logo Kompas.id
BukuGaya Kepemimpinan Empat...
Iklan

Gaya Kepemimpinan Empat Pemimpin di Dua Negara

R William Liddle membandingkan kepemimpinan presiden Amerika Serikat dan Indonesia, yakni Joko Widodo, Donald Trump, Susilo Bambang Yudhoyono dan Barack Obama. Buku ini memuat jawaban awal Liddle soal kinerja keempatnya.

Oleh
Desi Permatasari
· 3 menit baca

Indonesia dan Amerika Serikat memiliki persamaan dalam sistem pemerintahan, yakni demokrasi presidensial. Demokrasi presidensial menandakan kepala negara memiliki peran penting dalam setiap keputusan bagi bangsa. Setiap keputusan juga menggambarkan gaya kepemimpinan tiap-tiap pemimpin.

JudulDua Negeri Empat Pemimpin
PenulisR William Liddle
PenerbitPenerbit Buku Kompas
Tahun terbit2021
Jumlah halamanxxii +218 halaman
ISBN978-623-346-220-4

https://cdn-assetd.kompas.id/VoOYMor9qUR2zZMMFaTRlfm6j84=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2FIMG_20211026_161434_1635247314.jpg
Kompas

Halaman muka buku berjudul Dua Negeri Empat Pemimpin.

Paparan gaya kepemimpinan empat presiden di dua negara itu dirangkum dalam buku berjudul Dua Negeri Empat Pemimpin (Penerbit Buku Kompas, 2021) karya R William Liddle. Buku ini merupakan koleksi 50 artikel opini yang dikumpulan penulis selama 10 tahun. Artikel-artikel itu ditulis berdasarkan reaksi seorang pengamat dari peristiwa yang terjadi, bukan analisis kesarjanaan.

Pemimpin yang dibahas ialah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Joko Widodo, Barack Obama, dan Donald Trump. Meskipun sistem pemerintahan sama, gaya kepemimpinan dari empat pemimpin tentu berbeda.

SBY memangku jabatan sebagai presiden selama 2001-2014. Ia merupakan presiden pertama yang dipilih dua kali dalam pemilu demokratis. Liddle memaparkan bahwa kebijakan yang dikeluarkan saat masa pemerintahan SBY selalu pasti, tetapi tetap sesuai dengan norma, aturan, dan undang-undang demokratis. Walaupun demikian, keputusan perihal masalah-masalah penting tidak selalu langsung dan cepat. Salah satu kebijakan SBY ialah memecahkan masalah separatisme di Aceh bersama dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Serupa dengan SBY, Obama juga memimpin AS selama dua periode, yakni 2009-2017. Buku setebal 218 halaman ini menguraikan empat gaya kepemimpinan Obama, yakni tujuan kebijakan jelas dan konsisten, taktis, belajar dari sejarah, dan memiliki kemauan politik. Asuransi kesehatan untuk semua menjadi salah satu kebijakan khas Obama.

Berbeda dengan Donald Trump yang hanya menjabat satu periode, yakni 2017-2021. Trump dikenal dengan gaya kepemimpinan yang kontroversial. Perintah Trump yang paling kontroversial adalah melarang selama tiga bulan imigrasi dari tujuh negara mayoritas Muslim, yaitu Iran, Irak, Suriah, Yaman, Lebanon, Sudan, dan Somalia.

Selain itu, Trump melarang sejumlah media dalam beberapa bulan untuk hadir dalam pidato dan rapat umum. Bahkan, Trump pernah menggugat media yang memuat artikel yang dinilainya negatif. Buku yang terbit pada 2021 ini mengutip tajuk di The Washington Post yang menilai Trump merupakan suatu ancaman terhadap demokrasi AS.

Joko Widodo menjabat dua periode. Sejak awal karier sebagai politisi, Jokowi berkeinginan memberdayakan masyarakat kecil. Namun, seperti yang dikutip dalam buku ini, setiap politisi dihadapkan pada hard choices, yang menghasilkan akibat positif dan negatif.

https://cdn-assetd.kompas.id/YoYxJ4xcwgZmCpuZM3T9MQIrbBQ=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2FIMG_20211026_161404_1635247093.jpg
Kompas

Bagian Buku Dua Negeri Empat Pemimpin

Liddle menganalisis tiga keputusan Jokowi yang melemahkan alat-alat akuntabilitas pemerintah, yaitu pelumpuhan oposisi berdasarkan partai-partai, penyempitan kompetisi elektoral, serta pelanggaran batas kekuasaan otonom.

Menurut Liddle, gaya kepemimpinan empat pemimpin dari dua negara yang menganut sistem presidensial membuat penilaian tentang tingkat keberhasilan dari keputusan masing-masing pemimpin menjadi sulit. Sebab, presiden dan badan legislatif nasional terpilih dalam pemilihan umum secara terpisah. Salah satu tidak dapat menjatuhkan yang lain. Berbeda dengan sistem parlementer yang dapat dijatuhkan karena perdana menteri dipilih dan dijatuhkan oleh mayoritas anggota perlemen. (Litbang Kompas)

Editor:
santisimanjuntak
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000