Posisi KMP Yunicee hingga hari kedua pencarian masih belum berubah. Kapal masih berada 1,6 km di selatan Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Arus laut yang kencang menjadi tantangan tim pencari.
Oleh
SIWI YUNITA CAHYANINGRUM
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Life raft dari KMP Yunicee telah diangkat oleh KRI Rigel 933 dan KRI Soputan di selatan Pelabuhan Gilimanuk, Selat Bali. Posisi KMP Yunicee hingga siang ini masih terpantau di 1,6 kilometer dari Pelabuhan Gilimanuk dengan kedalaman 78 meter.
Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Denpasar Kolonel Laut (P) Komang Teguh Ardana dalam konferensi pers yang direkam dalam video, Kamis (1/7/2021), mengatakan, KRI Rigel berhasil mengangkat life raft di Selat Bali pada Rabu (30/6/2021). Life raft itu berisi makanan, minuman, life jacket, dayung, dan obat-obatan. Life jacket yang ditemukan bertuliskan ”KMP Yunicee Surabaya”.
Life raft itu ditemukan pada Rabu dini hari saat KRI Rigel mencari lokasi karamnya KMP Yunice di selatan Pelabuhan Gilimanuk. Saat mengetahui ada benda tersebut, KRI Rigel meminta bantuan sekoci KRI Soputan untuk mendekat dan membantu mengangkat benda tersebut dengan derek dari KRI Rigel.
Life raft itu diduga menjadi bagian dari KMP Yunicee. Seperti halnya KRI Rigel, kapal ini dan kapal lain memiliki life raft yang digunakan saat darurat. Life raft ini merupakan perahu karet dengan tenda pelindung dan dilengkapi dengan kelengkapan penunjang hidup, seperti makanan, minuman, dan obat-obatan. Perahu ini akan mengembang ketika berada di air. ”Diduga life raft didorong dari kapal sehingga aktif mengembang,” kata Komandan KRI Rigel-933 Letkol Laut (P) Jaenal Mutakin.
Adapun posisi KMP Yunicee masih berada di kedalaman 78 meter. Hari kedua posisi bangkai kapal berada di 1,6 km selatan Pelabuhan Gilimanuk atau belum bergeser. Posisi kapal dalam kondisi datar, tidak terbalik ataupun miring.
Untuk memastikan bahwa bangkai kapal itu adalah KMP Yunicee, KRI Rigel menggunakan multibeam echosounderEM2040 shallow water. Dari alat itu dihasilkan tampilan yang diyakini sebagai bangkai kapal Yunicee. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan data KMP Yunicee yang sudah ada.
KRI Rigel bahkan mengulang hingga enam kali berputar di atas bangkai kapal itu untuk mendeteksi bahwa itu benar-benar bangkai KMP Yunicee. Dalam citra yang diperoleh terlihat anjungan, haluan, dan buritan kapal. ”Kami yakin, itu Yunicee,” kata Jaenal Mutakin.
KMP Yunicee diketahui memiliki panjang 55,24 meter dengan tinggi 11,39 meter dan lebar 12,34 meter. Letkol Laut (P) Eros Wasis, Komandan Lanal Banyuwangi, mengatakan, posisi bangkai KMP Yunicee terdeteksi oleh KRI Rigel pada Rabu (30/6/2021) pukul 01.30 WIT atau kurang dari enam jam setelah tenggelam.
Kondisi arus di Selat Bali kuat. Saat remotely operated vehicle (ROV) dijalankan, kecepatannya 1,5 knot. Ketika mesin dihentikan, kecepatan alat justru menjadi 6-8 knot karena terbawa arus Selat Bali. Pada posisi zero atau tanpa arus, alat ini berkecepatan 4,5 knot. Alat itu biasanya berkecepatan 8-9 knot di perairan umum. ”Bisa dibayangkan arus di sini sangat kuat,” katanya.
Bisa dibayangkan arus di sini sangat kuat.
Dalam misi kemanusiaan pencarian KMP Yunicee, TNI AL mengerahkan tiga KRI, yakni KRI Singa yang disiagakan di Selat Bali bagian selatan Bali, KRI Soputan di Selat Bali bagian utara, dan KRI Rigel di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
KRI Rigel sebelumnya melakukan tugas pemetaan dan survei di laut Bali. Saat ada musibah tenggelamnya KMP Yunicee, KRI Rigel pun diminta KSAL Laksamana TNI Yudo Margono membantu mencari KMP Yunicee.