Enam dari delapan perempat finalis Australia Terbuka tahun ini berusia 25 tahun ke bawah. Namun, kiprah mereka menggantikan para senior sebagai juara masih dinanti.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
Seiring menuanya usia ”Big Three”, era tenis putra pun perlahan berganti. Kehadiran petenis berusia 25 tahun ke bawah mendominasi perempat final Grand Slam Australia Terbuka. Namun, kiprah mereka menggantikan para senior sebagai juara masih dinanti.
Dari delapan tunggal putra yang tampil pada perempat final Australia Terbuka di Rod Laver Arena, Melbourne Park, 25-26 Januari, enam petenis berusia 25 tahun ke bawah. Persaingan di antara empat pemain dalam rentang usia 20-25 tahun akan terjadi dalam dua perempat final, Rabu (25/1/2022), yaitu Jannik Sinner (20) melawan Stefanos Tsitsipas (23) dan Felix Auger-Aliassime (21) dengan Daniil Medvedev (25).
Perempat finalis lainnya, Matteo Berrettini (25), menjadi yang pertama dari skuad itu yang lolos ke semifinal. Namun, dia mendapatkan tiket semifinal ketiga Grand Slam dalam kariernya dengan tak mudah. Berrettini harus melewati perlawanan ketat petenis berusia 35 tahun, Gael Monfils, dalam lima set, 6-4, 6-4, 3-6, 3-6, 6-2.
Pada laga lain, Denis Shapovalov (22) tersingkir meski telah memperlihatkan perlawanan tangguh kepada Rafael Nadal. Shapovalov kalah, 3-6, 4-6, 6-4, 6-3, 3-6, setelah melalui laga selama empat jam delapan menit.
Nadal, yang telah berusia 35 tahun, menjadi satu-satunya Big Three yang tampil di Melbourne Park. Petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic (34), batal tampil karena dideportasi setelah tiba di Melbourne tanpa vaksin Covid-19. Adapun Roger Federer, yang telah berusia 40 tahun, masih berupaya memulihkan lutut kanan setelah menjalani dua kali operasi pada 2021.
Lima hingga tujuh petenis berusia 25 tahun ke bawah juga mengisi perempat final Grand Slam sepanjang 2021, memanfaatkan menurunnya kekuatan tiga senior itu, kecuali Djokovic. Seperti dikatakan Auger-Aliassime, dia dan Shapovalov bisa berkembang karena saling memotivasi. Auger-Aliassimebahkanmenyatakan, perempat final pertamanya di Australia Terbuka itu dicapai karena dia terinspirasi oleh rekannya tersebut.
”Kami saling memotivasi. Meski secara tidak langsung, hasil yang dicapai oleh saya atau Denis membuat yang lainnya ingin melakukan hal yang sama,” ucap Auger-Aliassime.
Selain di Melbourne Park tahun ini, Auger-Aliassime dan Shapovalov mencapai tahap yang sama pada Wimbledon 2021. Saat itu, Shapovalov melaju hingga semifinal, sedangkan Auger-Aliassime dikalahkan Berrettini yang akhirnya kalah dari Djokovic pada final.
Tahun ini, duet Kanada tersebut mengantarkan negara mereka menjadi juara ajang beregu putra, Piala ATP. Sebulan kemudian, mereka membuat sejarah ketika untuk pertama kalinya menjadi dua wakil Kanada pada perempat final Australia Terbuka.
Namun, Auger-Aliassime akan menghadapi tantangan berat untuk mendapat tempat yang lebih baik dari Shapovalov. Sebelum bertemu di Rod Laver Arena, dia selalu kalah dari Medvedev dalam tiga pertemuan.
Kami saling memotivasi. Meski secara tidak langsung, hasil yang dicapai oleh saya atau Denis membuat yang lainnya ingin melakukan hal yang sama
Petenis Rusia itu, juga, menjadi favorit juara setelah Djokovic batal bersaing. Tahun lalu, Medvedev menembus dominasi Big Three dalam menjuarai Grand Slam ketika meraih gelar AS Terbuka dengan mengalahkan Djokovic pada final.
Medvedev pun menjadi petenis kedua selain Big Three yang menjuarai Grand Slam sejak 2017 setelah Dominic Thiem yang menjadi juara AS Terbuka 2020.
Beda karakter
Selain Kanada, Italia juga memiliki dua talenta yang telah menembus peringkat 10 besar dunia. Berrettini adalah petenis peringkat ketujuh dunia, sedangkan Sinner di urutan ke-10.
Untuk lolos ke semifinal pertamanya di Grand Slam, Sinner perlu bekerja keras melawan Tsitsipas. Petenis Yunani itu adalah petenis termuda di peringkat lima besar dunia. Dia pun memiliki catatan prestasi yang lebih baik di arena Grand Slam dengan menjadi semifinalis Australia Terbuka 2019 dan 2021 serta finalis Perancis Terbuka 2021.
Meski unggul 2-1 dari persaingan sebelumnya, termasuk dalam pertemuan terakhir pada semifinal ATP 500 Barcelona 2021, Tsitsipas sangat mewaspadai permainan Sinner. ”Jannik adalah pemain muda dengan talenta paling baik dalam permainan baseline. Dia selalu terlihat rileks setiap kali bermain, tak pernah terlihat tertekan. Ini berbeda dengan Matteo yang emosional dan punya pukulan servis lebih keras,” kata Tsitsipas.
Dua petenis Italia yang berteman dekat itu memang memiliki karakter permainan berbeda. Berrettini mengandalkan servis dan forehand keras, diikuti serangan dari net, sedangkan Sinner adalah petenis dengan pengembalian servis yang lebih baik. Sinner juga memiliki kualitas forehand dan backhand yang seimbang dan bisa mendikte lawan dari garis belakang.
Dengan semua perempat finalis paruh bawah undian yang berada pada rentang usia 20-25 tahun, satu tiket final dipastikan menjadi milik salah satu di antara mereka. Peluang skuad generasi penerus itu untuk juara pun terbuka.
Namun, melewati Nadal, petenis senior yang menjadi penghalang tersisa di antara mereka, bukan jalan mudah. Meski datang dengan cedera kaki yang belum pulih, lalu mengalami ketidaknyamanan pada otot perut saat melawan Shapovalov, Nadal punya mental juara, faktor yang tak bisa dikesampingkan rekan-rekan mudanya.
Final tunggal putra Grand Slam sejak 2020jugamemperlihatkan masih sulitnya terjadi perpindahan takhta juara pada generasi baru. Dari lima final yang mempertemukan Big Three (diwakili Djokovic) dengan petenis lebih muda, Djokovic menang empat kali. Satu-satunya kekalahan Djokovic diderita dari Medvedev di final AS Terbuka 2021.
Maka, meski generasi baru telah mendominasi babak dalam level tinggi Grand Slam, kehadiran mereka untuk menjadi yang tertinggi masih dalam penantian. (AFP)