Surabaya dan Gresik Siaga Ancaman Luapan Kali Lamong
Pemerintah Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik terus bersiaga mengantisipasi luapan Kali Lamong, yang setiap tahun mengakibatkan banjir. Sejumlah infrastruktur dibangun, termasuk menuntaskan pembuatan tanggul.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Hujan deras yang mulai mengguyur hampir seluruh wilayah di Jawa Timur mengakibatkan banjir di Kabupaten Mojokerto dan Gresik dari luapan Kali Lamong. Meskipun banjir di dua daerah itu secara umum mulai surut, beberapa desa di Gresik masih tergenang air setinggi 10-20 sentimeter.
Mengantisipasi ancaman meluapnya kembali Kali Lamong, Pemerintah Kota Surabaya menyiagakan sejumlah sarana dan prasarana mitigasi, seperti perahu karet, alat, mobil pemadam kebakaran, ambulans, termasuk personel.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Jumat (5/11/2021), mengatakan, musim hujan kali ini, untuk wilayah Surabaya ada beberapa kawasan yang perlu diantisipasi, yakni pesisir pantai seperti Kenjeran dan Kali Lamong. Khusus antisipasi luapan Kali Lamong, daerah langganan banjir seperti sekitar Kelurahan Benowo di Kecamatan Pakal, Pemkot Surabaya bakal memperkuat tanggul dan menyisir pantai guna mencari titik rawan banjir.
Petugas di lapangan, kata Eri, akan terus menyisir pantai guna mengantisipasi kemungkinan kenaikan gelombang laut dan banjir akibat luapan Kali Lamong. Selain itu, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) guna mengetahui wilayah mana saja yang berpotensi lebih besar terjadi bencana sehingga bisa diantisipasi lebih dini.
Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Erna Purnawati menambahkan, kawasan Benowo di Surabaya paling diantisipasi terdampak luapan Kali Lamong. Jika sungai meluap, kawasan ini bisa terendam hingga sedalam 1 meter. Untuk itu, setiap kali memasuki musim hujan seperti sekarang, warga di sepanjang aliran Kali Lamong perlu meningkatkan kewaspadaan.
Terlebih, berdasarkan informasi BMKG, beberapa hari terakhir, debit air sungai yang melintasi wilayah Mojokerto, Lamongan, Gresik, dan Surabaya cenderung meningkat. Bahkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah memberikan peringatan dan upaya antisipasi dini kepada seluruh pemerintah daerah.
Berdasarkan informasi BMKG, beberapa hari terakhir, debit air sungai yang melintasi wilayah Mojokerto, Lamongan, Gresik, dan Surabaya cenderung meningkat.
Pemkot Surabaya juga telah membangun tanggul sepanjang 14 kilometer. Untuk memperkuat tanggul konvensional, Pemkot Surabaya mendapat bantuan betonisasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. ”Dengan demikian, tanggul tidak mudah jebol ketika terjangan air dari Kali Lamong sangat deras,” jelas Erna.
Berdasarkan laporan Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, hujan yang mengguyur Kamis (4/11/2021) sekitar pukul 23.00 membuat Kali Lamong kembali meluap. Luapan sungai sepanjang 103 kilometer dengan tujuh anak sungai ini mengakibatkan banjir di beberapa desa di Gresik.
Menurut Kepala BPBD Gresik Tarso Sagito, ketika hujan dengan intensitas tinggi melanda wilayah Lamongan, Mojokerto, dan Jombang, tinggi muka air Kali Lamong di sejumlah wilayah hilir seperti Desa Dapet, Kecamatan Balongpanggang, akan meningkat. ”Hari ini (Jumat) banjir sudah surut, hanya masih perlu terus diwaspadai karena sekarang memasuki musim hujan,” katanya.
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengatakan, banjir Kali Lamong merupakan bencana alam tahunan yang selalu mengganggu kualitas hidup maupun pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya di wilayah Gresik selatan. Oleh karena itu, normalisasi Kali Lamong sepanjang 6 kilometer di Kabupaten Gresik mesti dipercepat.
Dengan demikian, Pemkab Gresik bisa mengantisipasi banjir tahunan di wilayah tersebut. Setiap musim hujan dan Kali Lamong meluap, tiga kecamatan, yakni Kecamatan Balongpanggang, Benjeng, dan Cerme, dilanda banjir dengan ketinggian air berkisar 1–2 meter. Kerugian material akibat banjir setiap tahun diperkirakan Rp 80 miliar.
Untuk itu, pada 2021 ini, Pemkab Gresik bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) telah melakukan langkah progresif penanganan banjir terkait Kali Lamong, antara lain merampungkan normalisasi sepanjang 6 km meliputi enam desa di Kecamatan Cerme. Desa tersebut adalah Sedapurklagen, Lundo, Bulangkulon, Deliksumber, Munggugianti, dan Bengkelolor.
Selain itu, normalisasi anak Kali Lamong juga telah dilakukan di 19 lokasi, termasuk pembebasan tanah di Desa Tambak Beras, Jono, Morowudi, Putat Lor, dan Sukoanyar. Upaya lain dengan membangun parapet atau penahan banjir di Desa Jono dan Tambak Beras sepanjang 1,5 km dan menambah tiga unit alat berat. Menurut Fandi, Kecamatan Benjeng menjadi prioritas pengerjaan tahun ini, karena wilayah tersebut paling parah terdampak banjir Sungai Kali Lamong.