logo Kompas.id
CerpenOminara
Iklan

Ominara

Ada penyesalan dalam dada Ominara menyikapi berita ini, mengapa ia selama ini menolak lamaran Zaitun yang sudah berulang kali. Kini, ia membayangkan laki-laki itu akan pergi untuk selama-lamanya.

Oleh
Nevatuhella
· 8 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/fHa7Syrn7k4MHr6bswVdWRVNKbo=/1024x1347/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F20201120-Cerpen-Sabtu-Ominara_1605804812.jpg
DIDIE SRI WIDIYANTO

Ominara

Seandainya Bahrum masih hidup, ia pasti menjadi salah seorang yang paling tertekan atas musibah wabah pandemi korona yang terjadi saat ini. Ia meninggal setahun yang lalu, ditabrak anak muda pengendara sepeda motor yang mabuk.

Di mata warga, Bahrum bernasib sangat malang. Dalam usia belum mencapai tujuh belas tahun, ayahnya meninggal dunia ketika melaut. Bahrum yang waktu itu ikut melaut diselamatkan dari badai oleh lumba-lumba. Padahal baru kali itulah Bahrum ikut melaut. Maksud hati ayah-ibunya agar Bahrum tak canggung bekerja apa saja. Karena saat itu, ia sudah bertunangan dengan Ominara. Gadis beribukan China mualaf. Tercantik di desa Toluk Mangandar.

Editor:
Maria Susy Berindra
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000