Delapan belas bendera parpol peserta Pemilu 2024 diarak melintasi daratan serta menyusuri sungai di Kalimantan Selatan. Pesan bahwa pemilu merupakan pesta demokrasi bagi rakyat disebarkan di Bumi Lambung Mangkurat.
Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
·5 menit baca
KOMPAS/RIZA FATHONI
Rombongan Paskibra yang membawa bendera parpol peserta Pemilu 2024 bersama marching band mengikuti kirab Pemilu menuju ke kantor KPU Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Senin (11/9/2023). Kirab Pemilu di Kaliimantan Selatan berlangsung di 13 kota dan kabupaten.
Berawal di ”Kota Seribu Sungai” Banjarmasin, Kirab Pemilu 2024 menyinggahi 13 kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Selatan selama lebih kurang 70 hari. Sebanyak 18 bendera partai politik peserta pemilu diarak demi menyiarkan pesta demokrasi lima tahunan kepada khalayak. Kirab juga membawa semangat kesetaraan di tengah keberagaman yang menjadi modal penting untuk menyongsong pemilu serentak.
Kirab Pemilu 2024 merupakan salah satu inovasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) periode 2022-2027 di bawah kepemimpinan Hasyim Asy’ari untuk menyosialisasikan pemilu kepada masyarakat. Kirab dimulai dari tujuh lokasi berbeda pada 14 Februari 2023, tepat setahun sebelum pemungutan suara. Selain para komisioner KPU, Sekretaris Jenderal KPU Bernad Dermawan Sutrisno turut melepas rombongan kirab pemilu.
Tiba di Kota Banjarbaru, ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan, Minggu (11/9/2023), iring-iringan Kirab Pemilu 2024 disambut meriah. Sebanyak 18 bendera partai politik (parpol) diarak dengan diiringi marching band.
Puluhan tamu yang mengenakan pakaian aneka warna menyaksikan serah terima rombongan kirab pemilu di kantor KPU Kota Banjarbaru. Sebelumnya, rombongan kirab pemilu itu berkeliling di Kabupaten Banjar.
Di tengah kerumunan orang dengan pakaian warna-warni itu, Hafizah (16), siswi kelas XI SMA Negeri 2 Kota Banjarbaru, berdiri. Berkemeja putih dengan rok abu-abu, Hafizah tampak berbeda dengan tamu undangan lain yang berpakaian aneka warna lambang parpol.
Rupanya, Hafizah tak sendirian. Ia mengaku datang bersama empat temannya karena diutus sekolah untuk menghadiri penyambutan rombongan Kirab Pemilu 2024. Sebagai pemilih pemula yang akan mencoblos untuk pertama kalinya pada 14 Februari 2024, Hafizah merasa beruntung bisa mendapatkan berbagai informasi tentang kepemiluan. Tidak hanya cara memilih, tetapi juga pemahaman bahwa pemilu juga merupakan sarana memilih pemimpin bangsa.
Hafizah pun menjadi paham bahwa pemilu seharusnya menjadi pemersatu bangsa. ”Kami jadi tahu harus bagaimana nanti pas pemilihan, juga bagaimana mendapatkan informasi yang akurat, enggak hoaks,” ujarnya.
Selain Hafizah dan rekan-rekannya, ada pula Muhammad Fahmi Azhari (27), perwakilan dari kelompok disabilitas. Ia merasa senang karena KPU melibatkan kalangan disabilitas dalam sosialisasi pemilu. Di samping merasa diperhatikan, kalangan disabilitas menjadi lebih memahami mekanisme memilih bagi mereka yang memiliki keterbatasan. ”Kebanyakan teman tuli itu tidak tahu kalau dipanggil. Nah, itu berarti mereka butuh pendamping. Ini perlu diperhatikan petugas KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemilihan Suara),” ujar Fahmi.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Perwaklian partai politik menandatangani deklarasi Pemilu sebagai sarana integrasi bangsa dalam rangkaian kirab Pemilu di kantor KPU Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Senin (11/9/2023). Kirab Pemilu di Kalimantan Selatan berlangsung di 13 kota dan kabupaten.
Pemilih pemula dan disabilitas memang menjadi sasaran sosialisasi dalam Kirab Pemilu 2024 di ”Bumi Lambung Mangkurat”. Sosialisasi juga menyasar masyarakat umum yang berada di pasar serta pusat-pusat aktivitas publik lainnya. Mereka mendapatkan berbagai informasi, mulai dari hari dan tanggal pemungutan suara, nomor urut parpol peserta Pemilu 2024, tata cara pengecekan daftar pemilih tetap, hingga hal teknis terkait kepemiluan.
Menyusuri sungai
Sosialisasi pemilu tak hanya digelar di daratan. Di Kota Banjarmasin, 18 bendera parpol diarak menyusuri Sungai Martapura. Susur sungai sembari menyosialisasikan pemilu tak hanya diikuti oleh penyelenggara pemilu, tetapi juga perwakilan parpol, tokoh masyarakat, hingga pemilih pemula.
Berawal dari Kawasan Wisata Siring, belasan perahu bermesin atau kelotok yang dihiasi dengan bendera parpol menyusuri sungai dan melewati ikon Kota Banjarmasin, seperti Patung Bekantan dan Menara Pandang. Kirab pemilu juga melintasi sejumlah titik bersejarah, seperti makam bersejarah dan permukiman asli suku Banjar di tepi Sungai Martapura.
Kegiatan susur sungai tersebut bukan tanpa alasan. Dijuluki Kota Seribu Sungai, di sepanjang sungai di Kota Banjarmasin terdapat banyak destinasi wisata yang tentu menarik perhatian masyarakat. Di sisi lain, menyusuri sungai berarti mengingat kembali peradaban Banjarmasin yang perkembangannya tidak lepas dari sungai.
KOMPAS/JUMARTO YULIANUS
Kirab perahu partai politik peserta pemilihan umum 2019 dengan menyusuri Sungai Martapura, di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu (8/4/2018).
Mengutip buku Sejarah Kota Banjarmasin yang ditulis H Ramli Nawawi dkk (1986), Kota Banjarmasin, tepatnya Kampung Kuin, sudah menjadi kota perdagangan sejak abad ke-16. Dengan permukaan tanah rata-rata 0,16 meter di bawah permukaan laut, wilayah tersebut dipengaruhi air pasang yang berasa asin sehingga akhirnya penduduk setempat menamakan tempat itu sebagai Banjarmasin.
Sebagai kota perdagangan yang terletak di pinggir Sungai Martapura, kapal dari berbagai tempat ramai keluar-masuk. Berbagai suku bangsa pun bertemu dan membaur di sana. Sejak abad ke-17, wilayah itu menjadi tujuan migrasi masyarakat suku Melayu, Jawa, Bugis, dan lainnya.
Kontak kultural tersebut membuat masyarakat Banjarmasin menjadi pribadi yang terbuka terhadap orang lain. Mengutip laman Pemerintah Provinsi Kalsel, suku bangsa yang mendiami Kalsel, antara lain, adalah Banjar, Dayak Bakumpai, Dayak Baraki, Dayak Maanyan, Dayak Lawangan, Dayak Bukit Ngaju, Melayu Jawa, Bugis, Tionghoa, serta Arab keturunan.
Kami ingin menggambarkan bahwa penyelenggara pemilu tidak membeda-bedakan secara kesukuan. Yang ada adalah kesetaraan bagi semua suku dan adat budaya yang ada di sini
Keberagaman masyarakat itulah yang kemudian diangkat sebagai tema Kirab Pemilu 2024 di Kalsel. Saat menyambut rombongan kirab, para anggota KPU Banjarbaru mengenakan baju adat untuk menunjukkan keberagaman tersebut. Bukan hanya baju adat suku Banjar, melainkan juga Jawa, Dayak, Aceh, dan Bugis. Hal itu sekaligus menjadi pesan untuk 190.609 pemilih di Banjarbaru agar tetap bersatu dalam menyambut Pemilu 2024
”Kami ingin menggambarkan bahwa penyelenggara pemilu tidak membeda-bedakan secara kesukuan. Yang ada adalah kesetaraan bagi semua suku dan adat budaya yang ada di sini,” kata anggota KPU Kota Banjarbaru, Hereyanto.
Kesetaraan
Hereyanto menjelaskan, kesetaraan dalam pemilu juga ditunjukkan dengan menggelar sosialisasi di rumah disabilitas hingga lembaga pemasyarakatan. Dengan adanya sosialisasi itu, diharapkan mereka menjadi peduli dengan Pemilu 2024.
Ketua KPU Provinsi Kalsel Andi Tenri Sompa menambahkan, pemilu merupakan hajatan seluruh masyarakat Indonesia. Pemilu juga merupakan sarana integrasi bangsa. ”Pemilu 2024 diharapkan dapat dinikmati, menjadi pesta sukacita, dan tidak membenturkan antara satu dan yang lain,” ujar Andi.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Rombongan Paskibra yang membawa bendera parpol peserta Pemilu 2024 bersama marching band mengikuti kirab Pemilu menuju ke kantor KPU Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Senin (11/9/2023). Kirab Pemilu di Kaliimantan Selatan berlangsung di 13 kota dan kabupaten.
Secara terpisah, peneliti dari Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Ihsan Maulana, mengatakan, semangat untuk menjadikan pemilu sebagai sarana integrasi bangsa yang digaungkan KPU perlu lebih dikonkretkan. Kesempatan sosialisasi yang dijalankan KPU di berbagai daerah perlu dimaksimalkan untuk menyampaikan substansi pemilu.
KPU diharapkan juga menyampaikan agar masyarakat memilih dengan rasional berdasarkan visi, misi, dan program kerja yang ditawarkan para peserta pemilu. Selain itu, sosialisasi untuk menghindari informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan perlu diperkuat. Hal yang juga penting adalah menyampaikan kepada masyarakat mengenai saluran yang bisa digunakan untuk melaporkan temuan-temuan yang bertentangan dengan aturan.