Penjajakan Koalisi untuk Pilpres 2024 Terus Bergulir
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Kebangkitan Bangsa saling melempar sinyal berkoalisi setelah pertemuan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·5 menit baca
JAKARTA,KOMPAS - Penjajakan koalisi untuk Pemilihan Presiden 2024 terus bergulir. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Kebangkitan Bangsa saling melempar sinyal berkoalisi setelah pertemuan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Pada Minggu (25/9/2022), Puan dan Muhaimin berziarah ke makam almarhum ayah Puan yang juga mantan Ketua MPR Taufiq Kiemas, di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta. Setelah ziarah sekitar 30 menit, keduanya makan nasi pecel bersama di warung di luar area makam. Muhaimin juga diberi kejutan kue ulang tahun dari Puan. Pada Sabtu (24/9/2022), Muhaimin berulang tahun ke-56.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Menurut Puan, ia dan Muhaimin punya kedekatan sebagai saudara. Puan dan Muhaimin menyatakan sama-sama dibesarkan oleh Taufiq Kiemas. Muhaimin bahkan menyebut Taufiq seperti ayah sendiri. Semasa mahasiswa, Taufiq pernah membayari uang kuliahnya. Bahkan, saat ingin melamar istrinya, Muhaimin diberi uang oleh Taufiq.
Kedekatan itu terus berlanjut hingga kini dan tak menutup kemungkinan kedekatan itu akan membuat PDI-P dan PKB berkoalisi di Pilpres 2024. ”Mungkin saja (berkoalisi). Tidak ada yang tak mungkin dalam politik. Bisa ketemu begini saja sudah satu sinyal bahwa kemudian kemungkinan ke depannya itu ada dinamika-dinamika lain,” ucap Puan yang juga menjabat Ketua DPR.
Sementara itu, Muhaimin menuturkan akan terus mendukung Puan, termasuk mendoakannya menjadi presiden. Muhaimin juga sempat berkelakar terkait pencalonannya di Pilpres 2024 setelah diberikan kue ulang tahun oleh Puan. ”Moga-moga doanya terkabul dan saya minimal jadi wakil presiden,” ujarnya.
Tanya Prabowo
Namun, Muhaimin yang juga menjabat Wakil Ketua DPR ini menegaskan bahwa kesepakatan capres-cawapres yang akan diusung oleh PKB harus dikomunikasikan terlebih dulu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai rekan koalisi. ”Lho, nanti tanya Pak Prabowo dulu. Tetapi, namanya perjalanan masih panjang. Nanti dites saja, Pak Prabowo-Cak Imin, Puan-Cak Imin, terus siapa lagi, kira-kira kuat mana,” ujar Muhaimin.
Adapun Puan kembali menegaskan bahwa keputusan capres-cawapres dari PDI-P ada di Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB Jazilul Fawaid saat ditemui di sela-sela agenda tersebut, mengatakan, PKB dan PDI-P memiliki sejarah panjang, baik antarkedua parpol maupun secara pribadi Muhaimin dengan keluarga Megawati. Pertemuan antara PKB dan PDI-P ingin mempertegas bahwa kedua partai dari dulu sampai hari ini tetap dalam satu bingkai kebersamaan.
”Kalau misi platform, kan, sudah sama, tinggal calon presiden dan calon wapresnya. Sekarang ini hanya mengatur irama saja. Kebersamaan di 2024 yang waktunya masih panjang, bagaimana nanti step-step-nya karena bukan hanya PKB, partai-partai lain juga menunggu, seperti apa sikap PDI-P. Capresnya siapalah kira-kira. Kami juga menunggu dan partai yang lain juga akan menunggu karena itu akan memperjelas peta dinamika 2024,” ujar Jazilul.
Terlepas dari itu, Jazilul menegaskan, PKB masih berkukuh untuk mengusung Muhaimin sebagai capres di Pilpres 2024. Menurut dia, setiap parpol memiliki kedaulatan untuk menentukan capres atau cawapres sendiri yang harus pula dihargai oleh parpol lain.
Namun, dengan syarat ambang batas pencalonan presiden, sebesar 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara pemilu anggota DPR sebelumnya, Jazilul tak memungkiri, nantinya akan ada kompromi politik dengan partai lain untuk berkoalisi dengan PKB, termasuk dalam menentukan pasangan capres-cawapres yang akan diusung.
“Nah, disitu dikompromikan. Seni kompromi inilah yang dilakukan Gus Muhaimin selama ini. Seni komunikasi, membangun relasi, membuka pintu-pintu komunikasi dengan semua, tidak hanya dengan parpol besar, tidak hanya dengan partai kecil,” ucap Jazilul.
Sementara itu, Ketua DPP PDI-P Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto mengatakan, partainya tidak ingin berpatokan pada hasil survei semata dalam menentukan sosok capres yang akan diusung PDI-P. Menurut dia, elektabilitas tokoh hanya potret yang diberi aksi. Elektabilitas seorang kepala daerah, misalnya, bisa tinggi hari ini karena selama dua tahun pandemi Covid-19 kemarin, terus hadir melalui media sosialnya.
“Gimana pergerakan lapangannya? Pasti belum ada. Kalau itu hanya melalui medsos itu, kan, ya memang dia yang hadir. Dinaikkan pada saat Covid-19. Dikau baca terus (media sosialnya) di situ. Aktivitas apa yang dikau lakukan kecuali lihat di medsos. Berita-berita senang kalau lihat disitu. As simple as that,” kata Bambang.
Untuk diketahui, pada 13 Agustus lalu, Gerindra dan PKB sudah mendeklarasikan koalisi. Salah satu isi kesepakatan koalisi itu adalah bersama-sama mengusung pasangan capres-cawapres. Meski demikian, hingga kini, kedua partai belum memutuskan. Begitu pula PDI-P yang pada Pilpres 2024 bisa mengusung pasangan capres-cawapres sendiri. Walaupun sudah memegang tiket pencalonan presiden, PDI-P tetap mencoba berkoalisi dengan parpol lain. Sebelum bertemu Muhaimin, Puan telah bertemu Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Prabowo Subianto.
Selain koalisi Gerindra dan PKB, tiga partai lain, yakni Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan, juga telah membangun Koalisi Indonesia Bersatu.
Meski banyak partai telah tergabung atau membangun koalisi, peneliti di Populi Center, Rafif Pamenang Imawan, berpandangan, koalisi yang kini terjalin masih bisa berubah. Perubahan itu bisa terjadi jika parpol dalam koalisi tidak kunjung mencapai kata sepakat soal figur capres-cawapres yang akan diusung. Selain itu, safari politik PDI-P melalui Puan juga bisa memengaruhi peta koalisi yang kini telah terbentuk. Ini terutama karena PDI-P kini merupakan partai penguasa.
Khusus menyangkut kemungkinan koalisi PDI-P dan PKB, Rafif melihat kedua partai itu, saling membutuhkan. ”PDI-P butuh jembatan masuk ke dunia Islam, begitu pula dunia Islam butuh narasi nasionalis,” kata Rafif.