Luhut Pandjaitan yang berulang tahun ke-75 mendapat hadiah buku biografi ”Luhut” dari adiknya, Kartini. Buku itu ditulis oleh Noorca Massardi.
Oleh
EDNA CAROLINE PATTISINA
·2 menit baca
—
JAKARTA, KOMPAS — Tepat di hari ulang tahunnya yang ke-75, Rabu (28/9/2022), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menerima buku biografinya yang berjudul Luhut di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta. Buku yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas ini bercerita tentang Luhut dari masa kecil hingga kiprahnya hari ini.
Pemimpin Redaksi Harian Kompas Sutta Dharmasaputra yang hadir menyerahkan buku tersebut menyampaikan, buku itu sangat menarik karena ditulis berdasarkan sudut pandang adik Luhut, Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir. Sutta juga menyampaikan bahwa buku tersebut punya subyektivitas yang unik dan dijaga obyektivitasnya oleh penulis buku, Noorca Massardi.
”Bang Luhut Pandjaitan lahir di Huta (Kampung) Simargala, Namora, Silaen, Toba Samosir, Sumatera Utara, pada Minggu, 28 September 1947,” demikian Kartini membuka ceritanya tentang Luhut.
Perempuan yang pernah menjadi Duta Besar RI di Argentina ini bercerita bagaimana abangnya yang waktu bayi gendut dan putih ini pernah dielus-elus kepalanya oleh Presiden Soekarno. Saat itu, lanjutnya, Bung Karno tengah berkunjung ke Balige dan mengatakan, ”Suatu hari anak ini akan jadi orang besar.”
Suatu hari anak ini akan jadi orang besar.
Kartini juga menyampaikan cerita Luhut semasa kecil. Menurut dia, semasa kecil, Luhut pernah ditanduk seekor kerbau sehingga ia terkapar di tanah. Beruntung, Luhut hanya mengalami luka gores di punggung.
Noorca Massardi mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Kartini dan Luhut kepadanya untuk menulis buku itu. Ia berharap akan ada buku-buku lain yang ditulis tentang Luhut.
Menanggapi persembahan buku tersebut, Luhut mengucapkan terima kasih, tidak saja kepada adiknya, tetapi juga kepada seluruh tim penyusun buku tersebut. ”Thank you so much. Saya juga baru lihat ini,” katanya.
Pada kesempatan itu, Luhut didampingi dua keponakannya, anak Kartini, yaitu Pandu dan Gita. Keduanya sempat bercanda dengan tulang (paman) mereka itu. Semua bersyukur karena di usia yang ke-75, Luhut masih sehat dan bisa melaksanakan tugasnya. ”Pak Luhut banyak olahraga. Mulai jalan, yoga, sampai angkat berat,” ucap Pandu.