Kampus Merdeka Dorong Perguruan Tinggi untuk Fleksibel
Satu disiplin ilmu saja tidak cukup untuk menghadapi tantangan ke depan. Oleh karena itu, banyak universitas kini memperkaya dan memperbarui program pendidikan sesuai tuntutan zaman.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perguruan tinggi menilai, kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka sebagai dorongan untuk menerapkan pembelajaran yang fleksibel. Mahasiswa diharapkan bisa menambah ilmu dan keterampilan baru sesuai minat dari luar kampus.
Rektor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko mengatakan, pelaksanaan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) di kampusnya sudah memasuki semester kedua. Hingga kini, ada sekitar 300 mahasiswa yang sudah mengikuti berbagai program turunan MBKM. Mengutip laman Unika Atma Jaya, program itu antara lain proyek riset dan keterlibatan sosial, seperti kuliah kerja nyata (KKN).
”Semester ini kami dorong lebih banyak mahasiswa yang ikut. Program-program akan terus dikembangkan,” kata Agustinus saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (11/6/2021).
Pada MBKM, mahasiswa berhak mengambil 20 satuan kredit semester (SKS) atau setara satu semester program studi (prodi) lain di kampusnya saat ini. Mahasiswa juga bisa mengambil paling lama 40 SKS atau setara dua semester prodi yang sama di perguruan tinggi berbeda.
Menurut Agustinus, MBKM merupakan jalan keluar dari sistem pendidikan tinggi yang selama ini kaku. Kebijakan ini memungkinkan mahasiswa belajar dan mengeksplorasi hal-hal baru di luar kampus. Hasil belajar di luar pun dapat dikonversi menjadi nilai di kampus. Kebijakan ini juga mendorong kampus berkolaborasi dengan industri, komunitas, dan pihak lain.
Sementara itu, prinsip inti MBKM telah diadopsi Institut Pertanian Bogor sejak 2005. Kampus menggunakan kurikulum mayor dan minor. Artinya, seorang mahasiswa mengambil prodi mayor dan memperoleh mata kuliah minor dari prodi apa pun.
”Misalnya, seorang mahasiswa mengambil prodi agronomi, kemudian mengambil (mata kuliah) minor di bidang ilmu komputer. Ini menjadikan kompetensi tiap anak unik. Jangan sampai mereka lulus dan tidak punya kelebihan saat cari pekerjaan,” kata Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan Institut Pertanian Bogor Drajat Martianto, Sabtu (12/6/2021).
Ia menambahkan, MBKM memungkinkan kampus mengundang ahli dari perguruan tinggi lain atau perusahaan untuk mengajar. Kesempatan bertukar ilmu pun terbuka.
Kurikulum mayor dan minor juga diterapkan di Bina Nusantara (Binus) University sejak sekitar lima tahun lalu. Menurut Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik Universitas Binus Engkos Achmad Kuncoro, mahasiswa bebas memilih mata kuliah sesuai minatnya.
Satu disiplin ilmu saja tidak cukup untuk menghadapi tantangan ke depan. Selain itu, kini sumber pengetahuan tidak di kampus saja. Prodi dan materi kami susun agar bisa antisipasi era baru ini.
”Satu disiplin ilmu saja tidak cukup untuk menghadapi tantangan ke depan. Selain itu, kini sumber pengetahuan tidak di kampus saja. Prodi dan materi kami susun agar bisa antisipasi era baru ini,” katanya.
Menurut The Future of Jobs Report 2020 oleh Forum Ekonomi Dunia (WEF), ada 15 keterampilan yang paling dicari pada 2025. Hanya dua yang termasuk keterampilan teknis. Pertama, menggunakan, memantau, dan mengontrol teknologi. Kedua, melakukan desain teknologi dan pemrograman.
Sebanyak 13 kemampuan lain bersifat nonteknis. Beberapa di antaranya ialah berpikir kritis dan analitis, aktif belajar, penyelesaian masalah, inovasi, kreativitas, kepemimpinan, ketahanan, penalaran, kecerdasan emosi, serta persuasi dan negosiasi.
Kuliah daring
Mahasiswa dapat mengambil kuliah lintas prodi secara daring di Indonesia Cyber Education (ICE) Institute. ICE Institute dapat diakses melalui laman ice.ut.ac.id. Ini adalah lembaga pembelajaran daring yang diresmikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. ICE Intitute ibarat pasar daring yang terbuka untuk publik yang ingin mengakses mata kuliah daring.
Ada belasan perguruan tinggi Indonesia yang bermitra dengan ICE Institute, antara lain Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, IPB, Universitas Diponegoro, Universitas Padjadjaran, Unika Atma Jaya, dan Binus. Hingga kini, ada 126 mata kuliah yang disediakan perguruan tinggi mitra.
Ketua ICE Institute Paulina Pannen mengatakan, platform kuliah daring ini terbuka untuk siapa saja dan di mana saja. Platform ini sekaligus mendukung MBKM.
”Perkuliahan daring di ICE Institute mulai di tahun ajaran baru nanti, yaitu Agustus 2021. Silakan mahasiswa menentukan sendiri apa yang ingin dipelajari,” kata Paulina.