logo Kompas.id
Bebas AksesPetugas Layanan Jemaah Lansia,...
Iklan

Petugas Layanan Jemaah Lansia, Sabar Tiada Akhir

Jalan hidup membawa Irfa Numa (29) mengabdi sebagai petugas pelayanan jemaah lanjut usia pada musim haji 2023. Ia merelakan bajunya tertumpahi bekas muntahan dan sepatunya sering basah demi melayani jemaah lansia.

Oleh
ADI PRINANTYO dari Mekkah, Arab Saudi
· 5 menit baca
Foto ilustrasi. Seorang petugas kesehatan haji menangani jemaah lansia. Usia lanjut termasuk kelompok yang rentan mengalami patah tulang.
KOMPAS/DEONISIA ARLINTA

Foto ilustrasi. Seorang petugas kesehatan haji menangani jemaah lansia. Usia lanjut termasuk kelompok yang rentan mengalami patah tulang.

Irfa, ibu dua anak asal Jombang, Jawa Timur, selalu teringat almarhumah ibunya, Nur Fatimah, saat menyaksikan ibu-ibu jemaah lanjut usia turun dari bus dan akan memasuki hotel. ”Kalau melihat ibu-ibu sepuh turun dari bus, seakan-akan saya melihat ibu saya ada di mana-mana, dan saya ingin segera membantu,” ujar Irfa, di kantor Sektor 1 di kawasan Masbah Jin, kota Mekkah, Arab Saudi, Kamis (15/6/2023).

Ia mengisahkan, upayanya merawat dan mengobati ibunya yang menderita kanker limpa pada 2015 membuahkan motivasi berlipat untuk melayani jemaah lansia. ”Setelah terdiagnosis sakit kanker, kondisi Ibu terus menurun. Dari yang semula mandiri, sampai tidak bisa apa-apa. Jadi, saya tahu betul bagaimana susahnya lansia yang sangat tergantung bantuan,” tutur Irfa, yang sehari-hari staf pengajar di Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif, Jombang, itu.

Seiring tugasnya itu, Irfa harus bersiaga di depan hotel jika ada rombongan jemaah haji datang. Begitu bus berhenti, dia harus mengamati dan segera memilah, mana yang lansia dan perlu dibantu, dan mana yang mandiri. Terhadap mereka yang perlu bantuan, tak jarang pelayan lansia seperti Irfa, harus mengantar sampai ke kamar, beserta barang bawaannya.

”Malah sering terjadi, belum tiba di hotel, para lansia itu juga sudah harus dibantu. Misalnya, sudah keburu mau pipis dan tidak bisa menahan sehingga pipis di bus. Apa boleh buat, kami harus membersihkan semuanya. Itu kalau cuma pipis. Kalau buang air besar, ya sama-saja. Kami harus bantu,” tambah Irfa.

Baca juga : ”Jerat” Jasa Kursi Roda Rugikan Jemaah Haji hingga Jutaan

Baca juga : Lansia yang Tersesat dan Tersesat Lagi di Masjidil Haram

Irfa Numa saat diwawancarai di Hotel Arkan Bakkah, Sektor 1 Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Arab Saudi, Kamis (15/6/2023).
CHANDRA AGUNG UNTUK KOMPAS

Irfa Numa saat diwawancarai di Hotel Arkan Bakkah, Sektor 1 Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Arab Saudi, Kamis (15/6/2023).

Baca juga : Jangan Paksakan Diri, Kiat Sehat Jemaah Lansia Berhaji

Pelayanan terhadap lansia juga tak kenal waktu. Tak heran, karena tenaga yang sangat terbatas, mereka tidak bisa memberlakukan sistem shift (giliran). Tim pelayanan lansia di Sektor 1 Mekkah hanya beranggota 14 orang dan harus siap membantu 7.000 anggota jemaah lansia di sektor tersebut.

”Pernah saya diminta membantu suami-istri jemaah haji, dan ditelepon jam 11 malam. Ternyata, si suami sedang dirawat inap di klinik, sementara istrinya tidak mau makan kalau tidak bersama suami. Padahal, si istri ini juga belum makan sejak pagi karena hari itu perjalanan dari Madinah ke Mekkah,” lanjut Irfa.

Setelah dibujuk dengan sabar, si istri bersedia makan dan mandi, dibantu Irfa. ”Saya bilang, anggap saya ini anaknya ibu. Makan dan mandi sama saya aja,” ujarnya. Hingga Kamis kemarin, perkembangan pasangan suami-istri berusia 70-an tahun ini terus dipantau.

Iklan

Sehari saja tak dipantau, ada saja yang terjadi. Misalnya, pernah si suami yang sudah pulang dari rawat inap membawa istrinya masuk kamar mandi dengan menarik tubuh istri dalam posisi di atas sarung. ”Karena keterbatasan fisik suami, ditaruh sarung di bawah badan istri, lalu sarungnya ditarik sampai kamar mandi. Yang seperti ini yang membuat saya harus terus mengecek mereka,” ucapnya lagi.

Wajib layani lansia

Selain tim pelayanan lansia, tim lain di Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2023 juga banyak bertemu dan wajib membantu lansia selama Ibadah haji 2023. Ini mengingat tahun ini terdata 67.199 anggota jemaah berusia lanjut dari 200.000 lebih anggota jemaah Indonesia. Tak heran, Kementerian Agama menetapkan tema besar ”Haji Ramah Lansia”.

Salah satu tim yang juga intensif berinteraksi dengan lansia tak lain tim bimbingan ibadah. Tim Bimbingan Ibadah Daerah Kerja (Daker) Mekkah membentuk pembimbing ibadah jemaah uzur (PIJU), yang bertugas membantu jemaah yang sedang dirawat inap di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) untuk menjalankan ibadah wajib mereka.

Salah satu petugas PIJU adalah Rofi Dwicita, yang belum lama ini bertugas di KKHI Mekkah. Ia menuturkan, membantu jemaah yang sedang sakit dan dirawat di KKHI, misalnya mengingatkan untuk shalat wajib dan membantu berwudu, perlu kesabaran lebih. ”Syukur alhamdulillah, selama ini tugas jadi PIJU di KKHI cukup lancar,” ujar Rofi, yang untuk sementara dipindahtugaskan ke kantor Daker Mekkah sebagai pengganti suasana.

Baca juga : Pembimbing Ibadah, Bantu Berwudu hingga Berbagi Nasihat

Rofi Dwicita (kiri) membantu anggota jemaah yang sedang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) untuk berwudu sebelum menunaikan shalat Dzuhur, Rabu (7/6/2023), di Mekkah, Arab Saudi.
KOMPAS/ADI PRINANTYO

Rofi Dwicita (kiri) membantu anggota jemaah yang sedang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) untuk berwudu sebelum menunaikan shalat Dzuhur, Rabu (7/6/2023), di Mekkah, Arab Saudi.

Menurut Rofi, salah satu tantangan dalam membimbing ibadah jemaah sakit ialah ketika harus membantu mereka yang mengalami demensia atau kepikunan. ”Sebelum kami bisa membantu, kebanyakan mereka harus diyakinkan sekarang sedang berada di mana dan sedang apa. Itu sudah proses tersendiri dan cukup rumit,” kata Rofi.

A Khotamil Anam, petugas pelayanan lansia yang disiagakan di Masjidil Haram mengungkapkan, dia menjalani tugas dengan penuh kebahagiaan. Bagi Anam, jemaah lansia harus dipastikan merasa tenang, nyaman dan bahagia ketika beribadah di Masjidil Haram.

Kami para petugas yang harus memastikan jemaah lansia merasa tenang, nyaman, dan bahagia ketika beribadah di Masjidil Haram.

Ia berpendapat, meski telah diimbau untuk beribadah di hotel setelah umrah wajib, jemaah juga tak bisa dilarang untuk datang ke Masjidil Haram. Terlepas ada berbagai risiko, seperti kebingungan arah pulang sehingga tersesat karena tak tahu pintu keluar, tak paham arah terminal bus, dan lupa nama serta nomor telepon hotel.

Kompleksitas penanganan jemaah lansia juga diungkapkan Kepala Sektor 10 Daker Mekkah M Anshari. Menurut dia, tak sedikit jemaah yang menolak sekamar dengan anggota jemaah lansia. Mereka yang menolak beralasan, merawat lansia menghabiskan waktu dan menguras emosi sehingga mengurangi alokasi waktu untuk beribadah.

”Terkait gejala semacam ini, kami memberi pengertian kepada jemaah bahwa bagaimanapun mereka yang lansia juga saudara kita. Apalagi, jemaah lansia yang tanpa pendamping dari keluarga. Salah satu solusi yang ditawarkan, mereka yang merawat lansia diatur bergiliran sehingga beban ditanggung bersama,” tuturnya.

Direktur Bina Haji Kemenag Arsad Hidayat mengharapkan pengertian sesama anggota jemaah terhadap mereka yang lansia. ”Di antara mereka ada yang seumur-umur baru sekarang keluar kota, dan untuk kali pertamanya itu ke Tanah Suci. Termasuk para lansia ini. Jadi, pengertian dan kepedulian sesama jemaah juga penting karena petugas haji jumlahnya terbatas,” katanya.

Sejak awal, petugas pelayanan lansia seperti Irfa sudah siap dengan kompleksitas dan kerumitan tugasnya. Oleh karena itu, tiap hari dia juga berusaha memperbarui semangatnya dengan bercerita kepada sesama petugas tentang tugas ”menyita emosi” yang baru saja ditunaikan. ”Dengan bercerita ke teman bahwa saya baru saja membantu buang air besar, misalnya, sudah plong rasanya,” ujar Irfa.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000