Pembaca ”Kompas” Bangun Rumah Terdampak Badai Seroja di NTT dengan Konstruksi Tahan Gempa
Pembaca harian ”Kompas” membantu pembangunan rumah warga di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, yang terdampak badai Seroja pada April 2021. Pembangunannya menerapkan konstruksi tahan gempa.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas menyalurkan bantuan dari pembaca harian Kompas untuk pembangunan rumah dan fasilitas pusat kegiatan warga di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, yang terdampak badai Seroja pada April 2021. Pembangunannya menerapkan konstruksi tahan gempa untuk menyesuaikan kerentanan bencana di wilayah tersebut.
Bantuan ini disalurkan berkoordinasi dengan Kementerian Sosial melalui program penanggulangan bencana di daerah yang berbatasan dengan Timor Leste tersebut. Pembangunan delapan unit rumah dan sebuah fasilitas pusat kegiatan warga akan dikerjakan oleh CV Surabaya Satu Construction.
”Terima kasih kepada Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) yang telah membantu kami merestorasi pascabadai Seroja. Alasannya (rekonstruksi) di Timor Tengah Utara karena pada saat melakukan koordinasi, belum ada sentuhan (bantuan) dari lembaga mana pun di wilayah itu,” ujar Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam penandatanganan kontrak pembangunan antara Yayasan DKK dan CV Surabaya Satu Construction di Gedung Kemensos, Jakarta, Jumat (3/6/2022).
Pembangunan rumah dan pusat kegiatan warga akan memakai konstruksi tahan gempa. Hal ini disesuaikan dengan kerentanan bencana di lokasi itu karena sudah beberapa kali diguncang gempa.
”Memang (biaya pembangunan) menjadi agak mahal. Mending membangun sedikit, tetapi aman, daripada membangun banyak kemudian terjadi masalah karena rutin sekali terjadi gempa di sana,” katanya.
Selain dengan Yayasan DKK, Kementerian Sosial juga bekerja sama dengan lembaga lain dalam merekonstruksi kawasan itu. Untuk menghindari permukiman warga diterjang banjir, dilakukan pengerukan sungai dan pembangunan tanggul di lokasi tersebut.
Tri Rismaharini menjelaskan, permukiman warga berada di perbatasan dengan Timor Leste. Rumah warga terletak di dataran rendah, sedangkan kawasan yang masuk wilayah negara tetangga berada di dataran tinggi.
Bantuan pembangunan rumah dan fasilitas pusat kegiatan warga membutuhkan dana sekitar Rp 1,5 miliar. Dana tersebut bersumber dari donasi pembaca harian Kompas yang membuka dompet kemanusiaan pada April 2021.
”Sungai di sana dangkal dan hampir rata dengan tanah. Kalau tidak dikembalikan (dikeruk), luapan air dengan kekuatan sangat besar dari atas akan membawa tekanan sangat besar dan mengancam rumah warga,” ucapnya.
Selain bantuan infrastruktur, Kemensos juga telah menyalurkan bantuan pemberdayaan warga dengan memberikan peralatan dan bahan tenun. Program pemberdayaan tahapan berikutnya adalah melalui peternakan dan perkebunan buah.
”Kami juga sedang menyiapkan bantuan akses air bersih. Sebab, di sana kesulitan air saat kemarau. Untuk bantuan listrik akan menggunakan sel surya,” ujarnya.
Ketua Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Antonius Tomy Trinugroho mengatakan, bantuan pembangunan rumah dan fasilitas pusat kegiatan warga membutuhkan dana sekitar Rp 1,5 miliar. Dana tersebut bersumber dari donasi pembaca harian Kompas. Dompet kemanusiaan ini dibuka pada April 2021. Sebelumnya, pihaknya juga telah menyalurkan bantuan logistik kepada penyintas bencana di NTT.
”Sebagai lembaga filantropi, Yayasan DKK berkewajiban menyalurkan bantuan tersebut secara tepat sasaran. Melalui program perbaikan hunian dan pusat komunitas warga oleh Kemensos, kami diajak terlibat,” katanya.
Bencana banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang melanda sejumlah daerah di NTT pada 4 April 2021. Bencana dipicu siklon tropis Seroja di perairan NTT (Kompas, 15/4/2021).
Komisaris CV Surabaya Satu Construction Danny Triputra Setiamanah mengatakan, pihaknya akan membangun rumah sesuai spesifikasi yang diminta Kemensos. Dinding bangunan memakai bata interlock dan menggunakan besi tulangan agar lebih kuat.
”Beberapa pekerja kami juga sudah punya pengalaman mengerjakan bangunan seperti itu. Kualitas bangunannya bagus karena menggunakan bata press sehingga lebih padat,” ucapnya.