Tren warga berwisata di Jakarta tidak terlepas dari kemajuan pembangunan di Jakarta. Infrastruktur kota yang kian memadai menjadi daya tarik tersendiri. Warga Jakarta pun akhirnya memilih jadi turis di kotanya sendiri.
Oleh
STEFANUS ATO, AGUIDO ADRI
·5 menit baca
KOMPAS/STEFANUS ATO
Sejumlah wisatawan yang difasilitasi Jakarta Good Guide saat berjalan kaki menuju di Museum Jenderal AH Nasution, pada Rabu (7/8/2022) pagi. Tren wisata di Ibu Kota kian digemari warga setelah pandemi.
Tren berwisata dalam kota sembari menggali berbagai kisah tentang Jakarta kian digemari masyarakat Ibu Kota. Kisah Jakarta kuno dan kondisi Jakarta masa kini bak magnet. Sebagian warga di Ibu Kota kecanduan untuk kembali dan kembali menyusuri lorong-lorong Jakarta.
Rabu (7/9/2022) pagi, Jauhari Leon Kamal (56) turut serta berkumpul bersama belasan wisatawan lain, di halaman depan Gedung Joang ’45, di Menteng, Jakarta Pusat. Dia bersama belasan wisatawan lain bakal mengikuti Museum Tour Gedung Joang ’45 dan Museum Jenderal AH Nasution.
”Ini walking tour saya yang ke-74 selama 2022,” kata warga asal Pasar Minggu, Jakarta Selatan, itu.
Jauhari mulai terlibat dalam kegiatan wisata jalan kaki menyusuri lorong-lorong Jakarta sejak Januari 2022. Kegiatan itu awalnya dilakukan atas saran dokter agar dirinya banyak bergerak atau berjalan kaki.
KOMPAS/STEFANUS ATO
Sejumlah wisatawan yang difasilitasi Jakarta Good Guide saat berada di Gedung Joang '45, Rabu (7/8/2022) pagi. Tren wisata di Ibu Kota kian digemari warga setelah pandemi.
Wisata jalan kaki diketahui lelaki yang berprofesi sebagai pengusaha itu melalui media sosial Instagram. Di media sosial, dia menemukan postingan aktivitas sejumlah warga berwisata dengan berjalan kaki sembari menikmati kuliner di Jakarta, kisah bangunan-bangunan tua, taman, kawasan, hingga kemajuan sarana transportasi publik di Ibu Kota.
Lelaki yang memiliki tiga anak itu kemudian memutuskan untuk terlibat pada 7 Januari 2022. Rute yang pertama kali dia ikuti, yakni menjelajahi kawasan lawas Chinatown di Glodok, Jakarta Barat, yang difasilitasi oleh agen wisata Jakarta Good Guide.
Keikutsertaan dalam kegiatan wisata jalan kaki Chinatown rupanya kian menarik minatnya untuk rutin terlibat dalam berbagai paket wisata jalan kaki yang diselenggarakan Jakarta Good Guide. Sejak Januari hingga 7 September 2022, sudah 74 rute perjalanan wisata di Jakarta yang dia ikuti. Ada beberapa hal yang membuatnya kecanduan, yakni kebersamaan, akses yang mudah dijangkau, berbiaya murah, beragamnya rute perjalanan wisata, hingga kemampuan pemandu dalam menjelaskan setiap obyek wisata yang dikunjungi.
Kemampuan pemandu wisata dalam menjelaskan obyek wisata di Jakarta yang dikunjungi setidaknya terlihat saat wisatawan mengikuti Museum Tour Gedung Joang ’45 dan Museum Jenderal AH Nasution, pada Rabu (7/9/2022) pagi yang diselenggarakan oleh Jakarta Good Guide. Pemandu bernama Dynasti Ara, misalnya, menjelaskan cukup lengkap tentang seluk-beluk Gedung Joang ’45 dan Museum AH Nasution dengan ringan dan berbobot.
KOMPAS/STEFANUS ATO
Sejumlah wisatawan yang difasilitasi Jakarta Good Guide saat berada di Gedung Joang '45, pada Rabu (7/8/2022) pagi. Tren wisata di Ibu Kota kian digemari warga setelah pandemi.
Dia sesekali menyelipkan guyonan setiap kali menjelaskan tentang benda, bangunan, atau foto-foto di museum yang memiliki nilai sejarah tinggi itu. Guyonan itu cukup menghibur dan memudahkan peserta untuk mengenal dan memahami berbagai sejarah dan kisah yang tersimpan di balik museum itu tanpa mengerenyutkan dahi.
”Ini, Sayuti Melik, salah satu tokoh yang mengetik naskah proklamasi. Kalau lagu ’Jalan-Jalan Sore ’, itu, Deni Malik, ” kata Dynasti Ara, sembari berguyon saat menjelaskan salah satu foto Pahlawan Nasional di Gedung Joang ’45. Guyonan itu seketika mengundang tawa wisatawan.
Berkah pandemi
Tingginya animo masyarakat untuk berwisata di Jakarta mulai meningkat drastis sejak pandemi Covid-19 menyebar luas di Tanah Air pada 2020. Permintaan untuk berwisata di Jakarta mengalir deras. Agen-agen wisata di Jakarta pun tetap bertahan melawan gempuran wabah Covid-19.
Menurut Marketing Director Walk Indies Rico Pratama, di masa pandemi Covid-19, wisatawan yang bergabung atau menjadi konsumen Walk Indies didominasi warga Indonesia, terutama warga Jakarta. Di masa sebelum pandemi, jumlah wisatawan yang berwisata di Jakarta dengan memanfaatkan Walk Indies didominasi warga asing.
KOMPAS/STEFANUS ATO
Sejumlah wisatawan yang difasilitasi Jakarta Good Guide saat berada di Museum Jenderal AH Nasution, pada Rabu (7/8/2022) pagi. Tren wisata di Ibu Kota kian digemari warga setelah pandemi.
”Sejak Maret 2022 itu, jumlah wisatawan kami sudah tiga sampai empat kali lipat dibandingkan awal pandemi. Bahkan, lebih tinggi dari masa sebelum pandemi, ” kata Rico.
Pada 2019, konsep wisata yang dijalankan Walk Indies masih bersifat wisata pribadi. Sasaran dari Walk Indies saat itu juga berfokus pada wisatawan asing. Namun, saat pandemi, Walk Indies mengubah konsep wisatanya, yakni selain wisata pribadi juga ada wisata terbuka atau open trip.
Paket wisata open trip rupanya sangat digemari warga Ibu Kota. Saat ini, setiap bulan, ada 25 grup kelompok wisatawan yang turut serta mengikuti wisata jalan kaki dengan beragam rute di Jakarta. Adapun sebelum pandemi, setiap bulan jumlah grup wisata jalan kaki yang digelar Walk Indies berada pada kisaran lima sampai enam grup.
Pendiri Wisata Kreatif Jakarta Ira Lathief menyebut, pandemi jadi berkah bagi agen wisata perjalanan di Ibu Kota. Semakin banyak orang Jakarta sadar untuk menikmati dan menggali cerita tentang kotanya tinggal.
KOMPAS/STEFANUS ATO
Sejumlah wisatawan yang difasilitasi Jakarta Good Guide saat berada di Museum Jenderal AH Nasution, pada Rabu (7/8/2022) pagi. Tren wisata di Ibu Kota kian digemari warga setelah pandemi.
”Kami juga semakin kuat sejak terjadi pandemi ini. Mulai banyak kesadaran dari orang Jakarta sendiri, kalau meng- explore di dalam kota juga bisa menarik. Itu memang dipicu pandemi karena tidak ada pilihan. Akhirnya, orang jadi tahu bahwa di Jakarta banyak hal menarik,” kata Ira.
Wisata Kreatif Jakarta juga cukup digemari warga Jakarta lantaran paket wisata yang ditawarkan memadukan konsep Jakarta kekinian dan Jakarta di masa kuno. Wisata kekinian yang digemari warga, antara lain, mengajak pengunjung untuk menikmati berbagai sarana transportasi publik, kawasan-kawasan baru yang instagramable, hingga berburu kuliner di setiap sudut Ibu Kota.
Co-Founder Jakarta Good Guide Candha Adwitiyo mengatakan, tren warga Ibu Kota untuk berwisata di Jakarta tidak terlepas dari kemajuan pembangunan yang terjadi di Jakarta selama beberapa tahun terakhir. Infrastruktur kota yang kian memadai menjadi daya tarik tersendiri. Warga Jakarta pun akhirnya memilih jadi turis di kotanya sendiri.
”Jakarta sekarang lagi cakep banget. Masih banyak yang bisa kita ceritakan, mulai dari taman, jembatan, Taman Ismail Marzuki, Jakarta International Stadium, itu perkembangannya pesat. Trotoar itu juga, sudah senang banget dengan kondisinya hari ini, ” kata Candha.
KOMPAS/STEFANUS ATO
Sejumlah wisatawan yang difasilitasi Jakarta Good Guide saat berada di Museum Jenderal AH Nasution, pada Rabu (7/8/2022) pagi. Tren wisata di Ibu Kota kian digemari warga setelah pandemi.