Gempa Pasaman Barat, Sejumlah Warga Pasaman Dilaporkan Hilang, Korban Jiwa Bertambah
Enam warga Kabupaten Pasaman hilang akibat gempa yang berpusat di Pasaman Barat, Sumatera Barat. Korban jiwa bertambah menjadi delapan orang.
Oleh
PANDU WIYOGA, YOLA SASTRA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS — Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan enam warga Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, hilang akibat gempa M 6,1 yang berpusat di Kabupaten Pasaman Barat. Adapun korban jiwa bertambah satu menjadi delapan orang dan ribuan warga mengungsi.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari, Sabtu (26/2/2022), mengatakan, hingga Sabtu pukul 02.35, total warga meninggal akibat gempa ini sebanyak delapan orang. Sementara itu, jumlah luka berat 10 orang dan luka ringan 76 orang.
Di Kabupaten Pasaman Barat, ujar Muhari, warga meninggal sebanyak 3 orang, luka berat 10 orang, dan luka ringan 50 orang. ”Di Kabupaten Pasaman, warga meninggal 5 orang dan luka-luka 25 orang. Saat ini masih dilakukan pencarian terhadap enam orang yang diperkirakan tertimbun longsor,” kata Muhari dalam siaran pers, Sabtu pagi.
BNPB mencatat, hingga Sabtu dini hari, sebanyak 5.000 warga di Pasaman Barat mengungsi di 35 titik yang tersebar di tiga kecamatan, yaitu Talamau, Pasaman, dan Kinali. Adapun di Pasaman sekitar 1.000 warga mengungsi.
Menurut Muhari, gempa tidak hanya berdampak terhadap warga Pasaman Barat dan Pasaman. Di Kabupaten Limapuluh Kota, sebanyak 16 keluarga atau 53 jiwa terdampak. Dari jumlah itu, satu keluarga atau dua jiwa mengungsi ke tempat kerabat. Sementara itu, di Kabupaten Agam, satu bayi luka-luka akibat gempa.
”Kebutuhan mendesak yang dibutuhkan warga terdampak antara lain terpal dan tenda pengungsian, makanan siap saji, air bersih, serta perlengkapan keluarga,” kata Muhari.
Kerusakan
Gempa M 6,1 yang terjadi pada Jumat (25/2/2022) pukul 08.39 itu merusak ratusan rumah. BNPB mencatat, hingga Sabtu dini hari, jumlah rumah rusak berat sebanyak 103 unit, rusak sedang 5 unit, dan rusak ringan 317 unit.
Selain itu, fasilitas pendidikan rusak berat 3 unit, balai masyarakat rusak ringan 1 unit, aula kantor Bupati Pasaman Barat rusak ringan 1 unit. Kemudian, ada 2 fasilitas ibadah, 1 fasilitas umum lain, dan 1 bank yang masing-masing kerusakannya belum terkategori.
Kerusakan bangunan tersebut antara lain di Pasaman Barat 100 rumah rusak berat dan 300 unit rusak ringan. Di Pasaman, rumah rusak sebanyak 10 unit, tetapi petugas belum menentukan kategori kerusakannya. Di Limapuluh Kota, 3 rumah rusak berat, 5 rumah rusak sedang, dan 6 rumah rusak ringan. Di Agam, 1 rumah rusak ringan.
Tanggap darurat
Atas kejadian gempa ini, Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat telah menetapkan status tanggap darurat bencana alam gempa bumi melalui surat keputusan bernomor 188.45/160/BUP-PASBAR/2022. Masa tanggap darurat berlaku selama 14 hari, sejak 25 Februari hingga 10 Maret 2022.
Kebutuhan mendesak yang dibutuhkan warga terdampak antara lain terpal dan tenda pengungsian, makanan siap saji, air bersih, serta perlengkapan keluarga. (Abdul Muhari)
Dalam SK disebutkan, upaya penanganan bencana selama masa tanggap darurat antara lain melakukan pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi dan sumber daya. Kemudian, membuat langkah-langkah perencanaan dan pelaksanaan untuk penanggulangan bencana alam gempa bumi sesuai aturan berlaku.
Selanjutnya, mengusulkan rencana kebutuhan belanja dan sumber biaya yang akan dipergunakan. ”Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan pada dana APBD Kabupaten Pasaman Barat tahun 2022 dan dana bantuan yang tidak mengikat,” demikian penggalan SK yang ditandatangani Bupati Pasaman Barat Hamsuardi, Jumat kemarin.
Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto bersama jajaran dan perwakilan Komisi VIII DPR, Lisda Hendrajoni, berada di lokasi terdampak dan diterima oleh Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi, Sabtu ini. Kepala BNPB hendak memastikan dukungan sumber daya, perangkat, dan alat utama dalam penanganan darurat.
Suharyanto juga meminta agar dibentuk pos komando (posko) di setiap kabupaten/kota terdampak dan berkoordinasi langsung dengan posko provinsi ataupun Pusat Pengendalian Operasi BNPB. ”Pada masa penanganan darurat ini, selain pelayanan warga terdampak, prioritas utama dalam 7 x 24 jam ke depan adalah pencarian dan penyelamatan korban gempa,” katanya.
Menteri Sosial Tri Rismaharini yang sudah berada di lokasi pada Sabtu siang mengatakan, Dinas Sosial Provinsi Sumbar telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengevakuasi warga terdampak ke lokasi aman.
Berbagai bantuan dari Kementerian Sosial sudah dibawa ke lokasi yang diambil dari gudang Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Padang dan gudang regional Sumbar. Bantuan Kemensos itu, menurut Risma, berupa kebutuhan sehari-hari warga yang terdampak, termasuk peralatan masak, tenda, serta selimut.