Teori Nudge, Membantu Merumuskan Pilihan yang Lebih Baik
Buku \'Dorongan Nudge: Memperbaiki Keputusan tentang Kesehatan, Kekayaan, dan Kebahagian\' memberi kemungkinan mengarahkan seseorang ke arah keputusan yang lebih baik dengan menghadirkan pilihan tepat dengan cara berbeda.
Oleh
Yoan Octaviani
·3 menit baca
Richard H. Thaler dan Cass R. Sunstein mempelajari lebih jauh mengenai pilihan, faktor yang mempengaruhinya, serta bagaimana mengambil pilihan yang lebih baik dengan mengetahui cara manusia berpikir. Mereka pun menemukan teori nudge (dorongan) mampu membantu manusia merumuskan pilihan yang lebih baik.
Secara harfiah Nudge berarti “menyentuh dengan siku”. Sehingga, nudge didefinisikan sebagai ”sesuatu hal” yang secara efektif mampu memengaruhi keputusan yang diambil oleh individu, kelompok, atau masyarakat, tanpa adanya paksaan, atau bahkan tanpa imbauan.
Pendekatan ini menunjukkan manusia cenderung untuk bertindak tidak rasional dengan pola yang dapat diprediksi. Sehingga, manusia dapat diarahkan untuk membuat pilihan yang lebih baik. Caranya, dengan merancang lingkungan yang mampu mendorong ke arah pilihan yang terbaik.
Buku dengan 292 halaman ini dibagi dalam 4 bagian utama. Manusia dan Ekon, Uang, Kesehatan, dan Perpanjangan dan Penolakan. Melalui 18 sub bab, buku yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama ini menjelaskan bagaimana suatu \'dorongan’ mampu memberikan pengaruh baik dalam keputusan manusia di bidang keuangan, lingkungan, kesehatan, bahkan pernikahan.
Pada sub bab 1 berjudul ‘Bias dan Blunder’, penulis menjelaskan sistem manusia berpikir yakni sistem otomatis yang merupakan reaksi naluriah dan sistem reflektif yang merupakan pemikiran yang sadar. Pada bab ini penulis mengemukakan tujuan utama dari pembuatan buku ini adalah untuk membuat orang dapat mengandalkan sistem otomatis yang merupakan pemikiran intuitif dengan aman dan mudah.
Lebih jauh dan personal, penulis membahas mengenai pernikahan pada sub bab 13 dengan judul “Privatisi Pernikahan”. Bagian ini tidak hanya mengupas definisi pernikahan, namun juga kendali negara atas pernikahan dan manfaat pernikahan.Penulis menilai kendali negara seharusnya cukup soal pencatatan pernikahan di ranah ikatan sipil layaknya seperti ikatan formal biasa.
Teori dorongan (nudge) telah diterapkan di berbagai negara. Buang air kecil di luar kloset di Bandara Schipol, Amsterdam, Belanda disebut menurun 80 % setelah dilukis binatang lalat di dinding Kloset. Slogan “Warga Minnesota 90 % taat pajak” terbukti lebih efektif dibandingkan slogan, “Jika anda tidak membayar pajak, anda akan didenda”.
Demi mengurangi penggunaan lift, di Subway Stockholm, Swedia, tangga dibuat seperti tuts piano yang bersuara. Upaya ini terbukti meningkatkan penggunaan tangga hingga 80 %.
Kantin di Rumah Sakit Massachosetts memberi tanda lampu merah, kuning dan hijau pada jenis makanan yang berbeda. Makanan seperti humberger, pizza, soda dan ayam goreng ditandai lampu merah, sedangkan makanan berupa salad, buah diberi tanda lampu hijau. Cara ini cukup efektif mengurangi pengguna kantin di rumah sakit tersebut membeli makanan berkalori dan berlemak tinggi.
Terkait penjualan, penerapan teori ini telah dilakukan lewat dengan cara memajang barang secara menarik, mudah dilihat, dan terjangkau sehingga calon konsumen terdorong untuk memilih dan melakukan pembelian. (Litbang Kompas/Yoan Octaviani)