”Holding” BUMN Pangan direncanakan paling lambat terbentuk September 2021. Selain memenuhi penugasan negara dan mengembangkan ekonomi masyarakat, BUMN Pangan juga akan tetap bergerak menjalankan bisnis secara komersial.
Oleh
hendriyo widi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -— Perusahaan induk badan usaha milik negara Pangan ditargetkan resmi terbentuk pada September 2021. Model bisnis dan sinergi sembilan perusahaan pelat merah yang bakal bergabung menjadi BUMN Pangan tersebut tengah dimatangkan.
Kesembilan BUMN tersebut adalah PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI, PT Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero) atau SHS, PT Garam (Persero), PT Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus, Perum Perikanan Indonesia atau Perindo, PT Berdikari (Persero), PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR Logistics, dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI. Badan-badan usaha itu akan ”dikomandani” RNI.
Direktur Utama PT RNI Arief Prastyo Adi, Rabu (19/5/2021), mengatakan, berbagai persiapan menuju pembentukan perusahaan induk (holding) BUMN Pangan terus dilakukan. Hal itu termasuk rencana merger enam perseroan yang memiliki lini bisnis serupa yaitu BGR Logistics dengan PPI, Pertani dengan SHS, dan Perinus dengan Perindo.
Sembari berproses menuju holding, model bisnis dan berbagai sinergi antarsembilan BUMN itu terus berjalan dan dimatangkan. Untuk memenuhi kebutuhan gula di dalam negeri misalnya, RNI, Berdikari, dan BGR Logistics diminta mengimpor gula kristal putih oleh pemerintah sebanyak 75.000 ton dari Thailand dan India.
”RNI berperan sebagai pemegang izin impor, penjualan, dan distribusi, sementara BGR Logistics bertanggung jawab terhadap ekspedisi muatan kapal dan laut (EMKL), serta pergudangan. Adapun Berdikari yang memiliki lini usaha logistik juga memegang EMKL,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) BUMN Kluster Pangan dengan Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta.
Dari sisi produksi pangan, RNI bekerja sama dengan SHS untuk meningkatkan produktivitas padi di lahan seluas 1.000 hektar di Sukamandi, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Dari lahan yang dikelola secara corporate farming itu, produktivitas gabah yang dihasilkan bisa meningkat dari 5 ton per hektar menjadi 8 ton per hektar.
Adapun dari sisi pemasaran, lanjut Arief, model bisnis standby buyer atau penanaman berdasarkan pesanan pembeli diterapkan. Melalui model ini, pembeli bisa meminta jenis padi yang akan ditanam, sedangkan perseroan dan petani bisa mendapatkan kepastian pasar.
”Kami juga berupaya mengoptimalkan warung-warung pangan yang menjadi mitra kerja BGR Logistics untuk mendistribusikan produk-produk pangan kelompok petani mitra dan perseroan. Saat ini ada 14.000 warung pangan yang akan ditingkatkan menjadi 66.000 warung pangan secara bertahap,” katanya.
Holding BUMN Pangan ini paling lambat bisa terbentuk pada September 2021. Selain memenuhi penugasan negara dan mengembangkan ekonomi masyarakat, BUMN Pangan juga akan tetap bergerak menjalankan bisnis secara komersial, mulai dari hulu, tengah, hingga hilir pangan.
Holding BUMN Pangan ini paling lambat bisa terbentuk pada September 2021. Selain memenuhi penugasan negara dan mengembangkan ekonomi masyarakat, BUMN Pangan juga akan tetap bergerak menjalankan bisnis secara komersial.
Sejumlah perseroan kluster pangan tersebut juga berupaya meningkatkan dan membenahi lini bisnis masing-masing. Pertani, misalnya, berupaya meningkatkan bisnis pendistribusian pupuk, serta perdagangan benih padi dan beras, agar lepas dari jebakan pendapatan (revenue trap).
Direktur Utama PT Pertani Maryono mengatakan, pendapatan perseroan beberapa tahun terakhir ini berada di kisaran Rp 1,2 triliun-Rp 1,4 triliun. Pendapatan ini bisa meningkat jika ada penugasan dari pemerintah.
Pada 2016, pendapatan Pertani pernah Rp 1,7 triliun karena ada kewajiban pelayanan publik (PSO) benih. Kemudian pada 2017 pernah mencapai Rp 2,17 triliun karena ada pengadaan atau impor bawang putih untuk menstabilkan harga.
Untuk meningkatkan pendapatan, lanjut Maryono, Pertani terus mendorong penjualan benih di pasar umum. Tahun ini jumlah benih yang dijual ke pasar umum 12.000 ton dan yang melalui e-katalog Kementerian Pertanian 30.000 ton.
”Pertani juga akan menjual beras premium ke pasar bebas, baik secara luring maupun daring. Sebelumnya pasar beras premium kami hanya sebatas hotel, restoran, dan kafe (horeka). Pandemi Covid-19 berdampak pada sektor horeka turut berimbas ke bisnis kami sehingga kami harus memperluas pasar,” kata dia.
Dalam RDP tersebut juga terungkap, Berdikari akan terus berfokus mengembangkan bisnis peternakan sapi dan ayam untuk memenuhi kebutuhan daging sapi dan ayam di dalam negeri. Berdikari akan mengoptimalkan lahan seluas 6.700 hektar di Sidrap, Sulawesi Selatan, untuk peternakan dan penggemukan sapi.
”Kami juga berencana membangun kandang penggemukan sapi di lahan seluas enam hektar di Malang, Jawa Timur; pabrik pakan, dan rumah potong. Rencana ini akan direalisasikan secara bertahap dalam beberapa tahun mendatang,” ujar Direktur Utama PT Berdikari Harry Warganegara.
Adapun SHS masih kesulitan meningkatkan penjualan benih sebagai bisnis intinya, sehingga menambah lini bisnis baru, yaitu penjualan beras. ”Dalam berbisnis benih, kami kerap kali kesulitan memutar arus kas. Pemasukan dana dari penjualan benih itu biasanya butuh waktu lama, yaitu 1-2 bulan,” kata Direktur Utama PT SHS Karyawan Gunarso.
BUMN Pangan diharapkan tidak hanya berfokus mengembangkan benih padi. BUMN Pangan juga perlu meningkatkan benih jagung dan kedelai untuk mengurangi ketergantungan impor kedua bahan pangan tersebut.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPR Sudin meminta agar ke depan BUMN Pangan tidak hanya berfokus mengembangkan benih padi. BUMN Pangan juga perlu meningkatkan benih jagung dan kedelai untuk mengurangi ketergantungan impor kedua bahan pangan tersebut.
”Saya juga berharap BUMN Pangan, terutama PT Berdikari, benar-benar mengembangkan peternakan dan penggemukan sapi di Indonesia, bukan malah membeli peternakan sapi di Belgia,” katanya.