Menggapai Bugar lewat Senam Jemaah Lansia
Jemaah lanjut usia atau lansia tidak identik dengan ketergantungan. Demi kemandirian itulah, puluhan lansia di Sektor 10 Daerah Kerja Mekkah ikut senam lansia di Hotel Rizq Palace, kawasan Misfalah, Mekkah.
Rabu (14/6/2023) pagi waktu Arab Saudi, senam lansia berlangsung di lantai dasar Hotel Rizq Palace nomor 1009, kawasan Misfalah, kota Mekkah. Pesertanya? Ibu-ibu dan bapak-bapak anggota jemaah haji Indonesia 2023 lansia atau lanjut usia, mayoritas asal Semarang, Jawa Tengah, dan sekitarnya. Mereka berbaris rapi dan mengikuti instruksi dari Budi Abadi, Petugas Haji Daerah (PHD) asal Kota Semarang.
”Balik kanan, bapak-bapak dan ibu-ibu. Pukul-pukul punggung depannya, biar segar dan sehat semua,” teriak Budi, yang sehari-hari menjabat sebagai Kepala Kepolisian Sektor Semarang Utara.
Diselingi istirahat selama sekitar 5 menit, senam lansia itu digelar dalam dua sesi. Setelah sesi pertama lebih banyak diisi pemanasan, sesi kedua lebih semarak dengan senam penguin yang belakangan ini sedang tren.
Baca juga: Tercatat 58 Wafat, Pemantauan Kesehatan Jemaah Makin Intensif
Baca juga: Panas Ekstrem 44 Derajat Celsius di Mekkah Jadi Tantangan Jemaah Haji
Baca juga: Pembimbing Ibadah, Bantu Berwudu hingga Berbagi Nasihat
Baca juga: Jelang Puncak Haji, Layanan Bus dan Konsumsi Berhenti Sementara
Yang menarik, jelang akhir acara juga ada kuis. Annta Kern, dokter anggota Tim Kesehatan Haji, bertanya melalui pengeras suara. ”Bapak-bapak, Ibu-ibu. Siapa yang bisa menjawab, berapa nomor hotel kita?”
Beberapa orang menjawab, lalu salah seorang dari mereka dipilih dan bisa menjawab dengan benar. Annta menambahkan, ”Mengapa nomor hotel ini penting, karena kalau nanti ada yang terpisah dari rombongan, bisa menyebutkan nomor hotelnya.”
Sri Rohmana (68), salah seorang peserta senam, mengungkapkan, dia merasa lebih bugar setelah ikut senam. ”Mendingan senam daripada tidur terus. Kalau kebanyakan tidur, badan rasanya kaku,” ujar Sri, yang bertekad akan terus ikut senam supaya tetap sehat sehingga bisa menuntaskan ibadah haji.
Anggota jemaah lainnya, Iyut Maisaroh (56), juga merasa lebih segar dan lebih bersemangat setelah ikut senam. Selama ini dia menjaga kesehatan dengan makan apa saja menu yang tersedia serta minum vitamin yang didapat dari tim dokter. ”Apa saja saya makan supaya sehat terus. Senam ini menambah kebugaran saya,” ujar Iyut, anggota jemaah asal Pedurungan, Kota Semarang.
Baca juga: ”Toko Indonesia” di Arab Saudi, Promonya ”50 Ribu Jokowi”
Variasi kegiatan
Annta Kern menuturkan, senam lansia diadakan untuk menambah variasi kegiatan mengingat, menurut Annta, acara jemaah sudah mulai monoton. ”Kebanyakan, ya, beribadah ke masjid istirahat, makan. Begitu terus, berulang, sementara masih panjang menuju puncak ibadah haji,” ujarnya.
Oleh karena itu, diusulkan ada senam lansia untuk menambah kebugaran dan variasi kegiatan. Bak gayung bersambut, jemaah pun setuju, dan sudah mulai menanyakan kapan dimulainya senam. Tim dokter kemudian merespons antusiasme itu dengan undangan senam lansia.
”Senamnya apa juga baru diputuskan Selasa (13/6/2023) malam. Saya senang karena jemaah bersemangat, makanya akan dibuat rutin,” ujar Annta sambil menjelaskan, sejauh ini jemaah lansia di Sektor 10 dalam kondisi sehat. Jika ada keluhan, selalu langsung ditangani, selain ada kunjungan rutin.
Diakuinya, kadang ada kendala terkait jemaah yang tetap memaksakan diri. Waktu itu, lanjut Annta, seorang anggota jemaah diimbau tidak beribadah ke Masjid Nabawi karena cuaca panas dan sedang tidak fit. Namun, yang bersangkutan memaksakan diri sehingga terkena heatstroke. ”Tetapi, sekarang sudah mulai menerima imbauan, syukur alhamdulillah,” ujarnya.
Budi Abadi menambahkan, dari pengamatannya serta tim dokter, beberapa anggota jemaah lansia sudah mulai mengalami batuk dan pilek. ”Saya berkoordinasi dengan para dokter dan anggota tim kesehatan lainnya untuk memotivasi mereka rutin berolahraga. Daripada mengobati, lebih baik mencegah. Maka, jadilah program senam lansia ini,” kata Budi.
Senam lansia ini baru berlangsung dua kali. Yang pertama, katanya, memang baru diikuti sedikit orang. Maklum, waktu itu baru imbauan awal, dan sebagian anggota jemaah belum tiba dari Madinah. ”Kalau yang hari ini sudah jauh lebih meriah. Semoga juga bisa menyemangati yang lain untuk ikut olahraga,” ucapnya.
Saat ditanya dari mana pengadaan suvenir untuk hadiah kuis, Budi menyatakan, hadiah itu diupayakan secara mandiri. ”Itu ide dari Bu Dokter Annta. Kalau bisa ada tali asih supaya lebih bersemangat,” kata Budi.
Kepala Seksi Kesehatan Daker Mekkah Andi Ardjuna Sakti mengingatkan kembali kepada jemaah lansia agar tidak memaksakan diri beribadah sunah ke Masjidil Haram. Shalat wajib, kata Ardjuna, cukup di mushala hotel, atau masjid di dekat hotel. Itu juga sesuai dengan imbauan tim Bimbingan Ibadah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).
”Dalam praktiknya, banyak kendala yang akan dialami para lansia, dari dan ke Masjidil Haram. Cuaca di Mekkah panas. Kemudian naik turun bus, antre. Berjalan dari bus menuju masjidnya juga jauh karena kompleks Masjidil Haram sangat luas. Belum lagi kembali ke terminal bus juga bisa terpisah dari rombongan. Ini harus dipertimbangkan,” kata Ardjuna.
Andai harus beraktivitas di luar ruangan dan jauh dari hotel, dia menyampaikan perlunya sering minum air putih demi menghindari dehidrasi.Ditanya tentang anggota jemaah lansia yang sudah mengidap komorbid, Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah Edi Supriyatna menambahkan, mereka harus tetap minum obat yang rutin diminum sejak dari Indonesia. ”Ini untuk membantu agar penyakitnya tidak kambuh saat di Mekkah,” kata Edi.
Terhadap lansia yang rawan demensia, Edi mengimbau adanya pendamping dalam setiap aktivitas mereka. ”Di dalam kloter diterapkan strategi body system, artinya dalam satu kamar yang terdapat jemaah lansia, didampingi jemaah non-lansia. Jadi, sesama jemaah haji saling membantu. Kalau jemaah lansia beribadah, ya, dampingi sampai ibadahnya selesai,” lanjut Edi.
Usaha Budi dan Annta menjadi wujud riil implementasi ”Haji Ramah Lansia”, tema besar ibadah haji 2023. Seperti disampaikan Muhammad Iqbal, psikolog Rumah Konseling saat bimbingan teknis petugas haji, jemaah lansia perlu ditempatkan dalam posisi menjadi prioritas. ”Petugas perlu menganggap dan memperlakukan jemaah lansia sebagaimana orangtua kita,” ujar Iqbal.
Kesabaran tim dokter dan pembina haji untuk mengajak dan memersuasi jemaah lansia agar mau ikut senam tetap langkah kecil yang penuh arti demi kebugaran jemaah.