logo Kompas.id
Bebas AksesMenuju Kota Jakarta yang Ramah...
Iklan

Menuju Kota Jakarta yang Ramah Pelari

Dengan tantangan kepadatan lalu lintas, butuh dukungan kesadaran warga untuk menyelenggarakan kegiatan lari di Jakarta. Hal itu menjadi tanggung jawab bersama, terutama kepada para penyelenggara kegiatan lari.

Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
· 4 menit baca
Peserta masuk garis finis ajang Run The City di Hutan Kota Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (1/7/2023). Run The City menjadi ajang pemanasan bagi para pelari untuk menyambut LPS Monas Half Marathon, Minggu (2/7/2023).
ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Peserta masuk garis finis ajang Run The City di Hutan Kota Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (1/7/2023). Run The City menjadi ajang pemanasan bagi para pelari untuk menyambut LPS Monas Half Marathon, Minggu (2/7/2023).

JAKARTA, KOMPAS — Dengan kepadatan lalu lintas, tantangan utama menyelenggarakan kegiatan lari di Jakarta adalah berbagi jalan dengan pengguna jalan lainnya. Maka dari itu, Lembaga Penjamin Simpanan Monas Half Marathon hadir untuk ikut membangun kesadaran warga agar lebih ramah kepada pelari. Lagi pula ajang lari memiliki banyak manfaat, bukan hanya prestasi untuk peserta, melainkan juga ekonomi bagi warga sekitar.

Sekitar 1.000 peserta larut dalam euforia lari gembira 5K bertajuk Run The City di sekitar Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (1/7/2023). Ajang ini mengambil titik start dan finis di Hutan Kota GBK, memutari Kompleks GBK melewati Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Gatot Subroto, Jalan Gerbang Pemuda, Jalan Asia Afrika, dan kembali ke Hutan Kota.

Peserta umumnya terkesan dengan kegiatan pemanasan LPS Monas Half Marathon yang berlangsung, Minggu (2/7/2023). Hal itu karena peserta bisa berlari dengan aman dan nyaman, meskipun tidak sepenuhnya terbebas dari polusi udara kendaraan pengguna umum.

Baca juga: Kesan Positif dari Run The City

Walau panitia telah berupaya optimal, kepadatan lalu lintas tetap berdampak terhadap kegiatan tersebut, antara lain kemacetan di kawasan Jalan Asia Afrika yang membuat beberapa sepeda motor masuk ke jalan yang menjadi lintasan untuk pelari.

Pemimpin Redaksi Harian <i>Kompas </i>Sutta Dharmasaputra; anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) <i>ex-officio </i>Bank Indonesia, Destry Damayanti; Kepala Eksekutif LPS Lana Soelistianingsih; Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa; Wakil Pemimpin Umum Harian <i>Kompas </i>Budiman Tanuredjo; anggota Dewan Komisioner LPS, Didik Mardiyono; anggota Dewan Komisioner LPS <i>ex-officio </i>Kementerian Keuangan, Luky Alfirman; dan Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara (dari kiri ke kanan) melepas peserta Run The City di Hutan Kota Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (1/7/2023).
ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Pemimpin Redaksi Harian Kompas Sutta Dharmasaputra; anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ex-officio Bank Indonesia, Destry Damayanti; Kepala Eksekutif LPS Lana Soelistianingsih; Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa; Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo; anggota Dewan Komisioner LPS, Didik Mardiyono; anggota Dewan Komisioner LPS ex-officio Kementerian Keuangan, Luky Alfirman; dan Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara (dari kiri ke kanan) melepas peserta Run The City di Hutan Kota Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (1/7/2023).

”Saya maklum dengan situasi ini karena tidak mudah mengajak warga untuk berbagi jalan dengan peserta ajang lari,” ujar peserta Run The City asal Jakarta Timur, Retno Anggorowati.

Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mirza Adityaswara yang turut menjadi peserta Run The City mengatakan, Jakarta kurang ideal untuk olahraga, terutama lari. Selain karena faktor kualitas udara yang kurang sehat, itu juga disebabkan lalu lintas yang padat, termasuk di akhir pekan yang menjadi waktu luang untuk berolahraga.

Baca juga: LPS Monas HM Merintis Jalan sebagai Ikon Baru Lari Jakarta

Iklan

Di sisi lain, Jakarta sangat minim tempat untuk berolahraga. Pada akhirnya, jalanan sering dipilih untuk kegiatan lari. Penutupan jalan itu menimbulkan konsekuensi harus berbagi dengan kendaraan dan pengguna jalan lain.

Peserta berkostum unik berlari dalam acara Run The City di Jalan Pintu Satu Senayan, Jakarta, Sabtu (1/7/2023).
ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Peserta berkostum unik berlari dalam acara Run The City di Jalan Pintu Satu Senayan, Jakarta, Sabtu (1/7/2023).

”Jadi, perlu usaha bersama dari segala pihak untuk membuat Jakarta lebih ramah untuk kegiatan olahraga,” kata Mirza.

Saya bisa pastikan dua kegiatan ini akan berkesinambungan setidaknya hingga dua tahun ke depan. Semoga hal itu bisa ikut meningkatkan kesadaran warga untuk mendukung ajang lari di Ibu Kota.

Terlepas dari hal itu, Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menuturkan, Run The City berlangsung sesuai ekspektasi. Animo peserta melebihi dugaan dan semua berjalan relatif aman serta lancar, kendati ada satu peserta putra yang pingsan di tahap awal, tetapi cepat ditangani oleh petugas kesehatan.

Kepercayaan diri

Hal itu menumbuhkan kepercayaan diri Purbaya bahwa LPS Monas Half Marathon yang mengambil rute Monas ke Istora Senayan bisa berlangsung lebih baik. Jika pun ada catatan untuk perbaikan, hal itu adalah pembatasan jalan yang lebih ketat agar lintasan lebih steril untuk para peserta. ”Apalagi semakin siang, lalu lintas mulai ramai,” ujarnya.

Para peserta "Run The City" melintasi di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Sabtu (1/7/2023).
ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Para peserta "Run The City" melintasi di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Sabtu (1/7/2023).

Secara keseluruhan, Purbaya berharap Run The City maupun LPS Monas Half Marathon tahun ini bisa membantu meningkatkan kesadaran warga agar Jakarta menjadi kota ramah pelari. ”Saya bisa pastikan dua kegiatan ini akan berkesinambungan setidaknya hingga dua tahun ke depan. Semoga hal itu bisa ikut meningkatkan kesadaran warga untuk mendukung ajang lari di Ibu Kota. Salah satunya, agar Jakarta kelak ada ikon lari sendiri, seperti di Tokyo (Jepang) dan Boston (Amerika Serikat),” terangnya.

Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo menyampaikan, tantangan utama kegiatan lari di Jakarta adalah menghadirkan jalur yang clean and clear. Sejauh ini, ajang lari yang bisa melakukan itu hanya Asian Games Jakarta-Palembang 2018 dan Komando Run. Itu karena ada dukungan kekuatan penuh untuk menutup jalan.

Di luar itu, kegiatan lainnya butuh dukungan kesadaran warga untuk berbagi jalan. Kesadaran itu mesti dibangun dengan bukti-bukti manfaat keberadaan ajang lari di kota mereka. Mengacu dari luar negeri, ajang lari tidak cuma bermanfaat untuk prestasi atlet melainkan pula bisa membangkitkan perekonomian masyarakat, seperti mobilisasi stan-stan UMKM di Run The City.

Lihat juga: Run The City Jadi Ajang Pelari Tampilkan Kostum Terbaik

”Sebetulnya kita iri dengan Tokyo yang memiliki Tokyo Marathon. Di sana, warga menyambut dengan begitu antusias kehadiran para pelari. Kita harap Jakarta bisa seperti itu suatu hari nanti, tetapi memang butuh usaha dan waktu yang cukup lama untuk mewujudkannya,” tutup Budiman.

Editor:
JOHANES WASKITA UTAMA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000