Klub Televisi Ajaib
Saking megah dan misteriusnya, gedung itu memancarkan daya tarik tersendiri bagi warga kota yang, mau tak mau, melintasi jalan di depannya.
Gedung misterius di ujung jalan ini berdiri entah sejak kapan. Desainnya memang tampak antik, tapi tak ada yang tahu tepatnya kapan bangunan itu didirikan atau untuk apa bangunan itu ada. Saking megah dan misteriusnya, gedung itu memancarkan daya tarik tersendiri bagi warga kota yang, mau tak mau, melintasi jalan di depannya.
”Eh, gedung itu gunanya buat apa sih?”
”Siapa, ya, yang punya gedung sebesar itu?”
”Itu hotel atau apartemen sih?”
”Jangan-jangan bekas rumah sakit zaman dulu?”
”Coba deh googling.”
”Tidak ketemu, tahu!”
”Oh, ya?”
Begitulah kiranya pertanyaan-pertanyaan meluncur dari mulut warga kota. Namun, bahkan warga tertua sekalipun tak mengerti tentang gedung itu. Mereka bilang gedung itu telah ada sejak dulu, dan pastilah milik seseorang.
”Kalau bukan seseorang yang memiliki, memangnya siapa?” gerutu seorang lelaki tua penghuni panti jompo ketika dikejar pertanyaan perihal gedung aneh itu oleh sang cucu yang penasaran setengah mati. ”Iblis dan malaikat, begitu?”
”Waduh, kalau iblis dan malaikat punya tempat tinggal, ada berapa bangunan yang mereka tempati di dunia ini, Kek?”
”Mana kutahu!”
Entah berapa banyak kisah dan bualan yang lahir akibat kemisteriusan bangunan tersebut. Beberapa orang yang ingin dianggap hebat kadang mengaku memiliki tempat itu, dan, seperti yang sudah bisa ditebak, akan segera ketahuan bahwa pengakuan semacam itu tak lebih dari omong kosong belaka.
Tak pernah ada yang tahu pasti siapa pemiliknya. Tak juga ada yang mengerti kenapa bangunan itu masih juga berdiri jika saja tak jelas siapa yang mengurus atau siapa pula pemiliknya atau bahkan untuk apa gedung tersebut berdiri.
Pemerintah kota selalu bungkam saat pertanyaan tentang itu keluar, terutama dari anak-anak muda yang selalu penasaran, dan itu bukan jenis kebungkaman demi menutupi rahasia besar, tapi memang mereka tak pernah tahu. Pada akhirnya, karena tak juga ada jawaban, tibalah titik ketika orang-orang tak lagi peduli pada gedung misterius ini.
Seseorang berkata, ”Toh hidup kita sendiri sudah susah, kenapa pula repot mencari tahu seluk-beluk gedung yang tak pernah disambangi orang itu?”
”Ya, sudah, biarkan saja gedung itu. Hidupmu juga tak bakal ada bedanya andai sekarang juga pemiliknya muncul di depan kita dan memberikan semua jawaban yang orang-orang inginkan!”
Demikianlah, orang-orang kota pun perlahan dan pasti melupakan pertanyaan apa pun terkait gedung tersebut. Sebagian besar dari mereka bahkan mulai menganggap apa yang pernah dipertanyakan dulu sangatlah tolol dan sia-sia, karena bukankah gedung itu telah menjadi bagian dari kota, sebagaimana pohon-pohon dan tiang-tiang dan segala jenis bangunan lain?
Toh, hidup kita sendiri sudah susah, kenapa pula repot mencari tahu seluk-beluk gedung yang tak pernah disambangi orang itu?
Meski tampak terabaikan, gedung ini ternyata masih beroperasi. Sesuatu yang tentu tak diketahui warga kota biasa. Pada malam tertentu akan tampak segelintir manusia berbaju rapi memasuki pintu kecil di sisi samping gedung itu, dalam sebuah lorong gelap yang bersebelahan dengan sebuah toko barang antik yang nyaris bangkrut.
Lorong itu begitu gelap dan bau dan bahkan gelandangan tak ada yang sudi menetap di situ, dan karena itulah tak ada yang tahu gedung itu masih disambangi orang. Di dalamnya telah berdiri klub rahasia televisi ajaib.
Klub macam apa itu?
♦♦♦
Jangan terlalu ribet memikirkannya. Anggap saja orang-orang itu datang, masuk ke gedung tersebut sekadar untuk menonton televisi yang menayangkan ribuan wajah dari seluruh sudut kota; wajah setiap warga dengan semua tingkat kelas sosial dan segala macam problemanya, dengan sistem kendali jarak jauh yang sangat canggih.
”Tunggu dulu. Apa maksudnya? Saya sungguh tak paham.”
Sampai di sini, saya tahu pasti Anda akan bertanya-tanya. Baiklah, dengarkan ini baik-baik.
Jika saja Anda bergabung dalam klub ini, artinya Anda kenal orang dalam. Tak ada momen ketika Anda tiba-tiba boleh masuk ke gedung itu tanpa diajak oleh orang lama yang sudah jadi member tetap Klub Televisi Ajaib.
Jika Anda telah berada di sana, segala yang Anda tonton dalam salah satu dari puluhan ruang televisi harus tetap berada dalam kepala Anda. Membocorkan rahasia tontonan sama dengan menyetor nyawa Anda dan keluarga. Tiap bulan, Anda wajib membayar iuran klub yang luar biasa mahalnya.
Dalam ruang televisi ajaib, Anda diberikan satu unit remote yang mengendalikan segala pemikiran (dan pergerakan) orang-orang kota yang ditayangkan dalam layar kaca di depan Anda.
Ya, benar-benar mengendalikan seakan-akan mereka hanyalah robot dan Anda sang dewa pengendali yang tak terlihat.
Demi tidak terjadi kekacauan, kadang-kadang Anda tidak diberikan pilihan untuk masuk ke ruang khusus dan mengontrol orang bermoral bejat atau sosok yang tiap hari tak terlihat berbuat dosa. Dari situlah Anda mengubah wajah kota sesuai dengan yang Anda inginkan.
Besar kecilnya pengaruh dari remote Anda tentu saja di luar kendali klub itu dan pengurus. Yang jelas, hanya seorang korban khusus untuk Anda dalam sekali kunjungan kemari, demikian bagi member lain. Di kunjungan mendatang, Anda mendapat korban baru yang juga seorang saja.
Anda tidak boleh tiba-tiba mengundurkan diri dengan alasan kemanusiaan (karena sering peran remote berpengaruh dalam kelangsungan hidup satu atau bahkan beberapa orang), kecuali Anda hilang ingatan atau mati oleh berbagai sebab.
Maka, Anda terjebak di sini, di Klub Televisi Ajaib, tanpa dapat lepas dan jadi dewa pengedali sampai Anda mati dan jika Anda tidak kunjung mati hingga akhir dunia, maka Anda adalah member hingga kiamat datang.
Bagaimana? Apa Anda tertarik?
”Saya pikir saya tidak boleh keluar dari gedung karena sudah mendengar semuanya, kecuali menerima tawaran Anda. Bukan begitu?”
Memang.
”Jika saya menolak?”
Sulit untuk mengungkapkan secara mendetail apa yang bisa menimpa Anda dan juga keluarga Anda.
”Kami harus mati, bukan?”
Sulit untuk mengatakannya, tapi jika Anda bergabung, keuntungan yang tak terkira akan menanti di depan sana.
Setelah proses pembayaran selesai dan Anda mendapat surat sambutan serta kartu keanggotaan klub, yang pertama harus dilakukan oleh member baru seperti Anda adalah tes kesehatan. Anda harus melalui beberapa pemeriksaan di sini sebab kesehatan sang dewa adalah nomor satu.
Oh, ya, Andalah sang dewa sebagaimana para member lain di sini. Kita semua tak lebih dari dewa pengendali yang mampu, sekali lagi, mengubah wajah kota kita dalam waktu yang terbilang tak lama.
Jika Anda tahu berapa anggota klub kami, Anda akan bisa membayangkan seberapa besar perubahan itu, terutama ketika Anda mencoba menjadi pengendali di ruang istimewa itu. Anda sepenuhnya akan mengerti apa yang saya maksud.
Tentang tes kesehatan tadi, itu sangat penting. Tidak semestinya seorang pemegang remote tiba-tiba mati oleh penyakit jantung, misalnya.
Jika ada kondisi tertentu yang tak memungkinkan Anda untuk tidak menonton tayangan-tayangan mengerikan, tim medis kami telah siap dengan berbagai macam prosedur operasi dan obat dan suplemen. Hanya member-lah yang bisa menikmati kesehatan luar biasa akibat pengobatan dan terapi-terapi dengan metode tercanggih dari terapis kelas dunia sehingga proses di ruang televisi tidak terganggu.
Baca juga : Tragedi Menjelang Lebaran
”Tapi, saya belum yakin.”
Orang seperti Anda, yang adalah salah satu penggerak roda ekonomi kota, kiranya tak akan terbebani oleh iuran, tapi tentu kami tahu bukan itu yang Anda cemaskan. Apa yang akan terjadi pada keluarga Anda?
Sekali lagi, bisnis ini rahasia. Tak ada informasi apa pun yang bisa sembarangan dibawa ke luar, kecuali orang itu berharap mati. Bahkan orang paling berkuasa pun bisa mati konyol pada suatu pagi seandainya membawa apa pun dari klub ini dan mengabarkannya kepada orang bisu, tuli, atau buta. Ketatnya rules ini demi kemajuan klub.
”Jadi, keluarga saya tidak ikut andil dalam hal ini seandainya kelak saya mati oleh sebab-sebab alami?”
Tentu tidak selama mereka tidak dengar apa yang tidak seharusnya mereka dengar. Akan ada penjelasan lebih lanjut tentang keamanan orang-orang yang Anda cintai.
”Baiklah, berapa yang harus saya bayar?”
Gempol, 2 Mei 2021
Ken Hanggara lahir di Sidoarjo, 21 Juni 1991. Menulis cerpen, novel, dan skenario FTV. Karyanya terbit di berbagai media. Bukunya Babi-babi Tak Bisa Memanjat (2017), Negeri yang Dilanda Huru-hara (2018), dan Dosa di Hutan Terlarang (2018). Segera terbit kumpulan cerita terbarunya berjudul Pengetahuan Baru Umat Manusia.