”Positivity Rate” Jakarta Capai 6,6 Persen, Lampaui Standar WHO
Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaporkan tambahan 1.217 kasus positif pada Minggu (23/1/2022). Jadi, total ada 9.057 kasus dalam perawatan atau isolasi. Sebanyak 7.166 kasus aktif atau 79 persen merupakan transmisi lokal.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY, AGUIDO ADRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Terjadi peningkatan kasus positif Covid-19 yang signifikan di Jakarta. Sepekan ini positivity rate atau persentase kasus positif menyentuh 6,6 persen, sedangkan persentase kasus positif secara keseluruhan mencapai 10,8 persen. Angka tersebut melampaui standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaporkan tambahan 1.217 kasus positif pada Minggu (23/1/2022). Dengan tambahan tersebut, kasus aktif menjadi 9.057 dalam perawatan atau isolasi. Sebanyak 7.166 kasus aktif atau 79 persen merupakan transmisi lokal. Sisanya bersumber dari perjalanan luar negeri.
”Untuk persentase kasus positif sepekan terakhir sebesar 6,6 persen, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 10,8 persen. WHO menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia dalam keterangan tertulis.
Ini sudah diprediksi ada lonjakan kasus dan Omicron tinggal menunggu hari saja. Oleh karena itu, 3T, protokol kesehatan ketat,
Dinas Kesehatan DKI Jakarta terus menggalakkan tes, lacak, dan rawat. Berlangsung pula tes PCR kepada 19.130 warga dengan 19.722 spesimen dites untuk mendiagnosis kasus positif. Hasilnya, 1.739 warga positif dan 17.391 negatif. Sebanyak 1.460 kasus atau 84 persen di antaranya merupakan transmisi lokal.
Dilakukan juga tes usap antigen kepada 41.868 orang, dengan hasil 707 orang positif dan 41.161 negatif. Hasil tes positif ini tidak masuk ke dalam total kasus positif karena semua harus dikonfirmasi ulang dengan tes PCR.
Kota Bogor
Wilayah tetangga di Kota Bogor, Jawa Barat, juga mengalami kenaikan kasus positif selama lima hari terakhir. Dinas Kesehatan Kota Bogor mencatat, kasus Covid-19 naik dua kali lipat.
Pada Minggu ada penambahan 22 kasus positif dan sebanyak 103 kasus dalam perawatan. Peningkatan kasus terjadi sejak Rabu (19/1/2022), sebanyak 11 kasus. Berturut-turut pada Kamis ada 12 kasus, Jumat 16 kasus, dan Sabtu tertinggi sebanyak 36 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, lonjakan kasus dalam beberapa hari terakhir berasal dari kluster keluarga. Meski begitu, belum bisa dipastikan penyebab peningkatan kasus karena varian Omicron atau bukan lantaran harus ada pemeriksaan lebih lanjut.
”Belum ada laporan Omicron dari pasien yang saat ini dirawat,” katanya.
Retno menambahkan, peningkatan kasus Covid-19 menjadi peringatan bersama agar semua orang tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat.
Pandangan berbeda dilontarkan Wali Kota Bogor Bima Arya yang menduga peningkatan kasus Covid-19 terjadi karena varian Omicron. Dugaan tersebut karena minggu dan bulan sebelumnya kasus landai di angka rata-rata tiga kasus per hari.
”Ini menjadi kesiagaan kita. Ini sudah diprediksi ada lonjakan kasus dan Omicron tinggal menunggu hari saja. Oleh karena itu, 3T, protokol kesehatan, ketat,” ujarnya.
Bima menuturkan, Satgas Covid-19 Kota Bogor bersiap mengantisipasi lonjakan kasus dengan menyiagakan atau mengaktifkan fasilitas kesehatan, termasuk jalur distribusi ketersedian oksigen dan obat.
Kebijakan lain dengan tetap memberlakukan ganjil genap pada akhir pekan. Pada Sabtu (22/1/2022), ada 5.842 kendaraan diputar balik oleh petugas di enam titik. Angka ini jauh menurun ketimbang Sabtu lalu, yakni sebanyak 7.344 kendaraan. Secara keseluruhan jumlah kendaraan pada akhir pekan lalu yang diputar balik oleh petugas mencapai 12.032 unit.