Aktivitas wisata di kawasan Borobudur dinilai belum pulih sepenuhnya karena kunjungan ke bangunan Candi Borobudur belum dibuka. Sejumlah pihak meminta kunjungan segera dibuka, dengan tetap memperhatikan aspek konservasi.
Oleh
REGINA RUKMORINI, HARIS FIRDAUS
·6 menit baca
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Atraksi seni topeng ireng dari Komunitas Lima Gunung menyemarakkan pembukaan kegiatan Indonesia Bertutur di kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (7/9/2022). Indonesia Bertutur melibatkan 900 pelaku seni dari 17 negara yang menyajikan 116 karya. Kegiatan untuk mengajak generasi muda melestarikan budaya secara kreatif ini berlangsung hingga 11 September 2022.
Setelah pandemi Covid-19 terkendali, denyut pariwisata di kawasan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sudah kembali terasa. Namun, aktivitas wisata di sana dinilai belum pulih sepenuhnya karena kunjungan ke bangunan Candi Borobudur belum dibuka. Sejumlah pihak meminta pembukaan kunjungan itu segera dilakukan, tetapi aspek konservasi juga perlu diperhatikan.
Sejak tahun 2020, aktivitas pariwisata di Candi Borobudur mengalami berbagai guncangan dan dinamika. Saat pandemi Covid-19 mulai merebak di Indonesia pada Maret 2020, kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur sempat ditutup sementara. Penutupan yang berlangsung selama beberapa bulan itu bertujuan untuk mencegah risiko penularan Covid-19 di tempat wisata.
Kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur baru dibuka kembali pada akhir Juni 2020. Namun, pembukaan itu diikuti dengan berbagai pembatasan dan penerapan protokol kesehatan ketat.
Jumlah wisatawan yang boleh berkunjung dibatasi dan para turis juga tak diperkenankan naik ke bangunan candi. Alasannya, kondisi lorong Candi Borobudur yang sempit dinilai rawan untuk penularan Covid-19. Oleh karena itu, wisatawan hanya boleh berkunjung di pelataran candi.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Warga melintas di tepi areal sawah di dekat kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Dusun Ngaran, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (25/10/2022). Kawasan di sekitar Candi Borobudur terus berupaya dipertahankan keasriannya agar salah satu kawasan Warisan Budaya Dunia itu terus lestari.
Setelah itu, pada awal Juni 2022, muncul wacana yang menyebut tarif masuk ke Candi Borobudur bakal naik. Tarif untuk wisatawan domestik yang semula Rp 50.000 disebut bakal naik menjadi Rp 750.000 per orang. Sementara itu, tarif untuk wisatawan asing, yang semula ditetapkan seharga 25 dollar AS, disebut akan naik menjadi 100 dollar AS.
Wacana kenaikan tarif itu kemudian menimbulkan polemik. Pemerintah pun akhirnya memutuskan tarif ke Candi Borobudur masih sama dengan sebelumnya. Namun, pemerintah juga menyatakan, kunjungan ke bangunan Candi Borobudur akan dibatasi untuk menjaga kelestarian candi tersebut.
Meski begitu, sampai berbulan-bulan kemudian, pembukaan kunjungan wisatawan ke bangunan Candi Borobudur belum juga dilakukan. Artinya, sampai saat ini, wisatawan hanya boleh berkunjung hingga ke pelataran candi. Beberapa pihak pun mendesak agar kunjungan naik ke candi segera dibuka kembali.
Ketua Paguyuban Kampung Homestay Borobudur Muslich mengaku mendapat banyak pertanyaan dari wisatawan terkait kunjungan ke Candi Borobudur. Saat tahu bahwa kunjung naik ke candi belum diperbolehkan, sejumlah wisatawan pun batal berkunjung ke Borobudur.
”Kebanyakan dari mereka akhirnya memilih berwisata dan menginap di Yogyakarta karena enggak bisa naik ke candi,” kata Muslich saat ditemui, Senin (17/10/2022).
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Pekerja merenovasi rumah menjadi homestay dengan dana Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (1/12/2020). Pemberian bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tersebut untuk menambah ketersediaan homestay bagi wisatawan di kawasan Borobudur.
Bagi banyak wisatawan, naik ke bangunan candi memang menjadi aktivitas wajib saat berwisata ke Candi Borobudur. Selain karena keinginan untuk menyentuh dan melihat candi dari jarak dekat, sebagian besar wisatawan biasanya ingin naik ke bangunan candi untuk berswafoto atau selfie.
Menurut Muslich, Candi Borobudur masih menjadi magnet utama bagi para wisatawan. Meskipun di kawasan Borobudur telah muncul banyak destinasi wisata lain, kebanyakan wisatawan yang datang tetap ingin berkunjung ke candi.
Oleh karena itu, Muslich meyakini pembukaan kunjungan naik ke candi akan mendongkrak jumlah wisatawan yang berkunjung ke Borobudur. Dia juga tak mempersoalkan apabila jumlah wisatawan yang naik ke candi dibatasi. ”Biarpun dibatasi jumlah pengunjungnya, pembukaan kunjungan ke candi akan tetap berpengaruh pada okupansi hotel maupun homestay di Borobudur,” ujarnya.
Kebanyakan dari mereka akhirnya memilih berwisata dan menginap di Yogyakarta karena enggak bisa naik ke candi.
FERGANATA INDRA RIATMOKO
Wisatawan mengunjungi Candi Borobudur saat sejumlah persiapan dilakukan menjelang pelaksanaan lomba lari Borobudur Marathon 2021 Powered by Bank Jateng di area Taman Lumbini Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (25/11/2021).
Iklan
Dampak positif
Bahkan, Muslich memprediksi, pembatasan pengunjung itu justru akan berdampak positif pada usaha homestay di kawasan Borobudur. Sebab, apabila kuota kunjungan sudah penuh, wisatawan yang sudah telanjur datang bisa jadi akan menginap di kawasan Borobudur. ”Misalnya ada wisatawan dari luar Jawa yang sudah sampai sini, tapi kuota naik ke candi sudah penuh, pasti dia akan menginap,” ucapnya.
Bagi Muslich, pembukaan kunjungan naik ke Candi Borobudur sangat penting agar pelaku usaha yang tergabung dalam Paguyuban Kampung Homestay Borobudur bisa pulih sepenuhnya dari dampak pandemi Covid-19. Paguyuban tersebut membawahkan 30 homestay yang berlokasi di Dusun Ngaran II, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur.
Menurut Muslich, meski saat ini kegiatan masyarakat telah tampak kembali normal, okupansi homestay di Dusun Ngaran II ternyata belum sepenuhnya normal. Dia menyebut, sejak awal pandemi hingga saat ini, tingkat keterisian homestay di dusun itu hampir tidak pernah mencapai 100 persen. ”Setelah pandemi, homestay-homestay kami hanya bisa penuh saat ada event terkait G20 di Borobudur,” katanya.
Muslich menambahkan, rata-rata okupansi homestay di Dusun Ngaran II hanya 30-40 persen pada akhir pekan dan sekitar 10-15 persen pada hari biasa. ”Saat liburan panjang, okupansi tertinggi hanya sekitar 50 persen,” tuturnya. Oleh karena itu, dia berharap kunjungan ke bangunan Candi Borobudur segera dibuka kembali agar okupansi homestay bisa terdongkrak.
FERGANATA INDRA RIATMOKO
Sebagian anggota rombongan wisatawan asing asal China mengenakan masker saat mengunjungi Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (31/1/2020).
Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Jawa Tengah Sugeng Sugiantoro mengatakan, saat penularan kasus Covid-19 masih tinggi, kebijakan melarang wisatawan naik ke bangunan Candi Borobudur bisa dimaklumi. Namun, setelah kasus Covid-19 melandai dan aktivitas masyarakat normal lagi, banyak pihak mempertanyakan kapan kebijakan itu akan dicabut.
Sugeng mengatakan, jika kebijakan menutup akses ke candi itu terus berlanjut, wisatawan dikhawatirkan bakal mengalihkan kunjungan ke destinasi lain. Oleh karena itu, dia berharap pemerintah segera mengambil keputusan untuk membuka lagi kunjungan wisatawan ke bangunan Candi Borobudur.
Selain itu, instansi-instansi terkait diminta segera menyusun dan menyosialisasikan aturan mengenai tata cara kunjungan ke bangunan Candi Borobudur. ”Ketidakjelasan soal kunjungan ke Candi Borobudur yang terus dibiarkan berlarut-larut seperti ini pada akhirnya akan membuat kita makin merugi karena kehilangan kunjungan wisatawan,” ujar Sugeng.
Sugeng menuturkan, pihaknya tidak keberatan dengan rencana pemerintah untuk membatasi jumlah wisatawan di bangunan Candi Borobudur. Namun, dia berharap aturan soal pembatasan itu benar-benar disosialisasikan dengan baik agar tidak ada wisatawan yang kecewa. ”Kalau sudah tahu dibatasi, wisatawan bisa mengatur jadwal kapan berkunjung ke Candi Borobudur,” katanya.
FERGANATA INDRA RIATMOKO
Wisatawan domestik berswafoto dengan wisatawan asing di lantai delapan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (13/2/2020).
Bahas SOP
Hingga sekarang, memang belum bisa dipastikan kapan kunjungan ke bangunan Candi Borobudur akan dibuka kembali. Balai Konservasi Borobudur (BKB) dan PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko masih membahas prosedur standar operasi (SOP) kunjungan wisatawan ke bangunan candi. SOP itu dibutuhkan agar kunjungan ke bangunan candi tetap memperhatikan aspek konservasi.
Kepala BKB Wiwit Kasiyati mengatakan, untuk menjaga kelestarian batuan candi, jumlah orang yang naik ke bangunan Candi Borobudur akan dibatasi sebanyak 1.200 orang per hari atau 150 orang per jam. Para pengunjung yang naik ke bangunan candi juga mesti menggunakan sandal khusus bernama upanat untuk mengurangi gesekan pada batuan candi.
Selain itu, setiap wisatawan yang naik ke candi juga wajib didampingi oleh pemandu wisata bersertifikat. ”Pengunjung harus didampingi pemandu agar bisa mendapat lebih banyak informasi saat berada di candi. Jadi, tidak hanya foto-foto,” kata Wiwit.
Wiwit menambahkan, BKB juga membuat program virtual reality yang memungkinkan pengunjung menelusuri relief di Candi Borobudur tanpa harus berkunjung langsung. ”Jadi, tanpa harus naik ke struktur candi, pengunjung masih bisa mendapatkan informasi terkait Candi Borobudur,” tuturnya.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Petugas Balai Konservasi Borobudur menyemprotkan minyak atsiri di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (22/6/2022). Selama sepekan, minyak atsiri disemprotkan ke batuan di Candi Borobudur untuk menghilangkan lumut, kerak, dan jamur.
General Manager Taman Wisata Candi Borobudur, Jamaludin Mawardi, mengatakan, pembukaan kunjungan ke bangunan candi harus melalui sejumlah tahapan. Setelah SOP ditetapkan, perlu sosialisasi secara luas agar masyarakat dan pelaku wisata memahami SOP tersebut. Sebelum pembukaan dilakukan, juga harus ada uji coba lebih dulu untuk mengetahui apakah SOP yang disusun masih memiliki kekurangan.
Jamaludin menambahkan, pihaknya sepakat dengan usulan BKB terkait pemakaian sandal khusus dan pendampingan pemandu wisata untuk pengunjung. Namun, dengan adanya dua kewajiban itu, tarif masuk ke Candi Borobudur kemungkinan harus naik. Meski begitu, belum bisa dipastikan seberapa besar kenaikan itu. ”Harga tiket untuk naik ke bangunan candi akan kami rumuskan kembali,” ujarnya.