sebelum GoTo IPO. Mungkin yang perlu diperhatikan nanti pada saat IPO GoTo, apakah para investor yang sudah ada akan ’digembok’,” kata Jimmy.
Kebijakan bagi pemegang saham lama untuk tidak menjual saham beberapa saat setelah IPO sudah dilakukan oleh Bukalapak.com ketika masuk bursa. Kebijakan ini diperlukan antara lain untuk menjaga kestabilan harga saham yang baru saja dilepas ke bursa.
Masuk bursa merupakan tahapan terakhir dari putaran pendanaan sebuah start up. Pendanaan dimulai dengan seed funding dan berakhir di bursa. Tahapan terakhir ini sebenarnya juga merupakan kesempatan bagi para pemegang saham lama untuk merealisasikan keuntungannya yang sudah ditanamkan pada tahapan pendanaan sebelumnya.
Namun, jika pemegang saham lama buru-buru merealisasikan keuntungannya setelah sebuah start up masuk bursa, ada kekhawatiran harga saham tidak stabil.