Buku ”Uang Indonesia, Sejarah dan Perkembangannya” (Penerbit Buku Kompas, 2021) mengupas secara kronologis perkembangan uang di Nusantara.
Oleh
Subur Tjahjono
·2 menit baca
Masa pandemi Covid-19 ini mengubah cara masyarakat bertransaksi. Uang tunai, baik uang kertas atau koin, sudah mulai jarang digunakan. Masyarakat mulai banyak menggunakan transaksi nirsentuh di dunia maya karena takut tertular SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19.
Erwien Kusuma, peneliti sejarah independen, dalam bukunya berjudul Uang Indonesia, Sejarah dan Perkembangannya (Penerbit Buku Kompas, 2021), menuliskan pada akhir bukunya tentang transaksi nirsentuh tersebut.
”Maka, gemerincing uang koin sudah semakin jarang terdengar, lembaran yang kertas sudah mulai digantikan dengan gesekan kartu, lalu gesekan kartu akan segera berubah menjadi pindai!” demikian Erwin menutup bukunya.
Buku setebal 280 halaman tersebut mengupas secara kronologis perkembangan uang di Nusantara. Ia membaginya dalam lima bab, yaitu (1) Uang dan Perdagangan, (2) Uang Nusantara dan Uang Koin China, (3) Uang VOC, Hindia Belanda, dan Pendudukan Jepang, (4) Uang Indonesia Masa Soekarno, (5) Uang Indonesia Masa Orde Baru.
Selama berabad-abad lalu, uang koin dan uang kertas telah digunakan untuk transaksi perdagangan. Mengutip penelitian Jan Wisseman Christie, temuan arkeologis uang paling awal adalah uang koin Jawa oleh Kerajaan Mataram Kuno pada akhir abad ke-8 Masehi atau awal abad ke-9 Masehi.
Salah satu kekayaan sejarah uang adalah adanya uang takhayul pada zaman Majapahit. Erwien mengutip HC Millies yang mencatat bahwa pada zaman Majapahit beredar uang takhayul. Uang itu adalah tiruan kasar dari uang kepeng China. Koin itu terbuat dari tembaga campuran dengan lubang persegi empat di tengah, tetapi dengan garis tengah lebih panjang, sekitar 4 sentimeter. Uang itu hingga saat ini masih dipakai sebagai jimat dan banyak digemari orang yang percaya khasiatnya.
Erwien Kusuma, alumnus Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia 2004, adalah orang yang cukup berkompeten menulis sejarah uang ini. Pengalaman bekerjanya di Unit Khusus Museum Bank Indonesia 2004-2009 sangat membantunya untuk menulis sejarah uang di Nusantara.