Transformasi Kehidupan Erick Thohir
Transformasi menjadi bagian yang melekat dalam buku ini. Publikasi ini memuat transformasi Erick Thohir, mulai dari kiprahnya di dunia olahraga hingga ke politik.

Halaman muka buku berjudul (Bukan) Kisah Sukses Erick Thohir
Judul : (Bukan) Kisah Sukses Erick Thohir: Sebuah Biografi
Penulis : Abdullah Sammy
Penerbit : Penerbit Buku Kompas
Tahun terbit : 2022
Jumlah halaman : xx + 315 halaman
ISBN : 978-623-346-700-1
Transformasi merupakan upaya mencurahkan segala daya dan upaya untuk berubah menjadi lebih baik. Transformasi bukan sekadar usaha, melainkan juga disertai dengan doa.
Transformasi menjadi bagian yang melekat dalam buku(Bukan) Kisah Sukses Erick Thohir: Sebuah Biografi karya Abdullah Sammy (PBK, 2022). Publikasi ini memuat transformasi Erick Thohir, mulai dari kiprahnya di industri olahraga hingga berkecimpung di dunia politik.
Pria kelahiran Jakarta ini meyakini bahwa perjalanan transformasi tidak pernah berhenti. Setelah melalui titik terendah yang berisi kekurangan dan kesalahan, transformasi memberikan pelajaran memasuki fase baru. Setidaknya, ada dua fase yang telah dilakui Erick, yakni dunia olahraga dan politik.
Dunia olahraga
Publikasi dengan 315 halaman ini menceritakan kecintaan Erick pada dunia olahraga. Olahraga basket menjadi bagian yang tidak terpisahkan darinya saat usia muda. Dunia basket dikenalnya saat sekolah dasar, sejak saat itu ia sudah menempati posisi point guard yang bertugas mengatur permainan.
Alasan Erick berada di posisi point guard karena kemampuannya untuk tetap tenang saat memegang bola yang berarti ia memiliki visi arah tujuan bola. Kecintaannya berlanjut saat bergabung dengan klub basket Indonesia muda.
Ketika Erick berusia 20 tahunan, segudang ide yang dimiliki mendorongnya mulai merintis usaha. Ia mencoba mengajak pengusaha untuk menjadi investor di salah satu klub sepak bola Indonesia. Namun, saat itu Erick mengalami pengalaman pahit, ia dipandang sebelah mata oleh para pengusaha. Investasi olahraga di Indonesia dianggap hanya membuang uang oleh pengusaha.
Erick terus mencoba dengan berinvestasi pada olahraga, khususnya klub basket Satria Muda. Pada 1998, ia mantap menjalankan investasi olahraga dengan mengubah nama Satria Muda menjadi Mahaka Satria Muda.
Erick menjadi pemilik sekaligus manajer Mahaka Satria Muda. Pria kelahiran 30 Mei 1970 ini merasakan kerasnya lapangan basket nasional. Tepat pada tahun 1999, Mahaka Satria Muda menjadi juara pertama dalam kompetisi bola basket nasional Indonesia. Tak lama berselang, Erick mendirikan sport mall pertama bernama Sport Mall Britama yang mendorong sponsor bermunculan menjadi partner Satria Muda.
Kemenangan Satria Muda juga mengantarnya menjadi Ketua Umum Perbasi VII pada periode 2004 hingga 2006. Saat menjabat, ia memiliki program ”membumikan bola basket”. Erick ingin melunturkan predikat basket sebagai olahraga elite. Ia mengusung program tersebut dengan berupaya memperkenalkan basket 3 on 3 dan roadshow basket ke sekolah-sekolah. Baginya, program tersebut bola basket bukan lagi milik si kaya, melainkan milik semua. Setelah menyelesaikan masa jabatannya sebagai Ketua Umum Perbasi VII, pada tahun 2006 ia menduduki posisi sebagai ketua federasi bola basket Asia Tenggara (SEABA).
Perjalanan Erick Thohir menjadi tulang punggung di Olimpiade 2012 penuh perjuangan. Untuk pertama kalinya, ia mendapat mandat besar dari negara sebagai pemimpin kontingen Indonesia di Olimpiade 2012. Beberapa permasalahan harus dihadapi saat keberangkatan para atlet, seperti fasilitas uji coba tidak memadai, serta tidak cairnya uang saku. Misi utama Erick dalam Olimpiade ini adalah mempertahankan medali emas lewat cabang bulu tangkis. Semangat para atlet dipompa menuju misi utama tersebut.
Erick menjadi penyebar motivasi positif kepada para atlet Olimpiade London 2012. Salah satunya Greysia Polii yang membuktikan bahwa meski terpuruk pada Olimpiade London 2012, kerja kerasnya berbuah emas pada Olimpiade 2020 di Tokyo. Tak hanya Greysia Polii, Erick Thohir juga menjadikan Olimpiade London 2012 sebagai pelajaran sangat bermakna, yang membuatnya semangat untuk terus mengabdi kepada negara.
Pada 31 Oktober 2015, Erick terpilih menjadi Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Pria berusia 52 tahun itu perlahan menerapkan kultur kerja sama tim yang sehat di KOI, dengan cara pembenahan internal sebagai jalan utama dalam pembenahan kebangkitan olahraga di Indonesia.
Pria lulusan Universitas Nasional California tahun 1993 ditunjuk oleh Presiden Jokowi untuk menjadi ketua panitia Asian Games 2018 (INASGOC). Mandat dari Presiden Jokowi sangat bersejarah dan besar, pasalnya terakhir kali Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games terjadi pada tahun 1962. Kesibukan sebagai ketua panitia sudah dimulainya tahun 2016, pekerjaan pertamanya saat itu dengan membentuk panitia yang profesional. Erick memilih orang yang terbaik di bidang terbaik untuk berkontribusi. Pada tahun 2017, Presiden menandatangani surat kepanitiaan Asian Games 2018. Kegiatan olahraga Asia tersebut harus disiapkannya dalam tempo kurang dari 200 hari. Erick menggandeng aparat penegak hukum secara senyap seperti KPK, Polri, Kejaksaan, hingga BPK. Hal tersebut dilakukan agar tidak ada penyelewengan dana Asian Games 2018. Selain itu, ia menciptakan kultur kerja yang solid.
Dunia politik
Erick mulai berkecimpung di dunia politik sebagai ketua tim sukses Jokowi dalam kampanye Calon Presiden Indonesia periode 2019-2024. Alasan Erick Thohir dipilih oleh Jokowi adalah profesionalisme serta kesuksesannya dalam memimpin tim besar Asian Games 2018 dilengkapi kreativitas dan inovasinya.
Pada 7 September 2018, secara resmi Erick Thohir ditunjuk sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin. Anak bungsu dari tiga saudara ini meminta restu kepada ibu, istri, keempat buah hati, dan keluarga besarnya agar langkahnya semakin mantap.
Sebagai Ketua TKN, ia sangat melek data digital. Keterbukaan dengan data digital, membuatnya meningkatkan militansi yang turun ke semua daerah di Indonesia. Selama pemilihan tersebut, anak dari Teddy Thohir dan Elizabeth Tjandra ini menggunakan pendekatan penuh persahabatan yang mengedepankan inovasi dan kreativitas serta menolak keras politik identitas yang penuh sentimen SARA.
Jelang pelantikan presiden masa jabatan 2019-2024, Jokowi memanggil Erick ke istana dan memintanya sebagai Menteri BUMN. Bagi Jokowi, Erick memiliki semangat yang tinggi dalam bersaing di dunia internasional yang dapat ditularkan kepada BUMN. Selama menduduki jabatan Menteri BUMN, Erick Thohir bertujuan agar dapat membawa BUMN berprestasi di level yang lebih tinggi.
Publikasi kali ini tidak hanya menceritakan pencapaian Erick, tetapi juga kendala hingga strategi yang dilakukan untuk menyiasati setiap masalah. Sesuai dengan pernyataan Erick Thohir dalam buku ini, ”Hidup adalah roda yang terus berputar. Saat berada di posisi terbawah, usaha keras yang akan memutar posisi roda untuk perlahan naik. Sebaliknya, saat diam, roda kehidupan tak akan beranjak ke mana-mana.”(DPS/Litbang Kompas)