Kuatnya persaingan blok Barat dengan blok Timur menjadi alasan untuk menjaga Indonesia tidak jatuh ke tangan komunis. Inilah awal persinggungan agen rahasia Amerika dengan Indonesia.
Oleh
MARTINUS DANANG
·2 menit baca
Sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia, secara diam-diam Amerika Serikat telah mengirimkan tim intelijennya untuk melakukan spionase dalam pemerintahan Soekarno. Kuatnya persaingan blok Barat dengan blok Timur menjadi alasan untuk menjaga Indonesia tidak jatuh ke tangan komunis. Inilah awal persinggungan agen rahasia Amerika dengan Indonesia.
Organisasi Central Intelligence Agency (CIA) menyebarkan agennya ke banyak negara untuk melakukan aksi pengintaian dan operasi rahasia. Tidak jarang CIA melakukan intervensi terhadap suatu negara apabila dianggap terlalu bahaya bagi kepentingan Amerika di dunia internasional.
Kisah operasi rahasia agen CIA di Indonesia ini dinarasikan Hendri F. Isnaeni dalam Operasi Rahasia CIA di Indonesia Sejak Awal Kemerdekaan hingga Kini (Penerbit Buku Kompas, 2021). Redaktur historia.id ini dengan cermat menggunakan sumber sejarah berupa dokumen rahasia CIA yang sudah dideklasifikasi atau dibuka untuk umum. Ini menjadi semacam bukti otentik keterlibatan CIA untuk menyingkirkan lawannya, meski seringkali dibantahnya.
Salah satu kisah yang diungkap adalah usaha untuk menyingkirkan Presiden Soekarno. Berbagai cara dilakukan CIA, namun peristiwa Gerakan 30 September 1965 merupakan puncak kesuksesannya. Bahkan operasi tersebut dijadikan CIA sebagai model untuk menjatuhkan pemerintahan yang tidak disukainya, seperti peristiwa di Chile tahun 1973.
Hendri menyusun 36 artikel hasil studinya yang telah dipublikasikan di laman historia.id. Melalui karya setebal 260 halaman ini, Hendri mengajak pembaca untuk menelusuri narasi sejarah intelijen yang selama ini tersembunyi, seperti siapa agen CIA pertama di Indonesia, cerita pengkhianatan, atau operasi rahasia CIA di Indonesia yang dianggap paling sukses.
Peran CIA di Indonesia bertahan hingga kini. Menkopolhukam, Mahfud MD, mengutip data CIA, ketika menyebutkan angka 689 WNI menjadi simpatisan ISIS. Isu lainnya adalah Indonesia tercatat sebagai pengguna mesin sandi Crypto AG, yang disinyalir disadap oleh CIA (Martinus Danang/Litbang Kompas)