Gempa Bumi Guncang Talaud Belasan Kali, Sejumlah Bangunan Rusak
Gempa bumi berkekuatan M 6,1 mengguncang Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, Sabtu (22/1/2022) pagi, disusul sekitar 11 kali gempa susulan. Beberapa bangunan dilaporkan rusak di Pulau Kabaruan.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS – Gempa bumi berkekuatan M 6,1 mengguncang Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, Sabtu (22/1/2022) pagi, dan disusul sekitar 11 kali gempa susulan hingga sore. Beberapa bangunan dilaporkan rusak di Pulau Kabaruan, satu dari tiga pulau terbesar di Talaud. Tidak ada laporan korban jiwa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, gempa bumi M 6,1 itu dirasakan pada pukul 10.26 Wita. Episentrum gempa terletak pada jarak 34 kilometer (km) di perairan selatan Melonguane, ibu kota Kepulauan Talaud, dengan kedalaman sekitar 37 km.
Melalui keterangan tertulis, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno mengatakan, gempa bumi yang tergolong dangkal ini diakibatkan deformasi lempeng Laut Maluku. ”Hasil analisis menunjukkan gempa bumi terjadi karena mekanisme pergerakan naik mendatar,” katanya.
Dalam skala Modified Mercalli Intensity (MMI), gempa ini tergolong kategori III hingga IV MMI, yaitu dapat dirasakan banyak orang hingga menimbulkan kerusakan pada beberapa bagian bangunan. Kendati begitu, gempa ini dipastikan tidak berpotensi tsunami.
Hingga pukul 12.30, pemantauan BMKG menunjukkan sembilan gempa susulan dengan magnitudo terbesar 4,5. Namun, pada 16.08 Wita, gempa bumi susulan ke-10 terjadi lagi dengan kekuatan M 4,8. Episenternya kini berpindah ke titik yang berjarak 36 km di sisi timur laut Melonguane dengan kedalaman diperkirakan 53 km.
Gempa susulan ke-11 terjadi lagi pada 17.01 Wita, berpusat sejauh 29 km tenggara Melonguane dan berkedalaman 26 km. Gempa ini lebih lemah daripada yang terjadi pada pagi hari. Untuk itu, Bambang menyatakan masyarakat tidak perlu khawatir.
”Jangan terpengaruh oleh isu (tsunami) yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Untuk sementara, warga bisa menghindari bangunan yang retak akibat gempa. Pastikan tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan rumah sebelum kembali masuk,” tutur Bambang.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulanagn Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Talaud Lydia S Tumalang mengatakan, gempa bumi ini menyebabkan kerusakan pada dinding rumah serta beberapa fasilitas umum, seperti rumah ibadah, di Pulau Kabaruan.
”Kaca patri Germita (Gereja Masehi Injili di Talaud) Ayalon Desa Pangeran pecah. Dinding dapur di setidaknya tujuh rumah warga di Kecamatan Kabaruan dan Damau juga rusak atau roboh. Selain itu, ada juga rumah yang rusak ringan di Kecamatan Lirung, Pulau Lirung,” ucap Lydia.
Ia memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, seorang pekerja bangunan bernama Yoseph Lembong (61) di Kecamatan Damau terjatuh ketika gempa mengguncang. Ia menderita beberapa luka, tetapi segera mendapat bantuan medis di Puskesmas Damau. ”Korban sudah ditangani dan dalam keadaan baik,” ujar Lydia.
Seorang pekerja bangunan terjatuh ketika gempa mengguncang. Ia menderita beberapa luka, tetapi segera mendapat bantuan medis di Puskesmas Damau.
BPBD Talaud juga telah membentuk pos pemantauan di kantornya yang terletak di Melonguane, Pulau Karakelang. ”Kami masih mendata kerusakan yang terjadi dan akan membuat laporan. Kami juga menjalin koordinasi dengan pemerintah kecamatan atau desa di seluruh Talaud,” tambahnya.
Menurut catatan BMKG, dalam sejarahnya, aktivitas tektonik lempeng Laut Maluku telah menyebabkan sejumlah gempa besar dengan kekuatan mencapai M 7,5. Beberapa di antaranya terjadi di wilayah Nusa Utara. Pada 1858, misalnya, wilayah pantai timur Sulawesi, termasuk di Pulau Sangihe, dilanda tsunami.
Tsunami setinggi 1,5 meter juga pernah menerjang pesisir Tahuna di sisi barat Pulau Sangihe pada 1889. Pada 1907, giliran Kepulauan Talaud yang dilanda tsunami setinggi 4 meter. Adapun pada 1936, gempa bumi juga menimbulkan kerusakan di Sangihe serta menimbulkan tsunami yang menerpa Pulau Salibabu di Talaud.