Novel “Kereta Semar Lembu”, Juara Sayembara Novel DKJ 2021
Sejak berlangsung pertama kali pada 1979, Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta telah menghasilkan sejumlah novel dan melahirkan para sastrawan berpengaruh di dunia sastra Indonesia.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Novel berjudul Kereta Semar Lembu karya Zaky Yamani dinobatkan sebagai juara Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2021. Novel-novel pemenang sayembara dinilai menunjukkan kemahiran bercerita, mengeksplorasi bentuk tulisan, hingga mengembangkan gagasan. Karya pemenang diharapkan mewakili semangat zaman dunia sastra Indonesia.
Menurut anggota dewan juri sayembara Ziggy Zesyazeovienazabriskie, novel ini memiliki gagasan unik yang berhasil dikembangkan menjadi cerita yang padu. Ceritanya dinilai menarik karena menghimpun berbagai kejadian dari alam gaib dan nyata, mitos dan sejarah, hal rasional dan irasional, latar waktu yang berbeda-beda, serta tokoh yang beragam.
“Novel ini menunjukkan paradoks, ambivalensi, dan kontradiksi yang ada dalam dunia penghayatan masyarakat Indonesia,” ucap Ziggy pada malam puncak Sayembara Novel DKJ 2021 secara daring, Jumat (28/1/2022) malam.
Ia menambahkan, novel tersebut memaparkan mitos, sejarah, dan kecemasan yang biasa muncul pada masyarakat dalam cerita yang tidak biasa. Ia mengapresiasi “daya tahan” penulis untuk berkisah dengan energi hampir sama di sepanjang alur cerita. Dewan juri juga menyampaikan sejumlah masukan terhadap karya ini.
Novel ini menunjukkan paradoks, ambivalensi, dan kontradiksi yang ada dalam dunia penghayatan masyarakat Indonesia.
Penulis novel Kereta Semar Lembu, Zaky Yamani, mengutarakan, masukan dari para juri akan menjadi catatan perbaikan baginya. Di sisi lain, ia mengaku tak menyangka bakal dinobatkan sebagai juara.
Novel yang ditulis Zaky berhasil mengungguli 324 naskah novel lain. Adapun novel terbaik kedua berjudul Berat oleh Amalia Yunus. Sementara novel terbaik ketiga berjudul Lantak La (Dramaturgi Anonim-Anonim) karya Beri Hanna alias Syawal Pebrian.
Dewan juri juga memilih enam judul novel yang menarik perhatian juri dan potensial diterbitkan. Keenamnya berjudul Mustika Zakar Celeng karya Adia Puja Pradana, Lauk Daun (Hartari), Gagarasuk dan Dunia Roh Seni (Bernardin Andara), Nona Jepun (Sinta Yudisia), Racun Puan (Ni Nyoman Ayu Suciartini), serta Rapai dan Jazz (Mellyan).
Pemenang pertama hingga ketiga masing-masing mendapat hadiah Rp 30 juta, Rp 20 juta, dan Rp 15 juta. Sementara itu, enam penulis naskah terpilih masing-masing mendapat hadiah Rp 2 juta. Adapun kriteria penjurian antara lain optimalisasi bahasa, penggarapan tema, eksplorasi bentuk, dan keaslian cerita. Selain Ziggy, dewan juri terdiri dari Manneke Budiman dan Bagus Takwin.
Ketua DKJ Danton Sihombing menjelaskan, sayembara ini pertama kali digelar pada 1974. Sayembara yang dulu disebut Sayembara Mengarang Roman DKJ tersebut telah melahirkan sejumlah karya sastra dan sastrawan berpengaruh di dunia sastra Indonesia, seperti Budi Darma dengan novel Olenka dan Ayu Utami dengan novel Saman.
Naskah-naskah yang diterima panitia tidak hanya menunjukkan kekayaan ide penulisan, tetapi juga menunjukkan kemampuan teknis para penulis. Karya mereka juga umumnya mencerminkan ide, kegelisahan, semangat zaman, hingga pemberontakan di setiap waktu dan tempat.
“Terkait pandemi Covid-19, kita masih ada pada masa yang absurd. Naskah para pemenang sayembara mungkin bisa bercerita tentang zaman ini pada kita dan bercerita tentang akal sehat kita,” kata Danton.
Sejak digelar pertama kali pada 1979, Sayembara Mengarang Roman DKJ dihentikan pada 1980. Menurut Ketua Komite Sastra DKJ saat itu, Abdul Hadi WM, mutu sayembara menulis roman merosot.
Sayembara itu diubah menjadi pemberian hadiah sastra pada 1981-1984. Pada periode 1984-1996, DKJ tidak memberi hadiah sastra ataupun menggelar sayembara novel. Pada 1997-1998, sayembara novel kembali diadakan, kemudian berlanjut pada 2003 dan 2006.
Sayembara novel diadakan kembali secara rutin setiap dua tahun sejak 2016. Selama 45 tahun (1979-2019), sayembara ini telah menerbitkan 89 judul novel berpengaruh dan telah diikuti lebih dari 2.000 peserta di seluruh Indonesia.