38 Perusahaan ”Go Public”, Perolehan Dana Catat Rekor
Hingga 16 September 2021, total dana masyarakat yang terhimpun melalui penawaran saham perdana di bursa mencapai Rp 32,14 triliun. Ini merupakan perolehan terbesar yang pernah dicapai BEI secara tahunan.
Oleh
joice tauris santi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kinerja Bursa Efek Indonesia tidak hanya mencatat rekor pada jumlah investor. Total perolehan dana dari penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) juga mencatatkan rekor.
Hingga 16 September 2021, total dana masyarakat yang terhimpun melalui penawaran saham perdana di bursa mencapai Rp 32,14 triliun. Ini merupakan perolehan terbesar yang pernah dicapai BEI secara tahunan.
”Total dana tersebut didapatkan dari 38 perusahaan yang IPO. Dana ini termasuk terbesar yang dihimpun melalui IPO dalam 44 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia sejak 1977,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna di Jakarta, Jumat (17/9/2021).
Dari 38 perusahaan tersebut, perolehan terbesar didapatkan oleh PT Bukalapak.com Tbk dengan nilai Rp 21,9 triliun. Perolehan tersebut juga merupakan rekor terbesar dalam sejarah bursa.
Rekor sebelumnya dicapai pada tahun 2010. Ketika itu, dana yang berhasil dihimpun dari IPO senilai Rp 29,67 triliun. Dana itu merupakan perolehan dari 23 perusahaan yang masuk ke bursa.
Saham baru
Sementara itu, dari hasil penerbitan saham baru melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau right issue didapatkan dana sebesar Rp 149,3 triliun. Nyoman Yetna menjelaskan, angka tersebut sudah mencakup asumsi jika right issue yang sedang dilakukan PT Bank BRI Tbk semuanya diserap investor. Hingga Jumat lalu sudah separuh right issue BRI diserap para investor.
Right issue BRI merupakan right issue terbesar sepanjang sejarah bursa dengan total perolehan mencapai Rp 95 triliun. Dana itu terdiri atas setoran inbreng atau setoran nontunai pemerintah berupa aset PT Permodalan Nasional Madani (Persero) dan PT Pegadaian (Persero) senilai Rp 54 triliun.
Sementara setoran dari pemegang saham publik sebesar Rp 41 triliun. Right issue besar lain yang sudah sepenuhnya selesai adalah dari PT Chandra Asri Petrochemical Tbk senilai Rp 15,5 triliun.
”Saat ini masih terdapat 43 perusahaan yang berada dalam pipeline right issue Bursa dengan estimasi dana yang dihimpun Rp 23,24 triliun,” tambah Nyoman.
Nilai transaksi
Indikator pasar modal lainnya, seperti rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) dan jumlah investor, juga melonjak pesat. ”Indikator-indikator tersebut menjadi faktor penting dalam memprediksi pasar modal di masa mendatang. Selain itu, dengan adanya sentimen positif terkait perkembangan ekonomi global maupun domestik dari para pelaku pasar modal, serta dukungan dan komitmen dari regulator-regulator terkait, kami optimistis kegiatan IPO di tahun depan akan lebih promising,” kata Nyoman lagi.
Saat ini, RNTH yang dicapai bursa sudah mencapai Rp 13,06 trilliun, sedangkan target yang ditetapkan BEI sebesar Rp 12 triliun untuk tahun 2021. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan, bursa tidak akan melakukan revisi target RNTH pada tahun 2021 ini.
”Tidak ada revisi target, tetap di Rp 12 triliun untuk tahun 2021. Terima kasih buat partisipasi investor retail yang kuat di tahun 2021 ini dan menyumbang 60 persen dari nilai transaksi BEI di Januari hingga Agustus 2021,” kata Laksono.
Dia menambahkan, target baru akan naik pada tahun 2022 sebesar Rp 13,5 triliun. Laksono menambahkan, faktor yang mendukung optimisme tersebut adalah pemulihan ekonomi setelah pandemi pada tahun 2022.
Semakin maraknya transaksi para investor ritel juga akan didorong adanya pencatatan saham perusahaan besar pada 2022 mendatang. Namun, Laksono belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait perusahaan-perusahaan besar yang akan masuk bursa tahun depan.