Surabaya Sambut Suka Cita ”The Tour” Borobudur Marathon 2022
Ajang pembuka Borobudur Marathon 2022 disambut dengan suka cita oleh puluhan pelari dan atlet muda dari Kota Pahlawan dan sekitarnya seperti Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Jombang, dan Pasuruan.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Kegiatan ”The Tour” Borobudur Marathon 2022 memasuki kota kedua, yakni Surabaya, Minggu (14/8/2022). Ajang pembuka Borobudur Marathon itu disambut dengan suka cita oleh puluhan pelari dan atlet muda dari Kota Pahlawan dan sekitarnya, seperti Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Jombang, dan Pasuruan.
Total lebih dari 85 pelari yang mendaftar sebagai peserta kegiatan yang digelar di Lapangan Thor Surabaya sejak pagi tersebut. Mereka antusias mengikuti serangkaian kegiatan yang menonjolkan penjaringan atlet muda berbakat dan bleep test, yakni metode untuk mengukur penyerapan maksimum oksigen dalam tubuh (VO2 max) serta kebugaran kardiovaskular.
Pelatih dari Persatuan Atletik Seluruh Indonesia Surabaya, Tonang, mengatakan, banyak atlet muda yang memiliki bakat atau talenta bagus di wilayahnya. Namun, dia hanya membawa 32 atlet pada kegiatan penjaringan atlet muda dalam program Bank Jateng Young Talent kali ini karena adanya ketentuan usia 15-18 tahun.
”Sejumlah atlet PASI Surabaya telah berprestasi di ajang Porprov Jatim 2022 yang berlangsung di Jember. Ada juga yang memiliki kemampuan lari maraton di kategori 10 kilometer,” ujar Tonang.
Salah satu atlet PASI Surabaya, Kartika (17), mengaku senang bisa berpartisipasi dalam program Bank Jateng Young Talent. Dia merupakan pelari kategori sprinter atau pelari cepat yang menempuh jarak pendek dalam waktu singkat dengan kecepatan maksimal.
”Sebenarnya ingin sekali ikut ajang lari maraton untuk memperkaya pengalaman. (Namun, ini) kategori yang diambil 5 kilometer dan maksimal 10 kilometer,” kata Kartika.
Selain atlet, kegiatan ”The Tour” Borobudur Marathon 2022 ini juga menarik minat para pelari dari kalangan komunitas, seperti Indo Runners Surabaya, Delta Runners, Kebo Kicak Jombang, Kendos Runners, dan Iso Mlayu Surabaya. Para pelari dari kalangan komunitas ini mengaku tertarik mengikuti Borobudur Marathon untuk menambah pengalaman dan memperkaya prestasi.
Kapten Komunitas Iso Mlayu Surabaya, Eva Nila, mengatakan, anggotanya mencapai 200 pelari dan semuanya aktif. Mayoritas anggotanya tertarik mengikuti ajang Borobudur Marathon 2022, tetapi hanya 20 pelari yang bisa mendaftar karena kuota terbatas.
Sebanyak 20 pelari itu usianya beragam, yakni rentang 20-40 tahun. Mayoritas berpengalaman di kategori half maraton. Komunitas ini mengaku memiliki program latihan rutin untuk menyiapkan para anggotanya yang akan mengikuti ajang perlombaan. Namun, selama pandemi Covid-19 intensitas latihannya berkurang.
”Dengan mengikuti kegiatan ini, setidaknya kami memiliki gambaran tentang Borobudur Marathon 2022. Selain itu, para pelari juga bisa menjajal bleeptest untuk mengukur penyerapan maksimum oksigen dalam tubuh serta kebugaran kardiovaskular,” ucap Eva.
Bleep test, menurut Eva, cukup penting bagi komunitasnya untuk mengetahui apakah program latihan yang dijalankan selama ini sudah sesuai kebutuhan. Pihaknya juga bisa mengukur efektivitas program latihan yang dijalankan untuk menentukan apakah perlu dievaluasi.
Atlet nasional
”The Tour” Borobudur Marathon 2022 di Surabaya juga dimeriahkan oleh kehadiran atlet nasional di cabang atletik putri yang berlaga di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, Pretty Sihite. Dalam kesempatan itu, Pretty berbagi tips seputar keberhasilannya menjuarai ajang Bomar 2020 meski saat itu merupakan pengalaman pertamanya mengikuti lari maraton.
”Kuncinya latihan rutin dan konsisten. Istirahat harus cukup dan mengenakan pakaian yang nyaman yang biasa dipakai latihan sehari-hari. Jangan mengenakan pakaian baru karena tidak nyaman,” kata Pretty.
Dia bercerita mulai latihan lari sejak usia 12 tahun. Saat itu motivasinya adalah ekonomi, yakni membantu keluarganya yang pas-pasan. Pretty ikut lomba lari karena ingin mendapatkan uang hadiah untuk tambahan uang saku. Dalam setahun, dia bisa mengikuti tiga perlombaan.
Adapun spesialis kedokteran olahraga, Inarota Laily, menyampaikan, pentingnya latihan dan persiapan sebelum mengikuti perlombaan. Selain itu, pemeriksaan kesehatan terutama kondisi jantung dan paru-paru sebelum melakukan olahraga dengan intensitas tinggi seperti lari maraton.
Peringatan itu terutama ditujukan kepada para pelari yang berusia di atas 35 tahun dan memiliki riwayat penyakit diabetes, kolesterol, dan jantung. Apalagi sebelumnya tidak pernah lari secara intens, memiliki pola hidup yang tidak sehat seperti suka merokok.
”Sebelum melakukan latihan, pelari harus beristirahat dengan baik terutama tidur cukup, minimal 8 jam sehari. Kurang tidur bisa memicu kenaikan denyut nadi dan berisiko mengalami serangan jantung,” ucap Inarota.
Dia menambahkan, selain pemanasan dan pendinginan, baik saat latihan maupun pertandingan, proses recovery juga harus diperhatikan dengan baik. Untuk pelari maraton, proses pemulihan minimal bisa mencapai dua bulan. Artinya, selama dua bulan tidak boleh ikut perlombaan untuk memulihkan kondisi badan secara keseluruhan.