Peran ”Langit” Wapres Kiai Ma’ruf Amin
Kiprah Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden ke-13 Republik Indonesia seolah sepi dari sorotan publik. Namun, kiprahnya ternyata tak bisa dipandang sebelah mata.

Halaman muka buku berjudul 80 Tahun Prof. Dr. K.H. Ma’ruf Amin: Kiai Wapres, Wapres Kiai.
Judul: 80 Tahun Prof. Dr. K.H. Ma’ruf Amin: Kiai Wapres, Wapres Kiai
Penulis: Ahmad Baso, dkk
Penerbit: Penerbit Buku Kompas
Tahun terbit: 2023
Jumlah halaman: xxvi + 350 halaman
ISBN: 978-623-346-797-1
Sosoknya merupakan pemimpin tertinggi lembaga Islam nasional. Bukan hanya satu, melainkan dua sekaligus, Rais ’Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia. Maka, tak berlebihan apabila sosok Ma’ruf Amin disebut sebagai organisator yang matang.
Banyak orang tak menduga Kiai Ma’ruf Amin pada 9 Agustus 2018 dipilih mendampingi Joko Widodo untuk maju sebagai cawapres Pemilu 2019. Jokowi secara langsung menyatakan, ”Saya memutuskan dan telah mendapat persetujuan dari partai-partai koalisi yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja bahwa yang akan mendampingi sebagai calon presiden adalah Profesor Kiai Haji Ma’ruf Amin.”
Terpilihnya Ma’ruf Amin di luar prediksi banyak pengamat. Saat ditanya alasan memilih Ma’ruf Amin, Jokowi menjawab, ”Kami ini saling melengkapi, nasionalis-religius.” Kejutan dari Amin bukan hanya kali ini. Pada saat terpilih sebagai Rais ’Aam PBNU dalam muktamar NU di Jombang pada Agustus 2015, tak seorang pun menduganya.
Pasangan Jokowi-Amin apabila digambarkan seperti pertemuan langit dan bumi. Sosok Amin yang lebih senior adalah representasi kepemimpinan moral-keagamaan yang dianalogikan asalnya dari langit. Amin dengan latar belakang Ketua Umum MUI menjanjikan stabilitas di negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia.
Keberadaan Amin melengkapi posisi Jokowi yang menggerakkan roda pemerintahan. Jokowi adalah representasi kepemimpinan nasional yang berurusan dengan bumi. Pertemuan langit dan bumi ini mendorong pemerintahan berjalan lebih efektif karena mampu meredam isu politik berkedok agama.
Kiprah Ma’ruf Amin sepanjang hidupnya diangkat oleh Ahmad Baso, dkk. Publikasi berjudul 80 Tahun Prof. Dr. K.H. Ma’ruf Amin,Kiai Wapres Wapres Kiai (Penerbit Buku Kompas, 2023) diterbitkan menjelang usia ke-80 tahun Ma’ruf Amin ini berisi tentang kiprahnya sebagai seorang Wapres sekaligus ulama. Secara utuh, publikasi ini menjadi cerminan sikap hidup, strategi kerja, dan amalan Ma’ruf Amin selama perjalanan kariernya.
Peran Wapres
Bekerja tanpa hiruk-pikuk menjadi ciri Ma’ruf Amin. Kesan itu ditulis oleh wartawan Kompas pada 26 Juni 2021 untuk mengomentari kesibukan Wapres. Tugas kenegaraannya cukup banyak, dari ekonomi dan keuangan syariah sampai industri halal, kasus tengkes, reformasi birokrasi, kemiskinan, otonomi daerah, hingga Papua.
Setidaknya ada lima mandat yang dikawal oleh Ma’ruf Amin sebagai Wapres, yakni pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, ketimpangan dan kemiskinan serta pelayanan publik, percepatan pembangunan Papua, dan pengelolaan kebinekaan bangsa, baik suku, agama, ras, dan antargolongan.
Meski jauh dari sorotan publikasi, peran Amin tak sekadar second man. Ada sebelas penugasan penting dari Presiden Jokowi. Beberapa penugasan bagi Amin adalah Ketua Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Ketua Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD), dan Ketua Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional (KPRBN).
Menurut kesaksian Masduki Baidlowi, Juru Bicara Wakil Presiden RI, Kiai Amin pernah memberikan pesan penting terkait kepemimpinan. Amin pernah berujar, ”Pemimpin itu ibarat matahari. Di dunia, matahari itu tunggal. Maka, hindarilah terjadinya matahari kembar.”
Kesadaran untuk tidak menjadi matahari kembar dipegang teguh oleh Amin. Sebagai contoh ketika gempa Cianjur, Jawa Barat, 21 November 2022, yang menimbulkan kerusakan hebat dan memakan banyak korban jiwa. Beberapa jam setelah gempa, Wapres berkoordinasi dengan Bupati Cianjur dan Gubernur Jawa Barat karena ingin segera terjun ke lapangan. Dalam persiapan itu, Amin selalu ingat untuk tidak mendahului Presiden.
Sebelum berangkat ke Cianjur, Amin memastikan, ”Coba cek ke Istana Presiden, apakah Pak Jokowi akan melakukan kunjungan terlebih dahulu?” Niat kunjungan Wapres terpaksa ditunda karena jawaban dari Istana Negara, Presiden akan meninjau Cianjur. Rencana Wapres pun tertunda hingga beberapa kali karena Presiden Jokowi mengunjungi korban Cianjur sebanyak empat kali.
Modal sosial keagamaan juga dikelola Kiai Amin untuk melaksanakan kebijakan strategis demi mengoordinasikan percepatan pembangunan di Papua. Kiai Amin melakukan dialog dan menyerap aspirasi dalam pertemuan dengan para kampiun dan jawara lokal dari kluster pemerintahan, adat, agama, pendidikan dan akademisi, kelompok perempuan, serta kelompok pemuda.
Setidaknya ada dua pendekatan spesifik Kiai Amin terkait dengan pelaksanaan mandat undang-undang, peraturan presiden, keputusan presiden, dan instruksi presiden tentang Papua, yakni pendekatan khusus affirmative action bagi orang asli Papua (OAP) serta pendekatan kerukunan dan persatuan kebangsaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Di balik pencalonan
”Saya masuk jadi Wapres juga bukan karena saya anggota partai atau apa. Saya jadi Wakil Presiden bukan saya kepingin, kan. Memang saya diminta untuk itu dari banyak pihak, bahwa saya harus jadi itu.”
-Wapres K.H. Ma’ruf Amin, dalam wawancara dengan Najwa Shihab, 16 Oktober 2020-
Di halaman 319 hingga 320 dalam publikasi ini diceritakan, suatu sore, 9 Agustus 2018, Megawati Soekarnoputri menelepon Kiai Ma’ruf Amin dengan inti percakapan para pimpinan partai sepakat hendak memilihnya mendampingi Jokowi sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada Pilpres 2019. Antara percaya dan tidak percaya, Amin menjawab, ”Insya Allah, Bu Mega.”
Saat kabar itu datang, media massa masih gencar memberitakan Mahfud MD sebagai cawapres. Kesepakatan para pemimpin partai koalisi juga diceritakan cukup singkat. Tak butuh waktu lama untuk sepakat dan menandatangani dokumen untuk disetor ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dalam dokumen itu telah ditetapkan, Kiai Ma’ruf Amin sebagai cawapres mendampingi Jokowi.
Dipilihnya Ma’ruf Amin menyisakan misteri bagi publik karena nama Mahfud MD menghilang di menit-menit terakhir menjelang pengumuman pendamping Jokowi. Publikasi ini menyebut berbagai kalangan melakukan analisis di balik terpilihnya Ma’ruf Amin sebagai pendamping Jokowi. Salah satu kajian tersebut menilai para pimpinan partai sepakat pendamping Jokowi harus tokoh nasional yang memiliki pengaruh di akar rumput berbasis umat dan tidak berpotensi mencalonkan diri menjadi capres di 2024.
Namun, Ma’ruf menilai, setiap jabatan yang disandangnya merupakan panggilan takdir. Semua jabatan menjadi ladang ibadah serta ruang pengabdian pada bangsa dan negara. Menurut dia, seorang kiai tidak diperbolehkan meminta jabatan. Namun, saat sudah dipercayakan, amanah harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. (Litbang Kompas/IGP)
Riwayat Singkat Ma’ruf Amin
1943
Lahir di Kampung Kresek, Kabupaten Tangerang, Banten, 11 Maret 1943.
1958-1963
Nyantri di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang dan di Pondok Pesantren al-Khairiyah Citangkil, Cirebon.
1966-1970
Ketua NU cabang Tanjung Priok.
1971-1973
Anggota DPRD DKI Jakarta utusan Golongan.
1976-sekarang
Direktur Lembaga Pendidikan dan Ketua Yayasan Al Jihad Papanggo, Jakarta Utara.
1985-sekarang
Dosen STAI Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta.
1997
Ketua dan pendiri Dewan Syariah Nasional (DSN).
1997-1999
Anggota MPR RI.
1998-2000
Ketua Dewan Syuro DPP PKB.
1999-2004
Anggota DPR RI.
2000-2006
Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat.
2014-2015
Wakil Ketua Umum MUI.
2015-2020
Ketua Umum MUI.
2016
Mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Fikih (STIF) di Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara, Banten.
2018
Diumumkan sebagai calon wakil presiden mendampingi Presiden Joko Widodo.
2019
Dilantik sebagai Wakil Presiden ke-13 RI.
Sumber: Buku 80 Tahun Prof. Dr. K.H. Ma’ruf Amin,Kiai Wapres Wapres Kiai, diolah Litbang Kompas/IGP