logo Kompas.id
CerpenSelawat Kematian
Iklan

Selawat Kematian

Ia ingat selama ini ia tak pernah ikut-ikutan mengamalkan apa yang dilakukan orang-orang yang melemparkan kepingan logam ke arah jenazah yang secara tak sengaja ditemui di jalan.

Oleh
Sam Edy Yuswanto
· 9 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/hzWMr9x75hCr3HjBLZu86vvXtzo=/1024x1488/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2F20200917-Ilustrasi-Cerpen-sabtu-Selawat-Kematian_1600361539.jpg

Burhan memelankan laju motornya saat truk yang membawa tumpukan kandang ayam di depannya mendadak mengurangi laju kecepatan. Tak sampai satu menit, truk yang menguarkan bau tahi ayam cukup menyengat itu benar-benar berhenti. Secara otomatis Burhan pun menghentikan motor. Sebab bila tidak, ia akan celaka karena menabrak bodi truk bagian belakang tersebut.

Sambil menutup hidung, Burhan membuka kaca helm warna hitam yang di bagian belakang bawah ada logo SNI-nya. Ia memiringkan kepala ke kiri. Menyelidik apa yang sedang terjadi di depan sana. Mulanya ia mengira ada kemacetan atau kecelakaan saat melihat banyak kerumunan orang. Ternyata ia keliru. Rupanya sedang ada upacara kematian di sana. Bahkan ia melihat keranda telah diangkat dengan posisi menuju ke arah jalan yang berlawanan dengan jalan yang akan dilewatinya. Itu artinya, deretan kendaraan yang berhenti mendadak barusan, termasuk motor matik yang dinaiki Burhan, harus bersabar sejenak sebagai bentuk penghormatan terhadap orang yang meninggal dunia, sekaligus penghormatan kepada para pengiring jenazah menuju pemakaman.

Editor:
Maria Susy Berindra
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000