Jakarta Tetap Lanjutkan PTM 100 Persen di Tengah Lonjakan Kasus
DKI Jakarta menyesuaikan pembelajaran tatap muka dengan kebijakan pemerintah pusat. DKI bakal mengusulkan pembatasan ketika status PPKM naik dari level 2 ke 3 atau ada kebijakan khusus dari pemerintah pusat.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum membatasi pembelajaran tatap muka secara terbatas yang berlangsung dengan kapasitas ruang kelas 100 persen di tengah lonjakan kasus positif Covid-19. Desakan dari berbagai pihak mental karena Ibu Kota mengikuti kebijakan pemerintah pusat. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria kembali menyampaikan bahwa pembatasan pembelajaran tatap muka (PTM) menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. DKI bakal mengusulkan pembatasan PTM 50 persen ketika status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) naik dari level 2 ke level 3 atau ada kebijakan khusus dari pemerintah pusat.
”Pembatasan 50 persen ketika PPKM level 3. Itu ketentuannya atau ada kebijakan-kebijakan khusus. Kita tunggu saja sambil bekerja sama dengan semua pihak. Pemerintah pusat melakukan evaluasi, kajian, dan pemantauan setiap saat, setiap hari di mana pun, dan berjenjang,” katanya. Oleh karena itu, Riza meminta dukungan semua orang, khususnya warga sekolah, untuk disiplin, patuh dan taat, serta bertanggung jawab agar bisa menekan kasus Covid-19 dan varian Omicron.
Pembatasan 50 persen ketika PPKM level 3.
Politisi Partai Gerindra itu menyebutkan, total sudah ada 90 sekolah dari berbagai jenjang menghentikan sementara PTM karena temuan kasus positif Covid-19. Sekolah tersebut terdiri dari 11 taman kanak-kanak, 25 sekolah dasar, 17 sekolah menengah pertama, 30 sekolah menengah atas, dan 5 sekolah menengah kejuruan, serta 10 pusat kegiatan belajar masyarakat. ”Sudah beroperasi kembali sepenuhnya semua sekolah. Kami rapat hampir setiap hari untuk urusan Covid-19. Fokus sebagaimana perintah Presiden Jokowi, fokus selesaikan Covid-19. Kalau tidak, bagaimana mau membangun bangsa ini,” ucapnya.
Di sisi lain, kasus positif Covid-19 di Jakarta konsisten menanjak. Jumat ini bertambah 4.558 kasus positif Covid-19 berdasarkan hasil tes PCR sehingga jumlah kasus aktif di Jakarta menjadi 19.419 orang yang masih dirawat atau isolasi. Dari jumlah kasus aktif tersebut, sebanyak 18.341 kasus atau 91,2 persen merupakan transmisi lokal.
Konsistensi lonjakan kasus pun membuat
positivity rate
atau persentase kasus positif dalam sepekan terakhir ini mencapai 11,8 persen. Sementara persentase kasus positif secara total sebesar 10,8 persen. Persentase itu melampaui standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen.
Satriwan Salim, Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru, kembali mendesak Pemprov DKI untuk membatasi PTM 50 persen demi kesehatan dan keselamatan siswa, guru, dan staf, juga mencegah terjadinya kehilangan capaian pembelajaran (
learning loss
) yang dikhawatirkan selama ini.
”Jadi, dampak
learning loss
dan
life loss
dapat diantisipasi dengan skema PTM 50 persen. Metode pembelajaran campuran yang dipakai relatif mampu berjalan. Apalagi diperkuat infrastruktur digital, jaringan internet, dan perangkat gawai yang relatif baik ketimbang daerah lain,” tuturnya.
Pembelajaran jarak jauhPerhimpunan Pendidikan dan Guru justru menyarankan wilayah aglomerasi Jabodetabek menerapkan PTM 50 persen di tengah lonjakan kasus Covid-19. Jika perlu, meniru Kota Tangerang di Banten yang untuk sementara kembali melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pemerintah Kota Tangerang untuk sementara menerapkan PJJ di jenjang TK hingga SMP atau sederajat sejak Rabu (26/1/2022). Keputusan itu ditetapkan setelah evaluasi bersama Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan, termasuk pertimbangan dua sekolah yang ditutup karena temuan kasus positif Covid-19. Baca juga : Muncul Kluster Sekolah di Kota Depok, 197 Orang Terpapar KoronaWali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, kasus positif Covid-19 meningkat drastis sehingga diputuskan kembali ke PJJ untuk sementara. Nantinya PJJ akan dievaluasi berdasarkan perkembangan pandemi Covid-19 di ”Kota Benteng” itu. ”Saran dan masukan dari organisasi profesi medis kembali PJJ demi keselamatan anak-anak,” ujarnya. Hingga kini ada 1.774 kasus positif aktif dan 913 suspek dalam perawatan di Kota Tangerang. Adapun secara kumulatif terdapat 31.567 kasus positif Covid-19, 497 kasus meninggal, dan 29.296 kasus sembuh sejak wabah melanda.