Singapura Tempel Perolehan Emas Indonesia
Pada hari ketujuh Kejuaraan Menembak ISSF 2022 di Jakarta, Indonesia ditempel ketat Singapura. Ini jadi peringatan Indonesia agar waspada terhadap Singapura, Thailand, dan Vietnam guna mempertahankan gelar juara umum.
JAKARTA, KOMPAS — Memasuki hari ketujuh Kejuaraan Menembak Senapan dan Pistol ISSF Grand Prix 2022 di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Selasa (15/2/2022), kontingen Singapura berhasil menempel perolehan medali emas tuan rumah. Kini, kedua negara itu sama-sama mengoleksi 5 emas. Tiga hari terakhir akan menjadi penentuan siapa yang keluar sebagai juara umum.
”Anak-anak sudah menunjukkan performa maksimal. Namun, memang Singapura dan Thailand tidak bisa diremehkan. Mereka datang dengan kekuatan utamanya. Ini harus menjadi pelajaran kita untuk mengambil semua kelebihan dan kelemahan Singapura ataupun Thailand yang bakal menjadi pesaing kuat dalam perburuan juara umum menembak SEA Games 2021 di Vietnam pada Mei mendatang,” ujar Ketua Komite Kepelatihan dan Pendidikan Pengurus Besar Persatuan Berburu dan Menembak Seluruh Indonesia (PB Perbakin) Glenn Clifton Apfel di sela ajang tersebut.
Pada hari ketujuh ini, ada tiga laga yang memperebutkan medali. Pada pukul 11.10 WIB, petembak Singapura, Martina Lindsay Veloso, bertarung dengan petembak Indonesia, Diaz Kusumawardani, dalam perebutan emas 50 meter tiga posisi perseorangan putri.
Baca juga: Sempat Diberi Kartu Kuning, Almira Raih Perak Kejuaraan Senapan dan Pistol ISSF Grand Prix
Akan tetapi, dengan pengalaman lebih tinggi, antara lain emas 10 meter senapan angin Piala Dunia ISSF 2014 di Muenchen, Jerman, Veloso sulit untuk diredam. Terbukti, kecuali pada sesi kedua yang kedudukan 9,8 poin berbanding 10,4 poin dan sesi kelima yang sama kuat 9,7 poin dari enam sesi penentuan, petembak berusia 22 tahun itu selalu unggul atas Diaz. Petembak kelahiran Singapura, 27 Oktober 1999, ini pun keluar sebagai peraih emas dengan skor terbaik 10,6 poin pada sesi keempat dan keenam dari enam sesi penentuan dan total nilai 16.
Saya sudah berusaha keras untuk memberikan yang terbaik. Tapi, saya harus lebih giat lagi untuk mengasah taktik dan konsentrasi.
Adapun Diaz mendapatkan perak dengan skor terbaik 10,4 poin dan total nilai 6. ”Saya sudah berusaha keras untuk memberikan yang terbaik. Tapi, saya harus lebih giat lagi untuk mengasah taktik dan konsentrasi,” kata Diaz mengakui keperkasaan Veloso.
Sempat disalip
Kegagalan meraih emas di nomor itu membuat Indonesia sempat disalip oleh Singapura dalam klasemen perolehan medali sementara. Hasil itu mendongkrak posisi Singapura dari urutan kedua menjadi pemuncak klasemen dengan 5 emas, 2 perak, dan 7 perunggu. Sebaliknya, Indonesia turun dari pemuncak klasemen menjadi peringkat kedua dengan 4 emas, 7 perak, dan 1 perunggu.
Indonesia memiliki peluang untuk kembali mengambil singgasana klasemen dalam perebutan emas 50 meter tiga posisi tim putra pukul 12.30. Sayangnya, tim Merah-Putih yang diperkuat Mohammad Hasan Busri, Davin Rosyiid Wibowo, dan Fathur Gustafian takluk dari Thailand yang diperkuat David Toothaweesap, Napis Tortungpanich, dan Thongphaphum Vongsukdee.
Baca juga : Pengalaman Berharga Vidya di Olimpiade
Indonesia meraih perak dengan total nilai 10, sedangkan Thailand merengkuh emas dengan total nilai 16. ”Kami ini spesialisasi menembak 10 meter senapan angin yang baru disatukan sebagai tim di 50 meter tiga posisi pada kejuaraan ini. Jadi, kami masih belum benar-benar menguasai pertandingan nomor ini. Maka itu, hasil ini lumayan baik dan bisa menjadi awal positif untuk ke depannya,” ujar Fathur.
Beruntung, dalam perebutan emas 50 meter tiga posisi tim putri pukul 14.35, Indonesia yang diperkuat Monica Daryanti, Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba, dan Diaz sukses merebut emas dengan total nilai 16. Mereka menumbangkan Thailand yang diperkuat Supamas Wankaew, Thanyalak Chotphibunsin, dan Jayden Jitrawee Mohprasit. Tim Gajah Putih ini mendapatkan perak dengan total nilai 14.
Berkat itu, Indonesia balik ke puncak klasemen dengan 5 emas, 8 perak, dan 1 perunggu. Singapura turun lagi ke urutan kedua dengan 5 emas, 2 perak, dan 7 perunggu. Thailand mengintai di tempat ketiga dengan 3 emas, 3 perak, dan 4 perunggu.
Baca juga: Rela Menahan Napas demi Berlatih Kembali
Glenn mengatakan, pihaknya tetap optimistis bisa keluar sebagai juara umum di dua hari sisa jadwal laga. ”Kami masih berpotensi menambah dua emas dari rapid fire pistol perseorangan ataupun tim putra. Mudah-mudahan, kalau bisa mengamankan dua emas itu, Indonesia bisa menjadi juara umum. Sebab, untuk nomor-nomor lain, persaingan lebih merata. Belum lagi, Singapura tidak terlalu kuat di nomor pistol (ada empat emas pistol dari lima laga perebutan emas yang tersisa),” ucapnya.
Lebih waspada
Terlepas dari itu, Glenn menuturkan, Indonesia mesti lebih waspada terhadap Singapura dan Thailand. Kedua negara ini diyakini akan menjadi batu sandungan Indonesia untuk mempertahankan predikat juara umum menembak di SEA Games 2019 Filipina, yakni dengan 7 emas, 6 perak, dan 2 perunggu.
Di SEA Games 2019, Thailand berada di peringkat kedua dengan 4 emas, 1 perak, dan 2 perunggu. Adapun Singapura terpuruk di urutan kelima dari enam peserta dengan 1 perak dan 4 perunggu, sedangkan Vietnam terbenam di dasar klasemen dengan 1 perak dan 1 perunggu.
Thailand punya kekuatan merata di nomor senapan dan pistol. Mereka diprediksi tetap stabil pada SEA Games 2021. Singapura memang sedikit turun di SEA Games 2019. Akan tetapi, tim Negeri Singa ini tampaknya mulai bangkit. Mereka unggul di nomor senapan.
Di luar dua negara itu, masih ada Vietnam. Selain bermain di rumah sendiri, tim Negeri Paman Ho ini dikenal andal di nomor pistol. Bahkan, sejarah mencatat, mereka pernah melahirkan Hoang Xuan Vinh yang meraih emas 10 meter pistol angin di Olimpiade Rio 2016. Sejauh ini, mereka juga masih menyimpan kekuatannya untuk SEA Games mendatang.
Baca juga: Vidya Sudah Berjuang dengan Optimal di Olimpiade Tokyo 2020
”Sekarang kami fokus untuk membaca peta kekuatan para pesaing, terutama Singapura, Thailand, dan Vietnam. Adanya kejuaraan di Jakarta ini cukup membantu untuk melihat kekuatan Singapura dan Thailand. Untuk Vietnam, kami baru bisa melihatnya pada seri Piala Dunia di Kairo, Mesir, akhir bulan ini,” ucap Glenn.
Menurut Glenn, di samping itu, mereka terus memperkuat mental, jam terbang, dan kemampuan para atlet. Indonesia mungkin menurunkan 32 atlet untuk ikut di semua nomor menembak SEA Games Vietnam. Para atlet bakal digenjot mengikuti sejumlah kejuaraan internasional dan pemusatan latihan di luar negeri medio Maret-April.
”Tim senapan dan pistol akan dikirim ke Jerman, shotgun ke Italia, dan running target mungkin ke Perancis. Negara-negara itu dipilih karena menjadi pusat industri senjata dan amunisi serta pembinaan nomor-nomor terkait. Dengan semakin memahami senjata dan amunisi yang akan digunakan, itu bisa membantu atlet mengoptimalkan skor-skor koma yang berpengaruh siginfikan dalam laga penentuan,” kata Glenn. (*)/p>