Sejak memasuki tahun 2021, kepercayaan diri masyarakat untuk berbelanja dan melakukan aktivitas konsumsi terus mengalami peningkatan. Kondisi ini ditopang oleh realisasi stimulus dan program perlindungan sosial.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejak memasuki tahun 2021, kepercayaan diri masyarakat untuk berbelanja dan melakukan aktivitas konsumsi terus mengalami peningkatan. Kondisi ini ditopang oleh realisasi stimulus dan implementasi program perlindungan sosial pemerintah.
Dalam Survei Konsumen yang dilakukan Bank Indonesia (BI) pada April 2021, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat berada di level 101,5. Posisi ini naik dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yakni Maret 2021, sebesar 93,4. Sejak awal tahun, IKK selalu menunjukkan peningkatan, terlihat dari posisi pada Januari 2021 (84,9) dan posisi pada Februari 2021 (85,8).
IKK menggunakan angka 100 sebagai jangkar. Jika angka level indeks berada di atas 100, artinya IKK berada di zona optimistis. Sementara jika level indeks berada di bawah 100, IKK berada di area pesimistis.
Dalam keterangan resminya yang diterima Kompas, Senin (10/5/2021), Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Rijanto mengatakan, indeks ini menjadi salah satu indikator mula yang berguna untuk memproyeksi arah perekonomian ke depan.
”Jadi, saat IKK positif, kemungkinan prospek ekonomi ke depan bakal cerah. IKK April 2021 merupakan angka optimistis pertama sejak April 2020. Terakhir kali IKK ada di zona positif saat Maret 2020,” ujarnya.
Erwin mengatakan, peningkatan IKK pada April 2021 didorong oleh meningkatnya rata-rata proporsi pendapatan konsumen yang digunakan untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) pada April 2021 menjadi 75,5 persen dari 74,4 persen pada bulan sebelumnya.
Sementara itu, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) tercatat relatif stabil di angka 14,8 persen. Adapun rata-rata rasio pembayaran cicilan atau utang (debt to income ratio) menurun dari 11 persen pada Maret 2021 menjadi 9,7 persen pada april 2021.
Indeks Keyakinan Konsumen menjadi salah satu indikator mula yang berguna untuk memproyeksi arah perekonomian ke depan.
”Kenaikan proporsi pendapatan yang dikonsumsi ataupun yang disimpan menunjukkan adanya kenaikan pendapatan secara keseluruhan. Perkembangan ini turut ditopang oleh meningkatnya ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan,” kata Erwin.
Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) April 2021 mencapai 122,6 atau naik dibandingkan dengan level pada Maret 2021 yang berada di 114,1. Sayangnya, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini masih berada di zona pesimistis meski terpantau membaik. Ini tecermin dari Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) April 2021 sebesar 80,3, meningkat dari posisi Maret 2021 sebesar 72,6.
Dihubungi secara terpisah, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menyampaikan, posisi IKK pada April 2021 menunjukkan bahwa di awal triwulan II-2021 gairah masyarakat untuk berbelanja sudah kembali muncul.
”Ini menarik karena sejak awal tahun pemerintah sudah getol sekali menggerakkan masyarakat untuk berbelanja karena memang sektor konsumsi yang akan menggerakan ekonomi kita,” kata Piter.
Stimulus yang diberikan pemerintah, lanjut Piter, cukup efektif menggerakkan ekonomi, di antaranya insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) pada kendaraan bermotor dan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di sektor properti.
Berbagai bauran kebijakan fiskal tersebut didukung oleh kebijakan makroprudensial dari BI berupa pelonggaran ketentuan rasio loan to value (LTV) untuk kredit properti.
Sementara itu, Kepala ekonom Danareksa Research Institute (DRI) Moekti P Soejachmoen menilai peningkatan IKK menunjukkan adanya peningkatan ekonomi yang didorong oleh realisasi program perlindungan sosial pemerintah. Di samping itu, penyaluran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) juga meningkatkan kepercayaan konsumen.
Berdasarkan catatan Kementerian Keuangan, hingga April 2021 serapan anggaran PEN sudah mencapai 22,3 persen atau setara Rp 155,63 triliun dari total anggaran PEN 2021 yang sebesar Rp 699,43 triliun.
”Konsumen juga menjadi lebih positif dalam memandang kondisi ekonomi saat ini seiring dengan program vaksinasi yang digulirkan oleh pemerintah,” ujar Moekti.