Ekonomi Global Tak Menentu, Investasi Berkualitas Perlu Lebih Didorong
Tantangan iklim berusaha ke depan tak mudah di tengah ancaman inflasi dan resesi global. Investasi padat karya dan upaya pemberdayaan UMKM dalam menghadapi tantangan cost-push inflation perlu digalakkan.
Oleh
agnes theodora, ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Pemilik usaha Aish Cake and Cookies, Titin, menyiapkan kulit kue pastel di rumahnya di Kampung Kue Surabaya, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/7/2022). Saat ini Titin beserta seluruh perajin kue yang ada di kampung tersebut terdampak kenaikan sejumlah bahan baku. Dari awal harga Rp 140.000 perkarung kini mencapai Rp 220.000. Kenaikan mulai terasa saat meletus invasi Rusia ke Ukraina.
JAKARTA, KOMPAS — Kondisi perekonomian global yang sedang tak tentu dan tingginya inflasi di tingkat produsen membawa tantangan berat terhadap iklim berusaha di Indonesia. Investasi yang lebih berkualitas dan memberdayakan usaha mikro kecil menengah dibutuhkan untuk menjawab tantangan ekonomi serta mengatasi ekses kesenjangan sosial yang kian tajam.
Kajian Litbang Kompas menunjukkan, kondisi perekonomian global yang rapuh saat ini mulai membebani dunia usaha. Itu terlihat dari tren kenaikan inflasi di Indonesia yang lebih signifikan terjadi di sisi produsen. Per triwulan I tahun 2022, inflasi produsen secara tahunan mencapai 9,06 persen, sementara inflasi konsumen masih bisa ditahan di angka 2,64 persen.
Inflasi di tingkat produsen yang lebih tinggi dari inflasi konsumen itu menunjukkan, beban kenaikan harga akibat melejitnya biaya input bahan baku masih lebih banyak ditanggung oleh produsen, demi menekan inflasi di tingkat konsumen dan menjaga daya beli masyarakat.
Beban di tingkat produsen itu tergambar lewat tren Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang terus menurun. Terakhir, per Juni 2022, Indeks PMI Manufaktur Indonesia berada di level 50,2, melambat dibandingkan bulan-bulan sebelumnya dan semakin mendekati arah zona kontraksi meski secara teknis masih berada di zona ekspansi.
Iklim berusaha yang terdampak oleh tren inflasi itu pun memengaruhi persepsi kepuasan dunia usaha terhadap kinerja pemerintah. Hasil jajak pendapat Litbang Kompas menunjukkan, kepuasan pengusaha di bidang ekonomi menurun dari 61,6 persen pada Januari 2022 menjadi 42,1 persen pada Juni 2022.
Menteri Investasi Bahlil Lahadia, Jumat (15/7/2022) mengatakan, kendati pemerintah masih optimistis dengan tren realisasi investasi yang sejauh ini sesuai target, ia mengakui, kondisi perekonomian global sedang tidak baik-baik saja dan sektor riil akan merasakan pukulan berat ke depan.
Ia pun berharap pihak swasta dapat mengajukan solusi konkret untuk ditindaklanjuti oleh pemerintah. ”Sebab, yang mengetahui masalah detail di lapangan itu adalah pengusaha. Tidak mungkin masalah global ini ditangani oleh pemerintah saja atau swasta, harus ada kolaborasi untuk mencari solusi,” ujarnya dalam Forum Afternoon Tea Kompas Collaboration Forum.
Rantai pasok inklusif
Dalam kesempatan sama, mayoritas pengusaha pun menyuarakan pentingnya mendorong investasi berkualitas di sektor padat karya serta pemberdayaan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dalam menghadapi tren kenaikan biaya input produksi (cost-push inflation) saat ini.
Direktur Corporate Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Bob Azam mengatakan, meski harga bahan baku naik cukup tinggi, produsen tidak serta-merta bisa langsung menaikkan harga produk jadi karena harus menjaga daya beli masyarakat yang belum pulih.
Meski harga bahan baku naik cukup tinggi, produsen tidak serta-merta bisa langsung menaikkan harga produk jadi.
Tuntutan untuk menjaga harga akhir di pasaran dan menekan margin keuntungan itu lebih berat dirasakan oleh UMKM dan IKM ketimbang korporasi besar. ”Oleh karena itu, konsentrasi kita ke depan seharusnya adalah bagaimana membantu di sisi suplai, khususnya untuk kalangan UMKM, karena itu akan berpengaruh banyak dalam mengendalikan inflasi,” katanya.
Misalnya, dengan mendirikan pusat bahan baku atau material center untuk mempermudah IKM dalam mengakses bahan baku. Inisiatif ini telah mulai digulirkan di sektor otomotif untuk membantu rantai pasok di tier ke-2 dan diharapkan bisa ditiru di sektor lainnya.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Laras, pemilik usaha Glacerie Gelato mencampur adonan gelato di rumah produksi di kawasan Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (15/7/2022). Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) rintisan sejak tahun 2020 ini harus menyesuaikan harga jual produk mereka sejak April 2022 karena kenaikan harga bahan baku dan biaya produksi.
Senada, Presiden Komisaris PT Triputra Agro Persada Tbk Arif Patrick Rachmat mengatakan, ancaman resesi global saat ini berpotensi membuat kesenjangan sosial-ekonomi semakin lebar. Apalagi, jika tidak diiringi dengan strategi yang inklusif untuk mengangkat kelompok UMKM dan IKM.
Ia pun mengusulkan agar korporasi besar bahu-membahu memberdayakan UMKM di sektor masing-masing. Salah satu ide yang kini sedang digodok adalah mengajak perusahaan besar menyisihkan 1 persen dari profitnya untuk membangun rantai pasok inklusif yang melibatkan UMKM dan IKM.
”Sebenarnya ini sudah dilakukan sejumlah perusahaan, tetapi baru inisiatif sendiri-sendiri. Kalau dibuat lebih konkret, konsisten, dan dipantau perusahaan mana yang sudah menjalankan dan mana yang belum, maka ada peer presure supaya ini benar-benar terealisasi,” katanya.
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Presiden Komisaris PT Triputra Argo Persada Arif Patrick Rachmat saat berbicara dalam diskusi Afternoon Tea #10 Kompas Collaboration Forum (KCF) bertema "Dampak Perang Rusia-Ukraina Terhadap Investasi di Indonesia" yang diselenggarakan di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta, Jumat (15/7/2022).
Para pengusaha juga menyoroti realisasi investasi yang masih lebih banyak bersifat padat modal di sektor pertambangan, ketimbang padat karya. Padahal, investasi padat karya dibutuhkan untuk menciptakan lapangan kerja dan menambah devisa di tengah tantangan ekonomi saat ini.
Vice CEO PT Pan Brothers Tbk Anne Patricia Sutanto mencontohkan, pangsa pasar industri tekstil dan garmen Indonesia di rantai pasok dunia masih jauh tertinggal. Pada 2021, ujarnya, pangsa pasar tekstil dan garmen nasional hanya senilai 13,5 miliar dollar AS.
Angka itu di bawah sektor tekstil dan garmen Bangladesh dengan pangsa pasar 43 miliar dollar AS, Vietnam dengan pangsa pasar 40 miliar dollar AS, dan China dengan pangsa pasar 300 miliar dollar AS.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Perajin menyelesaikan pembuatan boneka lebah di Desa Sumbergedang, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (12/7/2022). Menurut pemilik usaha Abdul Kodim saat ini usaha kerajinan boneka terdampak pada kenaikan hampir di semua bahan baku. Walau demikian perajin tidak bisa menaikkan harga akibat desakan konsumen. Boneka-boneka dijual dengan Rp8.000-Rp300.000 perboneka tergantung ukuran.
Ia mengingatkan, padat karya penting diperhatikan karena investasi bukan saja perihal modal yang masuk, tetapi seberapa banyak warga yang terserap sebagai tenaga kerja. ”Jadi, investasi bukan hanya soal modal yang masuk, tetapi penduduk kita ikut maju dan PDB per kapita kita juga bertambah,” katanya.
Terkait masukan-masukan itu, Bahlil berjanji pemerintah akan memasukkan investasi padat karya dan pemberdayaan UMKM/IKM dalam daftar prioritas. Dari 131 juta lapangan pekerjaan saat ini, UMKM dan padat karya mengambil porsi terbesar sebanyak 121 juta lapangan kerja.
Jumlah itu di atas korporasi besar dengan 10 juta lapangan kerja, sehingga potensinya perlu terus dikembangkan. ”Tantangan kita ke depan adalah bagaimana memanfaatkan peluang itu,” katanya.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia (bawah kelima dari kiri) berfoto bersama Wakil Pemimpin Umum Kompas Budiman Tanuredjo (atas tengah), Pemimpin Redaksi Harian Kompas Sutta Dharmasaputra (kiri) dan sejumlah CEO dalam diskusi tertutup Afternoon Tea #10 Kompas Collaboration Forum (KCF) bertema "Dampak Perang Rusia-Ukraina Terhadap Investasi di Indonesia" yang diselenggarakan di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta, Jumat (15/7/2022).