Gotong Royong Membangun Jawa Tengah dari Desa
Sejumlah capaian positif telah diraih Jawa Tengah di masa pemerintahan Ganjar Pranowo selama dua periode. Integritas, transparansi, dan kemandirian menjadi nilai-nilai yang mendasari setiap kebijakannya selama menjabat.

Ganjar Pranowo lahir sebagai anak kelima dari enam bersaudara dari pasangan Pamudji Pramudi Wiryo dan Sri Suparni. Ayahnya merupakan polisi dari Korps Brimob, dengan pangkat terakhir sebelum pensiun letnan satu. Sikap disiplin, bertahan dalam keprihatinan sekaligus welas asih didapatkan dari kedua orangtuanya.
Pada masa akhir kuliahnya, Ganjar menjadi anggota Generasi Demokrat Kampus yang disingkat Gedek, organisasi yang bergerak di luar kampus. Bagi Ganjar, Gedek merupakan organisasi yang terkesan lebih nasionalis dan lekat dengan asas perjuangan marhaenisme Bung Karno.
Pergaulan yang semakin luas dengan anak-anak muda di luar kampus serta aktivitasnya di Gedek menuntunnya berjumpa dengan Soetardjo Soerjogoeritno, tokoh PDI, yang dipanggilnya Mbah Tardjo. Pembentukan ideologi Ganjar Pranowo mengalir bersamaan dengan aktivitasnya. Nasionalisme tumbuh lewat keterlibatan dalam aktivitas mahasiswa di kampus dan perjumpaan dengan pemikiran-pemikiran Soekarno.
Tahun 2002 Ganjar mantap menekuni politik praktis di partai. Debutnya dimulai dengan menjadi Deputi I Badan Pendidikan dan Pelatihan Pusat (Badiklatpus) PDI Perjuangan. Kemudian berlanjut menjadi anggota Bidang Penggalangan Panitia Pemenangan Pemilu Pusat PDI Perjuangan hingga menjadi anggota DPR periode 2009-2014.
Kiprah politiknya berlanjut ketika Megawati Soekarnoputri menunjuk Ganjar sebagai calon Gubernur di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Tengah pada 2013. Ganjar yang berpasangan dengan Heru Sudjatmoko akhirnya terpilih memimpin Jawa Tengah pada 2013-2018. Prestasi di periode pertama sebagai Gubernur Jawa Tengah menjadi faktor kemenangan Ganjar kembali memimpin Jawa Tengah pada periode 2018-2023.
Perjalanan kinerja Ganjar selama dua periode dapat dirangkum dalam lima tema besar dalam biografi berjudul Hitam Putih Ganjar: Jejak Kepemimpinan Ganjar Pranowo di Jawa Tengah (Penerbit Buku Kompas, 2023). Lima tema tersebut yaitu Merawat Pancasila dan NKRI dari Jawa Tengah, Reformasi Birokrasi Tetep Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi, Pembangunan Kapasitas Ekonomi Wilayah, Pembangunan Sumber Daya Manusia, dan Pembangunan Infrastruktur dan Lingkungan.
Ganjar meyakini jika integritas menjadi dasar keberhasilan. Itulah mengapa, dalam cita-cita membangun kehidupan masyarakat yang sejahtera, ia mengawali dengan membangun integritas dan transparansi.
Gotong royong dan kemandirian
Ganjar meyakini jika integritas menjadi dasar keberhasilan. Itulah mengapa, dalam cita-cita membangun kehidupan masyarakat yang sejahtera, ia mengawali dengan membangun integritas dan transparansi. “Mboten korupsi, mboten ngapusi” menjadi bagian sentral dari visi dan misi kepemimpinan Ganjar. Sejauh ini, kekuatan fondasi integritas yang sudah tertanam terbukti bertahan dari gempuran godaan praktik korupsi, kolusi, nepotisme, yang mengantar Jawa Tengah kerap tampil di papan atas provinsi berintegritas.
Selain integritas dan transparansi, buku ini menunjukkan bahwa Ganjar meyakini jika kehidupan berdaulat yang terbangun dalam kekuatan gotong royong menjadi kunci kemajuan suatu bangsa. Gotong royong, bagi Ganjar bukan sebatas kerja bersama. Menurutnya, gotong royong mengandung keikhlasan saling membantu demi kehidupan bersama yang lebih baik. Gotong royong sebagai keutamaan hidup bertumpu pada roh agung Pancasila, secara spesifik terkait sila ketiga dan kelima.
Kepemimpinan Ganjar juga selalu menekankan kemandirian. Konsep berdikari menjadi penegas program-program pemerintahan yang dijalankan dalam bidang-bidang perekonomian. Ganjar memandang desa sebagai titik awal pembangunan. Tradisi jimpitan di perdesaan, berupa keikhlasan pengumpulan satu sendok beras dari setiap keluarga yang kemudian dimanfaatkan untuk beragam kegiatan produktif, menginspirasinya tentang nilai kemandirian desa.
Pendidikan dan perempuan
Ganjar terinspirasi dengan kata-kata dari Bung Karno yang terkenal, ”Beri aku 1.000 orang tua, akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, maka akan kuguncang dunia”. Kalimat tersebut membuatnya berkomitmen untuk menaruh perhatian penuh pada bidang pendidikan. Menurut dia, pendidikan menjadi salah satu kunci dalam mengelola bonus demografi lewat hadirnya sumber daya manusia (SDM) berkualitas.
Di sisi lain, Ganjar juga melihat bahwa visi peningkatan ekonomi Jawa Tengah tidak akan bisa dilepaskan dari pembangunan SDM yang berkualitas, tangguh, dan sehat. Ganjar berharap semua bisa berkembang dengan sejajar tanpa ada yang tertinggal.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F08%2F12%2Ff58eee6f-77db-4bbf-b9b2-8b581cb51d60_jpg.jpg)
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama sejumlah pejabat dari Bank Indonesia dan IPB University serta para petani memanen bawang putih di Desa Tuwel, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (12/8/2022). Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal bersama dengan IPB University dan pemerintah setempat mendirikan learning center atau pusat pembelajaran bawang putih di kawasan itu untuk mengoptimalkan produktivitas bawang putih. Dengan upaya itu, ketergantungan Indonesia terhadap produk impor bawang putih diharapkan bisa dikurangi dan bawang putih petani bisa terserap.
Ganjar merumuskan Rancangan Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jawa Tengah yang memasukkan program strategis di bidang pendidikan. Komitmen di bidang pendidikan, tercermin dari peningkatan anggaran pendidikan dari tahun ke tahun. Pada awal kepemimpinannya, tahun 2013, anggaran pendidikan sebesar Rp 3,6 triliun dari APBD Pemprov Jawa Tengah. Pada periode kedua, anggaran pendidikan meningkat menjadi Rp 10,5 triliun dari APBD 2018.
Terobosan penting dalam bidang pendidikan pada masa kepemimpinannya adalah konsep Sekolah Tanpa Sekat. Konsep ini bertujuan memberikan kesempatan pendidikan kepada siapapun tanpa batasan dan sekat. Program ini menghasilkan inisiatif lain seperti SMK boarding, semi-boarding, pembentukan unit sekolah baru (USB) di daerah-daerah blank spot yang sebelumnya minim fasilitas pendidikan.
Di sisi lain, Ganjar paham bahwa untuk membentuk generasi unggul tidak hanya memperhatikan siswa, tetapi juga harus memperhatikan kesejahteraan guru. Pemerintah Jawa Tengah menetapkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 2020 supaya guru honorer mendapatkan upah setara dengan upah minimum kabupaten/kota (UMK).
Demi mencapai kesetaraan memperoleh akses terhadap pendidikan, Ganjar mengusung program unggulan meningkatkan keadilan jender dan perlindungan anak. Di level birokrasi, Ganjar menerapkan kebijakan pelembagaan pengarusutamaan jender yang merupakan pengintegrasian perspektif jender dan pemenuhan hakanak dalam setiap dokumen pembangunan. Sementara di tataran masyarakat, Ganjar menyebarluaskan perspektif keadilan jender melalui program pelatihan jender yang sekaligus merupakan bagian dari pelaksanaan program Sekolah Tanpa Sekat.
Terobosan penting dalam bidang pendidikan pada masa kepemimpinannya adalah konsep Sekolah Tanpa Sekat. Konsep ini bertujuan memberikan kesempatan pendidikan kepada siapa pun tanpa batasan dan sekat.
Upayanya ternyata diapresiasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA). Sejak 2017, Jawa Tengah memperoleh penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya kategori Mentor. Terbukti, Jawa Tengah mampu menjadi mercusuar bagi daerah di sekitarnya dalam pembangunan masyarakat berbasis jender. Diseminasi gagasan kesetaraan jender dan pemenuhan hak anak ternyata juga memanfaatkan media-media komunikasi populer supaya dapat menjangkau masyarakat lebih luas dan cepat seperti talk show Ngopi Penak atau Ngobrol Seputar Perempuan dan Anak.
Dua periode kepemimpinan Ganjar di Jawa Tengah membawa berbagai capaian positif. Namun, berbagai pekerjaan rumah masih harus diselesaikan kepala daerah selanjutnya. Beberapa disebutkan dalam buku ini, yakni meningkatkan keunggulan produk-produk kompleks berteknologi tinggi sambil tetap menerapkan konsep padat karya, terus berupaya menurunkan angka kemiskinan, mengurangi pengangguran, meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan, serta memberantas korupsi. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga : Membangun China dari Desa
Baca juga : "Lacrimosa", Merayakan Sunyi Dalam Puisi
DATA BUKU
Judul: Hitam Putih Ganjar: Jejak Kepemimpinan Ganjar Pranowo di Jawa Tengah
Penulis: Bambang Setiawan, Budiawan Sidik Arifianto, Reza Felix Citra, Karina Isna Irawan, Debora Laksmi Indraswari, Vincentius Gitiyarko Priyatno, Dian Lintang Sudibyo, Yulius Brahmantya Priambada, Prasetyo Aribowo
Penerbit: Penerbit Buku Kompas
Tahun Terbit: Cetakan I, 2023
Tebal Buku: xvi + 376 halaman
ISBN: 978-623-160-055-4