Covid-19 Hampir 2.000 Kasus, PTM Kota Bekasi Dievaluasi
Lonjakan kasus Covid-19 di Kota Bekasi diduga bukan lagi karena virus varian Delta, melainkan dari varian Omicron. Keputusan menghentikan pembelajaran tatap muka oleh Pemkot Bekasi ditunggu publik.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Kasus aktif Covid-19 di Bekasi terus meningkat mencapai 1.997 kasus. Pemerintah Kota Bekasi akan mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka atau PTM untuk mencegah penyebaran luas di lingkungan sekolah.
Berdasarkan data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Kota Bekasi pada Kamis (27/1/2022), kasus aktif Covid-19 mencapai 1.997 kasus dari penambahan konfirmasi positif harian 492 kasus.
Dari 1.997 kasus aktif tersebut, 1.936 kasus di antaranya tidak bergejala dan sisanya 61 bergejala. Sementara 60 kasus menjalani perawatan di rumah sakit dan 1.936 kasus menjalani isolasi mandiri.
Pelaksana Tugas Wali Kota Bekasi Tri Adhianto, Jumat (28/1/2022), mengatakan, ada lonjakan kasus harian yang cukup signifikan dari sebelumnya sekitar 300 kasus bertambah menjadi sekitar 500 kasus. Tingginya angka kasus itu karena masifnya pelacakan dan penelusuran yang dilakukan petugas.
”Nilai kumulatif ini harus terus kita pantau. Di RSUD saat ini sudah 43 warga yang dirawat. Saya terus mengimbau warga untuk protokol kesehatan ketat dan harapannya program vaksin yang terus kita lakukan dapat mengurangi tingkat laju penyebaran,” ujar Tri.
Dari lonjakan kasus Covid-19 tersebut, Tri menduga bukan lagi karena virus varian Delta, melainkan dari varian Omicron. Meski demikian, Pemkot Bekasi masih menunggu hasil laboratorium untuk memastikan indikasi tingginya penyebaran berasal dari Delta atau Omicron.
”Kami berasumsi mereka (kasus aktif) mungkin Omicron, bukan lagi Delta, karena semuanya hampir tanpa gejala yang cukup signifikan. Hasil tes menunjukan mereka positif,” lanjutnya.
Dari peningkatan kasus itu pula, kata Tri, pihaknya akan menentukan kebijakan penanganan agar dampaknya tidak semakin parah atau menyebar semakin luas, khususnya di lingkungan sekolah.
Pihaknya saat ini masih berkoordinasi dengan sekolah, dinas pendidikan, dan dinas kesehatan untuk memutuskan pembelajaran tatap muka (PTM) atau menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Meski ada instruksi dari pusat untuk PTM 100 persen, kami tetap melihat situasi dan kondisi penyebaran kasus Covid-19 juga.
”Saya akan kumpulkan kepala sekolah tingkat SD dan SMP. Di Bekasi sudah menurunkan levelnya (kapasitas PTM) sampai 50 persen. Apakah nanti seluruhnya PJJ, kami rapat koordinasi dulu,” kata Tri.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi Krisman Irwandi menyatakan akan segera menyampaikan evaluasi pertemuan dengan pihak sekolah dan dinas kesehatan untuk menindaklanjuti peningkatan kasus.
”Karena kami juga khawatir kepada siswa-siswi kami. Kami rapat evaluasi terkait kasus yang naik ini. Meski ada instruksi dari pusat untuk PTM 100 persen, kami tetap melihat situasi dan kondisi penyebaran kasus Covid-19 juga,” kata Irwandi.
Irwandi melanjutkan, salah satu evaluasi atau pembahasan yaitu upaya mitigasi penyebaran di lingkungan sekolah dan keluarga. Sebab, berdasarkan data warga yang terkonfirmasi, banyak yang menjalani isolasi mandiri di rumah. Hal itu menimbulkan kekhawatiran anak-anak akan terpapar, lalu menyebar ke sekolah.
Dinas Pendidikan Kota Bekasi akan mendata para murid jika ada salah satu dari keluarganya terpapar atau ada temuan murid itu terpapar dari lingkungan keluarga. Jika tidak ada kasus pun, protokol kesehatan tetap harus dijalankan ketat di lingkungan keluarga.
”Kami akan mengusulkan ke dinkes melakukan tes usap PCR acak lagi kepada siswa di setiap sekolah untuk pelacakan dan penelusuran seperti awal beberapa waktu lalu,” ujarnya.
Fasilitas kesehatan
Dalam penanganan Covid-19 agar rumah sakit tidak kolaps, Pemkot Bekasi sudah mempersiapkan fasilitas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi jika terjadi lonjakan seperti di gedung F dan E.
”Ada RS Darurat di Stadion (Patriot Candrabahaga) dengan kapasitas 200 pasien yang mulai dipersiapkan. Termasuk obat-obatan, kemarin sudah rapat koordinasi dengan kapolres dan dandim. Lalu, ketersedian masker. Masih ada sekitar 50.000 masker cadangan yang akan kami keluarkan untuk sosialisasi warga,” ujar Tri.