logo Kompas.id
Bebas AksesCetakan Ke-50 ”Filosofi Teras”...
Iklan

Cetakan Ke-50 ”Filosofi Teras” Tawarkan Stoisisme di Tahun Politik

Generasi muda bisa menerapkan mazhab filsafat stoikisme agar tidak pusing melihat kondisi politik menjelang Pemilu 2024. Anak muda seharusnya lebih rasional memilih calon presiden berdasarkan rekam jejak.

Oleh
STEPHANUS ARANDITIO
· 3 menit baca
Penulis buku <i>Filosofi Teras</i>, Henry Manampiring, berbicara dalam diskusi buku cetakan ke-50-nya yang bertajuk Stoa untuk Indonesia yang Lebih Rasional di Salihara Arts Center, Jakarta Selatan, Minggu (17/9/2023).
KOMPAS/STEPHANUS ARANDITIO

Penulis buku Filosofi Teras, Henry Manampiring, berbicara dalam diskusi buku cetakan ke-50-nya yang bertajuk Stoa untuk Indonesia yang Lebih Rasional di Salihara Arts Center, Jakarta Selatan, Minggu (17/9/2023).

JAKARTA, KOMPAS — Buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring telah memasuki cetakan ke-50 oleh Penerbit Buku Kompas. Buku paling laris ini mengangkat gagasan filsafat yang serius dengan bahasa tutur yang ringan sehingga pesannya dapat diterima pasar anak muda dengan baik. Menjelang Pemilihan Umum 2024, buku ini menawarkan satu gagasan stoikisme agar menjadi orang yang rasional selama tahun politik.

Dengan gaya penulisan itu, buku ini berhasil menjaring minat anak muda. Dalam diskusi buku bertajuk ”Stoa untuk Indonesia yang Lebih Rasional”, di Salihara Arts Center, Jakarta Selatan, Minggu (17/9/2023), hampir 90 persen pesertanya berada di rentang usia 15-35 tahun.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Ruang Serambi Salihara punya sejarah khusus dan makna personal bagi Henry Manampiring. Dalam proses menulis Filosofi Teras pada 2018, Henry sempat belajar mengenai Stoa di ruang Serambi Salihara. Salah satu pengampunya adalah A Setyo Wibowo, pengajar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara.

”Waktu awal, saya berdiskusi bersama Penerbit Buku Kompas mau memilih tempat diskusi, ya, kita harus kembali ke tempat ini, ke tempat awal. Pas banget nama ruangannya ruang serambi, jadi hari ini semuanya pas banget,” kata Henry di Salihara Arts Center, Jakarta Selatan, Minggu (17/9/2023).

Dapatkan buku ini: Cetakan Ke-50 ”Filosofi Teras” Tawarkan Stoisisme di Tahun Politik

Buku yang terbit pertama kali pada 2018 ini disambut baik oleh publik, bahkan memenangi penghargaan Book of The Year pada Indonesia International Book Fair 2019. Pada pertengahan 2023, buku ini dicetak ulang untuk ke-50 kalinya. Dengan penjualan total lebih dari 300.000 eksemplar, Filosofi Teras juga menjadi buku pengembangan diri lokal terlaris di Indonesia.

Iklan

Edisi cetakan ke-50 tampil beda dengan edisi-edisi sebelumnya. Selain berganti desain sampul, edisi ini juga memuat bab tambahan ”Stoikisme dan Tahun Politik” yang relevan dengan momentum politik saat ini.

Aneh orang Indonesia ini, paling kontradiktif, agamanya paling tinggi sedunia, korupsinya paling tinggi juga, perasaan agama itu mencegah korupsi, ini anomali.

Para petugas mengamati surat suara yang diterima untuk diteliti dan diperiksa kelayakannya sebelum dilipat dalam Simulasi Bongkar Muat, Sortir, Lipat, dan Pengepakan Logistik Pemilu Tahun 2024 di Kantor Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/7/2023).
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Para petugas mengamati surat suara yang diterima untuk diteliti dan diperiksa kelayakannya sebelum dilipat dalam Simulasi Bongkar Muat, Sortir, Lipat, dan Pengepakan Logistik Pemilu Tahun 2024 di Kantor Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/7/2023).

Generasi muda bisa menerapkan mazhab filsafat stoikisme agar tidak pusing melihat kondisi politik menjelang Pemilu 2024. Dengan begitu, anak muda seharusnya lebih bisa mengontrol diri dan lebih rasional dengan melihat rekam jejak calon daripada pilihan emosional semata.

”Tips-tips praktis stoikisme ini supaya kita menjadi manusia yang normal bisa digunakan. Aneh orang Indonesia ini, paling kontradiktif, agamanya paling tinggi sedunia, korupsinya paling tinggi juga, perasaan agama itu mencegah korupsi, ini anomali. Solusinya gimana kita menanamkan pendidikan moral yang rasional di sekolah-sekolah kita,” tutur Setyo Wibowo.

Baca Juga: Anarkisme dan Politik Imajinasi

Henry menyebutkan, keterlibatan seseorang dalam proses demokrasi memang sebuah pilihan, tetapi hasil dari proses demokrasi itu pasti akan berdampak langsung kepada setiap masyarakat. Dengan demikian, menurut dia, lebih baik ikut ke bilik suara memilih pemimpin dengan rasional daripada tidak sama sekali.

”Kita mau apatis atau tidak mau coblos, masalahnya yang terpilih nanti bisa jadi mengganggu kita, baik dengan kebijakannya maupun undang-undangnya. Jadi, ini tidak enaknya pesta demokrasi. Walau kita tidak mau ikut pestanya, kita tetap kena imbasnya. Jadi, jangan disia-siakan,” papar Henry.

Buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring ini menjadi solusi untuk belajar mengendalikan emosi negatif tersebut. Dengan bahasa gaul yang mudah dimengerti dan ilustrasi yang sangat epik, Henry Manampiring menjelaskan filsafat stoa (biasa disebut dengan filosofi teras) dalam bukunya ini.

Editor:
ADHITYA RAMADHAN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000