Kecelakaan Maut Berulang di Balikpapan, Jam Melintas Kendaraan Berat Dikurangi
Sepanjang 2009 sampai Januari 2021, setidaknya terdapat 11 kecelakaan di jalan menurun perempatan Muara Rapak, Balikpapan. Kecelakaan kali ini yang terparah serta memakan paling banyak korban jiwa hingga luka-luka.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
Kompas/Sucipto
Kondisi mobil truk tronton yang mengalami rem blong dan menabrak puluhan kendaraan di simpang empat Muara Rapak, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (21/1/2022).
BALIKPAPAN, KOMPAS — Setelah kecelakaan maut terjadi di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, pemerintah setempat mengurangi jam melintas kendaraan berat. Itu dilakukan untuk mencegah kejadian serupa berulang.
Menurut data yang dihimpun Kepolisian Daerah Kaltim, Jumat (21/1/2022) sampai pukul 16.00 Wita, kecelakaan itu menyebabkan belasan kendaraan rusak parah, yakni 4 mobil, 2 pikap, dan 14 sepeda motor. Kecelakaan itu juga merusak lampu jalan dan pagar pembatas jalan.
Semula, kepolisian menyebut lima orang meninggal dalam kejadian ini. ”Setelah kami cek di lima rumah sakit rujukan, saat ini korban meninggal empat orang, luka berat empat orang, dan luka ringan 26 orang. Data ini akan kami perbarui terus,” ujar Direktur Lalu Lintas Polda Kaltim Komisaris Besar Sonny Irawan.
Setelah kejadian itu, Pemerintah Kota Balikpapan langsung melakukan rapat internal. Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud menjelaskan, pihaknya akan mengurangi waktu melintas untuk kendaraan berat yang mengangkut peti kemas dan sejenisnya. Dalam Peraturan Wali Kota (Perwali) Balikpapan Nomor 60/2016, kendaraan berukuran 40 kaki tidak boleh melintas di dalam kota pukul 06.00-21.00. Adapun kendaraan 20 kaki dilarang melintas pada pukul 06.30-09.00 dan 15.00-18.00.
”Mulai malam ini, semua kendaraan berat hanya bisa melewati jalan dalam kota pukul 22.00-05.00. Di luar itu, truk tronton lewat jalan tol saja. Kami akan perbarui perwali,” ujar Rahmad.
Kompas/Sucipto
Suasana pembersihan jalan setelah terjadi kecelakaan di simpang Muara Rapak, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (21/1/2022).
Selain itu, Dinas Perhubungan Kota Balikpapan akan menurunkan tim untuk berjaga di sekitar jalan simpang Muara Rapak, tempat kecelakaan tersebut. Kepala Dinas Perhubungan Kota Balikpapan Elvin Junaidi menyebutkan, pihaknya akan berkoordinasi dan bekerja sama dengan kepolisian dalam melakukan penjagaan sekaligus penindakan pelanggaran.
”Malam ini, kami akan berkoordinasi lebih detail dengan kepolisian untuk menentukan jumlah pos, personel, dan titik pengawasan,” katanya.
Sepanjang 2009 sampai Januari 2021, setidaknya terdapat 11 kecelakaan di jalan menurun perempatan Muara Rapak tersebut. Kejadian kali ini tercatat yang terparah serta memakan paling banyak korban jiwa hingga luka-luka.
Kepala Polda Kaltim Inspektur Jenderal Imam Sugianto akan mengumpulkan forum koordinasi lalu lintas daerah. Kejadian berulang ini akan dikaji untuk mencari jalan keluar guna mencegah kecelakaan berulang.
”Apakah mungkin kita ambil langkah rekayasa jalan untuk mengantisipasi kejadian selanjutnya. Selanjutnya, kami akan tindak tegas pemilik kontainer manakala ada pelanggaran yang mereka lakukan, seperti pengecekan rutin kelaikan kendaraan atau kir,” kata Imam.
Kecelakaan maut ini terjadi pukul 06.19 Wita. Dari video CCTV yang beredar, truk tronton merah terlihat melaju dari arah Jalan Soekarno-Hatta. Di jalan menurun tersebut, mobil terus melintas dan menabrak belasan kendaraan di depannya.
Sopir truk tronton, MA (48), selamat meskipun kondisi depan truk penyok dan kaca mobilnya pecah. Ia langsung diperiksa di Polresta Balikpapan. Sonny bilang, saat diinterogasi, lelaki itu dalam keadaan sadar. Saat dites penggunaan narkoba juga hasilnya negatif.
Dari pemeriksaan awal, MA bercerita bahwa truk tersebut dalam kondisi normal saat mulai dikendarai di Km 13 Kecamatan Balikpapan Utara. Kontainer 20 kaki itu mengangkut kapur pembersih air dengan berat 20 ton. Tujuan truk tersebut adalah Kampung Baru, Kecamatan Balikpapan Barat.
”Dari keterangan sementara sopir, rem sudah tidak berfungsi ketika sampai di jalan menurun. Saat ini, polisi masih mendalaminya dan melakukan olah tempat kejadian perkara. Kami akan menggunakan teknologi dalam traffic accident analysis,” kata Sonny.