logo Kompas.id
Bebas AksesTercatat 58 Wafat, Pemantauan ...
Iklan

Tercatat 58 Wafat, Pemantauan Kesehatan Jemaah Makin Intensif

Terdata 58 anggota jemaah haji Indonesia wafat, hingga Selasa (13/6/2023). Pemantauan kesehatan diintensifkan.

Oleh
ADI PRINANTYO dari Mekkah, Arab Saudi
· 4 menit baca
Suasana ruang perawatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah, Arab Saudi, Rabu (7/6/2023).
KOMPAS/ADI PRINANTYO

Suasana ruang perawatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah, Arab Saudi, Rabu (7/6/2023).

MEKKAH, KOMPAS — Pemantauan kesehatan jemaah haji Indonesia diintensifkan seiring jumlah kematian yang mencapai 58 orang hingga Selasa (13/6/2023) sore waktu Arab Saudi. Hasil pengecekan kesehatan di tiap kelompok terbang (kloter) diminta rutin dilaporkan guna langkah tindak lanjut yang tepat, demi mencegah kondisi fatal.

Jumlah 58 anggota jemaah wafat itu tergolong tinggi jika dibandingkan angka kumulatif wafat hingga hari ke-21 ibadah haji per tahun, sesuai data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat). Angka kumulatif wafat hingga hari ke-21 pada tahun-tahun sebelum pandemi di bawah 40. Pada 2017 tercatat 38 wafat, 2018 sebanyak 36, dan 2019 terdata 24 meninggal.

Kepala Bidang Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Muhammad Imran menjelaskan, dari pemantauan tim kesehatan, mayoritas kematian terjadi tak berselang lama setelah anggota jemaah tiba di Arab Saudi.

”Mereka yang meninggal kurang dari 12 jam, dan kurang dari sehari setelah tiba di Tanah Suci, lebih banyak daripada mereka yang sudah tinggal berhari-hari di Arab Saudi,” ujar Imran, di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah, Arab Saudi, Senin (12/6/2023) malam.

Baca juga: Mekkah 44 Derajat Celsius, Jemaah Perlu Cegah Dehidrasi

Baca juga: Kanan-Kiri Mukimin Indonesia di Mekkah dan Sekitarnya

Tim Perlindungan Jemaah Daerah Kerja Mekkah membagikan makanan dan minuman kepada jemaah Indonesia di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Selasa (13/6/2023) siang. Langkah ini merupakan bagian dari upaya mencegah jemaah mengalami dehidrasi setelah menjalankan ibadah umrah wajib.
KOMPAS/ADI PRINANTYO

Tim Perlindungan Jemaah Daerah Kerja Mekkah membagikan makanan dan minuman kepada jemaah Indonesia di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Selasa (13/6/2023) siang. Langkah ini merupakan bagian dari upaya mencegah jemaah mengalami dehidrasi setelah menjalankan ibadah umrah wajib.

Baca juga: Jangan Paksakan Diri, Kiat Sehat Jemaah Lansia Berhaji

Menurut Imran, prosesnya kurang lebih setelah mendarat, yang bersangkutan menderita sakit, lalu dirujuk untuk dirawat di rumah sakit, kemudian meninggal. ”Jadi, proses perjalanan dengan pesawat terbang itu sendiri sudah membuat mereka sakit berat sebelum beraktivitas di Tanah Suci,” kata Imran lagi.

Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Mekkah Andi Ardjuna Sakti menambahkan, jumlah yang dirawat di KKHI hingga Senin tercatat 108 orang. Dari sisi penyakit, yang terbanyak diderita ialah pneumonia, hipertensi, dan diabetes. Adapun untuk yang dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS), terbanyak penderita penyakit jantung.

Sejumlah dokter spesialis, seperti spesialis jantung, spesialis paru, dan spesialis penyakit dalam, juga diminta menyampaikan pelatihan tentang penanganan pertama terhadap jemaah dalam kondisi kritis untuk penyakit-penyakit tersebut. ”Harapannya, tenaga kesehatan di lapangan, termasuk yang melekat di kloter, memahami tindakan-tindakan yang segera dilakukan,” kata Ardjuna.

Pemeriksaan berkala terhadap jemaah dengan risiko tinggi juga diintensifkan di KKHI. ”Ada poliklinik pasien risti (risiko tinggi) di KKHI. Salah satu tujuan pemeriksaan berkala adalah screening kesehatan jemaah dalam upaya memberi pelayanan terbaik. Ini juga langkah yang kita lakukan dalam rangka safari wukuf (mewukufkan jemaah sakit),” tambahnya.

Iklan

Fasilitas pendingin suhu udara di halaman Masjidil Haram, Kamis (8/6/2023) sore waktu Mekkah, Arab Saudi. Temperatur Mekkah pada Kamis lalu mencapai 44 derajat celsius dan diprediksi selalu di atas 40 derajat pada hari-hari mendatang.
KOMPAS/ADI PRINANTYO

Fasilitas pendingin suhu udara di halaman Masjidil Haram, Kamis (8/6/2023) sore waktu Mekkah, Arab Saudi. Temperatur Mekkah pada Kamis lalu mencapai 44 derajat celsius dan diprediksi selalu di atas 40 derajat pada hari-hari mendatang.

Bantu atasi kelelahan

Dari pantauan di Masjidil Haram, Selasa (13/6/2023) siang, beberapa rombongan jemaah asal Indonesia berjalan menuju arah yang keliru saat selesai beribadah di masjid dan akan menuju terminal bus. Serombongan jemaah asal Nusa Tenggara Barat bertanya kepada petugas haji soal bus yang membawa mereka ke hotel.

Setelah dicek, mereka tinggal di hotel di kawasan Misfalah, yang harus ditempuh dengan naik bus Shalawat nomor 11. Bus Shalawat nomor 11 bersiaga di Terminal Ajyad, sedangkan rombongan jemaah tersebut sedang berjalan menuju Terminal Syib Amir, yang posisinya berjauhan.

Tak pelak, jemaah dengan salah satu anggotanya mengalami keram di kaki itu harus berjalan lebih dari satu kilometer menuju Ajyad, di tengah cuaca panas. Perjalanan ke Ajyad juga dalam tempo lambat karena sebagian jemaah berusia tua sehingga sebentar-sebentar perlu beristirahat.

Suasana kawasan Masjidil Haram di Mekkah, Arab Saudi, Selasa (6/6/2023). Temperatur Mekkah pada Kamis lalu mencapai 44 derajat celsius dan diprediksi selalu di atas 40 derajat pada hari-hari mendatang.
KOMPAS/ADI PRINANTYO

Suasana kawasan Masjidil Haram di Mekkah, Arab Saudi, Selasa (6/6/2023). Temperatur Mekkah pada Kamis lalu mencapai 44 derajat celsius dan diprediksi selalu di atas 40 derajat pada hari-hari mendatang.

Baca juga: Pembimbing Ibadah, Bantu Berwudu hingga Berbagi Nasihat

Sebagai upaya membantu jemaah mengatasi dehidrasi, tim Perlindungan Jemaah Daker Mekkah, Selasa siang, membagikan minuman dan makanan kepada jemaah Indonesia di Masjidil Haram. Hanya dalam hitungan puluhan menit, makanan-minuman plus sandal cuma-cuma itu ludes terbagi.

Kepala Seksi Perlindungan Jemaah Daker Mekkah Rijal Kani mengungkapkan, jemaah yang baru saja tuntas menunaikan umrah wajib di Masjidil Haram pasti kelelahan.

”Ibadah tawaf dan sai dalam umrah wajib itu memakan banyak tenaga sehingga kami ’jemput bola’ dengan mengantarkan makanan dan minuman, supaya mereka enggak kelaparan,” kata Rijal, yang menambahkan bagi-bagi makanan-minuman di Masjidil Haram akan dilakukan tiap hari.

Dari Madinah dilaporkan, tiga anggota jemaah haji yang sedang dirawat di KKHI Madinah dievakuasi ke Mekah, menyusul rombongan kloter mereka masing-masing yang sudah berada di Mekkah.

”Pemerintah menjamin seluruh jemaah yang masih berada di Madinah, baik di KKHI maupun di rumah sakit, diberangkatkan ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji,” kata Kepala Seksi Pelayanan Kedatangan dan Kepulangan Daker Madinah Cecep Nursyamsi.

Direktur Bina Haji Kementerian Agama Arsad Hidayat kembali mengingatkan jemaah agar tidak memaksakan diri beribadah sunah di Masjidil Haram.

”Shalat wajib juga bisa dijalankan di mushala hotel atau masjid terdekat dengan hotel. Ibadah haji ini memerlukan kebugaran fisik yang prima, karena setelah tiba di Mekkah, langsung berlanjut dengan umrah wajib di Masjidil Haram. Itu melelahkan. Perlu simpan tenaga sebelum puncak haji,” kata Arsad.

Editor:
ADHITYA RAMADHAN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000