logo Kompas.id
BukuMerekonstruksi Pendidikan...
Iklan

Merekonstruksi Pendidikan Indonesia

Dunia pendidikan Indonesia masih menghadapi persoalan-persoalan dasar yang klasik, yaitu rendahnya mutu dan terbatasnya akses pendidikan. Permasalahan dan topik perdebatan terus berulang bahkan hingga kini.

Oleh
Rendra Sanjaya
· 2 menit baca

JudulPendidikan dan Pelibatan Politik
PenulisAgus Suwignyo
PenerbitPenerbit Buku Kompas
Tahun terbit2021
Jumlah halamanxviii + 270 halaman
ISBN978-623-346-309-6

https://cdn-assetd.kompas.id/_3KESnA1C4iSddT8_18bbImVmTg=/1024x1411/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2FWhatsApp-Image-2021-11-12-at-10.46.16-AM_1636689657.jpeg
Kompas

Halaman muka buku berjudul \'Pendidikan dan Pelibatan Politik\'

Setidaknya selama sepuluh tahun terakhir, Indonesia terjebak hiruk-pikuk aneka persoalan "hilir" pendidikan nasional. Akibatnya, dunia pendidikan nasional seringkali mengabaikan pemikiran-pemikiran dasar yang memberi arah kebijakan dan praktik pendidikan nasional.

Di sisi lain, hasil tes Program for International Student Assessment (PISA) masih menempatkan kemampuan anak-anak Indonesia di bidang sains, membaca, dan matematika jauh di bawah anak-anak Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Thailand.

Sementara, ujian nasional, buku pelajaran dan sertifikasi guru banyak dikaji dalam bingkai ketidaksiapan pemerintah merespons permasalahan terkini. Namun, kajian sering terisolasi dari konteks makro arah pendidikan. Silang pendapat tentang perkara-perkara itu mencerminkan "kenasionalan" sistem pendidikan Indonesia masih relatif kabur.

Pengajaran di kampus-kampus juga dinilai hanya menghadirkan 'hegemoni akademis'. 'Hegemoni akademis' dalam pengajaran di kampus-kampus hanya membuat mahasiswa berwawasan sempit. Perkuliahan yang berupaya menjabarkan teori untuk mencermati fenomena relevan sehari-hari hanya mengundang  muka-muka lesu di dalam kelas.

Akibatnya, fokus perkuliahan hanya tentang kelulusan kuliah. Kelulusan kuliah dipandang modal simbolik untuk mobilitas sosial vertikal dan mempertahankan kemapanan.

Dalam proses pengajaran di kelas, banyak pengajar pun kesulitan membangun komunikasi interaktif yang memancing kepedulian ilmiah siswa. Motivasi pengajar dan saratnya beban kerja sering disorot sebagai penyebab. Namun karakteristik kompetensi seperti gaya mengajar juga amat menentukan.

Padahal, tujuan pengajaran bukan sekadar efektivitas. Praktik pendidikan tidak sekedar mereproduksi pengetahuan namun juga harus menumbuhkan kepedulian ilmiah.

Publikasi ini berisi 54 artikel  yang ditulis Agus Suwignyo dan pernah terbit di rubrik “Opini” dan “Didaktika” Harian Kompas pada rentang 2004 hingga 2020. Berbagai tegangan dalam pencarian titik keseimbangan prioritas kebijakan pendidikan terpotret dalam tulisan-tulisan yang dihimpun dalam buku ini.  Permasalahan dan topik perdebatan terus berulang bahkan hingga kini tetap menjadi permasalahan kunci dalam pembenahan pendidikan nasional.

Sudah saatnya bangsa Indonesia memiliki konsep pendidikan nasional yang jelas. Predikat nasional pada pendidikan, menegaskan pendidikan harus berdimensi nasional (kepentingan negara-bangsa) selain individual (hak warga negara perseorangan).

Pembenahan pendidikan seharusnya tidak sekedar janji politik dari rezim yang sedang berkuasa. Pembenahan secara menyeluruh dalam pendidikan nasional harus ditetapkan dalam suatu skema komitmen politik jangka panjang berbasis rencana pembangunan bangsa. (Litbang Kompas)

Editor:
santisimanjuntak
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000