Jejak Bens Leo dalam Sejarah Musik Indonesia
Keterbatasan informasi perkembangan musik era 70-an mendorong Museum Musik Indonesia mendokumentasikan karya Bens Leo di majalah Aktuil periode 1972-1978. Karya-karyanya menjadi rekam jurnalisme musik Indonesia.
Majalah Aktuil merupakan majalah bergenre pop untuk remaja yang terbit di Bandung sejak tahun 1967. Mayoritas isinya tentang musik dilengkapi dengan film, fashion, sastra, dan senirupa. Pada periode 1972-1978 majalah ini memuat karya-karya Bens Leo, sosok yang sudah lebih dari 50 tahun bergelut di bidang jurnalisme musik.
Judul | Bens Leo dan Aktuil: Rekam Jejak Jurnalisme Musik |
Penulis | Bens Leo |
Penerbit | Museum Musik Indonesia |
Cetakan | 1/2021 |
Jumlah halaman | viii+222 halaman |
ISBN | 978-602-462-676-1 |
Bens Leo memiliki nama asli Benny Hadi Utomo. Pria kelahiran Pasuruan, 8 Agustus 1952 ini, putra seorang tentara bernama R. Hadi Soewandito. Karir jurnalistiknya dimulai sejak menulis di majalah sekolah saat SMA. Kebiasaan menulis berlanjut hingga tulisan pertamanya tentang sejarah Koes Bersaudara menjadi berita utama di koran mingguan Berita Yudha Sport dan Film tahun 1971.
Nama Bens Leo mulai digunakan saat mulai menulis di Aktuil. Nama tersebut digunakan lantaran nama Benny sama dengan nama anjing herder temannya di SMA. Ia kemudian berpikir keras untuk mengganti nama dan munculah Bens Leo, Bens dari Benny dan Leo dari nama zodiaknya.
Menurut Bens Leo, Aktuil merupakan tempat yang membentuknya sebagai jurnalis. Ia telah melakukan liputan luar negeri di World Pop Song Festival, Tokyo 1976 saat masih berusia 24 tahun. Saat itu ia meliput Guruh Soekarno, Grace Simon, dan Idris Sardi. Lewat kartu pers Aktuil, Ia juga kembali ke Budokan Hall, Jepang, tahun 1982 dan 1985, meliput penyerahan penghargaan yang diperoleh musisi nasional.
Selepas dari Aktuil, Bens melanjutkan karir di Majalah Gadis pada tahun 1983-1992. Karirnya semakin meningkat pada tahun 1993 setelah mendapat promosi sebagai Pemimpin Redaksi di Majalah Anita Cemerlang. Bens mendapat izin untuk merombak konten majalah cerpen dan mengganti 50 persen konten untuk gaya hidup.
Memasuki era digital tahun 2000, Bens dilobi oleh musisi Bigman Robinson dan pengusaha Maxi Gunawan untuk membangun majalah NewsMusik dengan konsep penggabungan antara Majalah Rolling Stone dan Aktuil. Namun, NewsMusik hanya bertahan tiga tahun dan terpaksa berhenti pada tahun 2003. Mengikuti perkembangan media digital Bens dan rekan-rekannya melanjutkan aktivitas jurnalistiknya ke media daring xposeindonesia.com.
Penerbitan buku Bens Leo dan Aktuil: Rekam Jejak Jurnalisme Musik merupakan upaya Museum Musik Indonesia dalam mendukung pendataan musik di Indonesia. Pendokumentasian musik Indonesia merupakan komitmen insan musik yang tercantum pada butir satu dari 12 deklarasi yang dihasilkan pada Konferensi Musik Indonesia tahun 2018.
Museum Musik Indonesia awalnya bernama Galeri Malang Bernyanyi (GMB) sebuah pusat dokumentasi musik yang dibangun oleh rekan Bens sesama jurnalis, Hengki Herwanto, koresponden Aktuil di Malang. Upaya pendokumentasian musik semakin mendapat dukungan luas dari kalangan musisi. GMB pun menjelma menjadi Yayasan Museum Musik Indonesia (MMI).
Buku kumpulan karya Bens Leo di Aktuil merekam berbagai wawancara, liputan, foto, dan tulisan-tulisan tentang musisi-musisi besar pada era 1970-an. Sejumlah nama tersebut antara lain Koes Plus, Panbers, The Mercy's, D'Lloyds, God Bless, Chica Koeswoyo, Grace Simon, Gesang, Idris Sardi, Chrisye, dan sejumlah nama legendaris lainnya. (Litbang Kompas/IGP)